Peran Yahya bin Umar seringkali terabaikan saat membincangkan legenda kepahlawanan Robin Hood, padahal tanpa sosok yang minta dirinya dipanggil "John" oleh Robin ini, bisa dikatakan bangsawan Locksley ini tidak akan berdaya menghadapi Sherif Nottingham. Demikian kesimpulan yang akan kita ambil setelah menonton film Robin Hood produksi Summit Entertainment tahun 2018, hasil kolaborasi Lionsgate Company dengan beberapa asosiasi film seperti TIK Films (Hong Kong) Limited, dan Thunder Road Films.
Penulis lalu mencoba menelusuri jejak Little John atau Yahya bin Umar dalam buku legendaris terbitan London (1822) berjudul Robin Hood: Being a Complete History of All The Notable and Merry Exploits Performed by Him and His Men on Many Occasions oleh William Darton dan buku berjudul Robin Hood karya Stephen Colbourn terbitan MacMillan Readers. Kedua buku itu ternyata hanya menyebut "Little John" dan tidak pernah menuliskan Yahya bin Umar.
Versi dalam buku karya William Darton, Robin Hood sudah bertemu dengan Little John saat masih berumur 13 tahun, bertepatan dengan perayaan Natal. Dituliskan pula bahwa Little John adalah anak laki-laki yang pandai bermain dan melakukan banyak trik, dan Robin Hood pasti akan senang melihatnya.
The StrangerÂ
Versi berbeda tentang pertemuan Robin Hood dengan Little John kami temukan dalam buku Robin Hood karya Stephen Colbourn dan John Milne sebagai Founding Editor. Pertemuan Robin dengan pria yang juga dijuluki "The Stranger" atau "orang asing" itu terjadi saat Robin dan Group of Khnigts (Kelompok Para Ksatria) melakukan perjalanan melewati Hutan Sherwood untuk mencari informasi tentang Sherif Nottingham. Mereka lalu bertemu dengan orang asing yang berdiri di ujung jembatan yang menghubungkan dua sisi sungai yang harus mereka seberangi.
"Seorang asing datang dari arah berlawanan. Orang asing itu dan Robin berdiri di kedua ujung jembatan. Keduanya membawa tongkat. Orang asing itu sangat tinggi dan berbadan besar. Dia adalah pria terbesar yang pernah dilihat Robin," demikian dituliskan oleh Stephen Colbourn. Selain berpostur tinggi besar sehingga dituliskan pula sebagai The Biggest Man, orang asing itu juga digambarkan memiliki wajah yang tampan dan bermuka cerah.
Adapun nama Little John atau John Little diperkenalkan sendiri oleh orang asing itu saat menjawab pertanyaan Robin Hood tentang siapa namanya. Orang asing itu berkata, "I am called John Little." Nama John ini pula yang disebut oleh Yahya bin Umar, saat Robin kesulitan menyebutkan nama "Yahya".
Meski kemudian mereka berdua bersatu melawan kezaliman Sherif Nottingham, tetapi sebelumnya keduanya sempat bertarung di atas jembatan yang terbuat dari dahan atau cabang pohon. Colbourn menulis, "Kedua pria itu kuat. Mereka bergerak maju mundur di sepanjang cabang pohon yang sempit saat bertarung."
Yahya bin Umar
Jika dalam buku William Darton dan Stephen Colbourn sosok orang asing yang membantu Robin Hood disebut Little John, lalu dari mana nama Yahya bin Umar? Penulis menemukan nama dan sosoknya yang juga bertubuh tinggi besar di film berjudul Robin Hood sebagaimana disinggung di awal tulisan. Di film ini, pertemuan Robin Hood dan Yahya bin Umar justru terjadi dalam latar Perang Salib.
Di film ini, Yahya bin Umar yang rela melebur dalam kehidupan Robin dengan nama John adalah sosok di balik ketegaran Robin pasca trauma Perang Salib. John pula yang menjadi motivator ulung Robin saat galau menerima kenyataan Marian menikah pasca dirinya dikabarkan tewas dalam perang, dan yang paling menentukan Johnlah sosok di balik keahlian memanah dan strategi brilian Robin menghadapi Sherif. John tidak hanya bertubuh kekar dan berfisik prima tetapi juga memiliki kecerdasan memanfaatkan peluang. Maka membicarakan kepahlawanan dan kesuksesan Robin menjalankan misinya, bekas musuh Robin di Perang Salib yakni Yahya bin Umar atau John juga harus mendapatkan tempat.
Simpati Yahya bin Umar terhadap Robin Hood bermula saat ia beserta putranya tertangkap oleh legiun tentara Salib. Saat putra Yahya akan dieksekusi, Robin berusaha menyelamatkannya dengan alasan tidak boleh membunuh tahanan yang tidak bersenjata. Meski Robin gagal menyelamatkan putranya, Yahya terlanjur bersimpati kepada Robin. Ia lalu menyelundup ke kapal yang berlayar membawa Robin kembali ke Inggris.
Singkatnya, keduanya lalu bersahabat dan bahu-membahu melawan kezaliman Sherif Nottingham. Caranya melakukan perampokan terhadap uang Sherif yang dikumpulkan dari pajak penduduk dengan alasan kepentingan perang suci. Robin dan Yahya dipertemukan oleh kepentingan yang sama yaitu menghentikan perang dan melawan usaha penggelapan pajak yang dilakukan oleh sang Sherif.
Yahya bin Umar yang meminta Robin memanggilnya dengan sapaan John bukan hanya menjadi pelatih Robin mengasah skill memanahnya, tetapi juga membantu aksi-aksi perampokan sang bangsawan Locksley. John juga yang menyelamatkan Robin saat tertangkap oleh tentara Sherif menjelang akhir cerita dalam film Robin Hood.
Kelompok "Penjahat" The Merry Men
The Merry Men adalah sebutan bagi kelompok pengikut Robin Hood dalam literatur dan cerita rakyat Inggris. Jika mengacu pada buku Stephen Colbourn. mereka awalnya disebut Group of Khnigts (Kelompok Para Ksatria) yang menjadikan Hutan Sherwood sebagai basis gerakan mereka. Meski disebut "penjahat" tetapi kelompok pimpinan Robin Hood ini dikenal sangat baik oleh penduduk.
Di Merry Men, Little John bisa dikatakan orang penting kedua bahkan ada yang menulisnya dengan pangkat setingkat Letnan Kepala. Tokoh penting lainnya dalam kelompok "penjahat" Robin Hood ini di antaranya adalah istrinya, Maid Marian dan sahabatnya Friar Tuck serta Will Scarlet. Jika mengacu pada film Robin Hood, maka tokoh yang terakhir ini pernah menjadi suami Marian saat Robin dikabarkan meninggal oleh Sherif. Scarlet pula yang diperlihatkan menggantikan Sherif Nottingham yang mati terbunuh di tangan John.
Mencari Persamaan dan Perbedaan
Dia akhir tulisan ini kami mencoba menemukan persamaan sosok Little John dalam buku William Darton dan Stephen Calbourn dengan film Robin Hood produksi Summit Entertainment.
Di buku Darton dan Calbourn, kami menemukan titik temu yakni kerja sama keduanya dituliskan dalam kedua buku tersebut dan mereka juga menjadikan hutan sebagai "markas" perjuangan.
Hal ini di antaranya dituliskan oleh William Darton bahwa saat Robin Hood dan seratus orang ksatria pengikutnya menyandera Sherif Nottingham ke dalam hutan, Little John sempat bertanya padanya "Apa keinginanmu, Tuan?"
"Aku telah membawa Seriff dari Nottingham ke sini," kata Robin Hood.
"Hari ini, untuk makan malam bersamaku," lanjut Robin
"Dia diterima," kata Little John.
"Kuharap dia akan membayar kita dengan baik untuk makan malamnya," kata Robin Hood lagi. Ia lalu menyuruh Seriff duduk di bawah pohon; dan setelah mereka semua makan dan minum cukup, dia membuka tas Seriff, dan mengeluarkan tiga ratus pound miliknya. Dia kemudian mendudukkan Seriff di palprey-nya lagi, dan membiarkannya keluar dari hutan.
"Ingatlah aku dengan baik kepada istrimu," kata Robin Hood; dan pergi sambil tertawa.
Lalu bagaimana dengan film Robin Hood? Di film ini, Robin Hood dan John atau Yahya bin Umar menjadikan puri milik Robin yang sudah terbengkalai dan tidak terawat sebagai tempat tinggal mereka. Diperlihatkan bahwa Robin, istrinya, Marian dan John beserta ratusan orang Nottingham yang bangkit melawan Sherif baru memasuki hutan di akhir film.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H