Jika dibandingkan beberapa prediksi media asing di atas, maka terjadi pro-kontra di antara mereka tentang harapan Indonesia di tangan Prabowo. BBC dan Reuters memberi pesan bahwa Prabowo Subianto bisa saja melepaskan diri dari pengaruh Jokowi dalam menjalankan pemerintahannya. Sedangkan The Japan Times dan The New York Times lebih mengomentari masa depan politik luar negeri Indonesia yang diprediksi semakin kuat. Adapun The Economist justru mengkhawatirkan masa depan demokrasi Indonesia.
Tentu kita tak dapat berspekulasi manakah di antara prediksi media asing yang akan menjadi kenyataan, tetapi tidak ada salahnya prediksi mereka menjadi bahan literasi politik bagi kita. Sebagai warga negara tentu kita berharap yang terbaik dari puncak pimpinan negeri ini, yakni menjaga kehormatan bangsa dalam pergaulan internasional tetapi tetap menjaga iklim kondusif demokrasi di dalam negeri. Hal ini dapat kita kaitkan dengan dua pemimpin negara maju yang bukan lagi sekadar memberikan ucapan selamat tetapi sudah membicarakan hubungan bilateral atau kerja sama seperti China dan Singapura.
Kita bisa bayangkan begitu besar semangat kedua negara ini untuk membangun atau mengembangkan kerja sama. Mereka cukup menggunakan data quick count bahkan hanya sehari pasca Pilpres. Mereka merasa tak perlu menunggu hasil real count KPU tuntas, karena data per 16 Februari baru masuk sekitar 50 persen.