Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hikmah Segerakan Berbuka dan Keajaiban Berbuka dengan Kurma dan Air Putih Terlebih Dahulu

13 Maret 2024   07:30 Diperbarui: 13 Maret 2024   07:31 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pendapat sebagian orang bahwa berbuka dengan makanan yang manis tidak harus dengan kurma, yang penting berbuka dengan makanan yang manis-manis. Alasannya kurma bukan tumbuhan endemik Indonesia.

Argumen di atas dapat dibantah dengan mengajukan dua pertanyaan. Pertama, apakah makanan manis atau minuman manis dapat menggantikan khasiat yang dikandung oleh kurma? Kedua, bukankah saat ini kurma sudah mudah didapatkan meski bukan tumbuhan endemik di negara kita?

Agar lebih menambah keyakinan kita tentang keajaiban kurma, penulis pilihkan penjelasan ulama besar, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitab Zaadul Ma'ad ini menjelaskan bahwa di dalam ruthab dan tamr (kurma basah dan kurma kering) ada rahasia menakjubkan bagi orang yang berpuasa. Ibnul Qayyim menerangkan tentang hal ini dengan mengatakan: "Sesungguhnya bila jantung atau perut sedang lapar, sesuatu yang manis paling baik dan cocok bagi lambung adalah kurma. Kurma itu manis cocok saat rasa lapar, dan ia adalah yang terbaik dan cocok dengan lambung dalam keadaan lapar."

Dengan demikian, bagaimana mengolaborasi anjuran ini dengan kearifan lokal berbagai daerah di Indonesia yang dikenal banyak memiliki aneka makanan tradisional untuk berbuka? Jawabannya sederhana, kita menjadikan kurma sebagai makanan pembuka saat berbuka, setelah itu kita dapat menambahnya dengan makanan manis lainnya.

Berbuka dengan Memulai Minum Sedikit Air

Berbuka dengan memulai minum sedikit air juga dijelaskan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Zaadul Ma'ad bahwa Nabi SAW menyegerakan berbuka puasa dan mengakhirkan sahur serta yang menganjurkan yang demikian itu. Beliau menganjurkan berbuka dengan kurma. Jika tidak ada, maka dengan air. Ini merupakan kesempurnaan syafaat dan nasihat beliau kepada umatnya. Karena memakan sesuatu yang manis, sementara perut dalam keadaan kosong, lebih mudah diterima dan lebih menambah kekuatan. Terutama kekuatan pandangan. Tentang air, maka organ dalam menjadi kering karena puasa. Jika dibasahi dengan air, maka fungsi untuk menerima makanan setelah itu menjadi lebih baik. Karena itu orang yang dalam keadaan haus dan lapar, lebih baik meminum sedikit air sebelum memakan makanan.

Jadi, nasihat penting dari bagian ini dapat ditegaskan dalam dua hal. Pertama, menyegerakan berbuka bukan hanya mengikuti sunah tetapi juga untuk menyelisihi praktik ibadah umat Yahudi. Kedua, berbuka dengan kurma dan air putih terlebih dahulu. Setelah itu dapat menambahnya dengan makanan lain secukupnya, yang penting menyegerakan salat Magrib, terutama secara berjamaah. Melewatkan salat berjamaah di saat kesempatan ada tentu membuat Ramadan kita kurang maksimal nilainya. Minimal berjamaah dengan keluarga di rumah, jika ada halangan berat untuk ke masjid. Semoga kita diberi kekuatan untuk memaksimalkan Ramadan tahun ini dengan mengejar keutamaan nilai setiap tahapan ibadah kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun