Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa "Pembelaan" AS untuk Rafah dan Benarkah Jusuf Kalla Mediator dengan Israel?

11 Mei 2024   08:04 Diperbarui: 11 Mei 2024   08:04 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu apa di antara alasan AS tidak mendukung operasi militer Israel di Rafah? Dikutip dari VOA Indonesia (10/5/2024), sekutu Zionis ini mengingatkan Israel bahwa serangannya ke Rafah akan memberikan kemenangan strategis kepada Hamas mengingat Rafah adalah benteng terakhir Hamas. Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby mengingatkan bahwa operasi besar di Rafah justru akan memperkuat Hamas di meja perundingan. AS juga menyatakan bahwa masih ada cara alternatif menyerang Hamas tanpa menggelar operasi darat yang besar ke Rafah.

Benarkah Jusuf Kalla Diminta Menjadi Mediator dengan Israel?

Informasi bahwa Jusuf Kalla (JK) diminta menjadi mediator penyelesaian konflik Hamas dengan Israel telah diberitakan oleh beberapa media nasional. Kompas.tv (7/5/2024) memberitakan bahwa Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 telah diminta oleh pihak Hamas agar dirinya menjadi mediator perdamaian dengan Israel. Ia juga menyampaikan bahwa pertemuannya dengan Hamas didampingi oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur pada Minggu (5/5/2024) lalu. Tetapi menurut JK, upaya perdamaian antara Palestina dan Israel akan sulit dilaksanakan sebab Hamas dan Fatah harus bersatu terlebih dahulu. Anggota delegasi JK, Hamid Awaluddin menerangkan bahwa JK bertemu dengan Pejabat Biro Politik yang sekaligus Wakil Kepala Urusan Internasional Hamas, Dr. Basem Naim.  

Seruan JK agar Hamas dan Fatah bersatu juga dilansir Tempo.co (8/5/2024). Hamid Awaluddin menambahkan bahwa pada kesempatan itu JK juga menyinggung kontribusi kemanusiaan PMI di Gaza tanpa memandang negara, ideologi ataupun agama, tetapi semua itu hanya bisa dilakukan jika Hamas bersatu dengan Fatah. Menurut Mantan Menteri Hukum dan HAM RI, petinggi Hamas saat itu menyatakan kesediaannya duduk bersama dengan Fatah, jika JK bersedia menjadi mediator. Selain bertemu dengan tokoh Hamas, JK juga menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim untuk membicarakan usaha perdamaian di Palestina.

Meski demikian, kita tentu masih menunggu kesediaan JK, meski hal tersebut bukan sesuatu yang mustahil mengingat pada Oktober 2023, JK bersama tim sudah pernah memediasi penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina. Pembicaraan ketika itu terhenti karena serangan mendadak Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 yang akhirnya memicu invasi besar Israel ke Gaza dan kini memasuki Rafah. JK sebelumnya juga pada 2019 pernah memediasi konflik antara Palang Merah Israel dengan Bulan Sabit Merah Palestina. JK memang kerap dihubungi oleh pihak Palestina untuk membantu memediasi penyelesaian konflik dengan Israel karena mereka menginginkan ada pihak independen yang terlibat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun