Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Diserang? Jokowi Komentar? Ini Kata Pakar, Media Online, hingga Nilai dan Survei

10 Januari 2024   10:19 Diperbarui: 10 Januari 2024   10:33 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capres Prabowo Subianto saat berbicara di konsolidasi relawan di Riau (sumber: video Kompas TV)

Mungkin kita semua masih ingat dengan istilah "ndasmu etik" yang pernah viral di media sosial. Istilah ini diungkap oleh Capres Prabowo Subianto di acara internal partai pengusungnya. Kita dengan mudah memahami bahwa istilah "ndasmu etik" diucapkan oleh Prabowo untuk merespon pertanyaan Anies Baswedan dalam Debat Capres putaran pertama. Saat itu, Anies menanyakan bagaimana perasaan Prabowo terkait apa yang dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) sehingga meloloskan Gibran sebagai pasangannya.

Serangan Anies: Prabowo Melecehkan Etika

Anies ternyata punya alasan mempersoalkan kembali etika di Debat Capres putaran kedua. Ia menganggap Prabowo telah melecehkan etika setelah Debat Capres putaran pertama. 

Mungkin yang dimaksud oleh Anies adalah respon Prabowo setelah ditanya tentang perasaannya terkait lolosnya Gibran menjadi Cawapresnya. 

Respon dimaksud sebagaimana ditunjukkan oleh Prabowo di internal partai pengusungnya yang seakan-akan mengolok-olok pertanyaan Anies tentang etika hingga melahirkan istilah "ndasmu etik". 

Bedanya kali ini Anies menambah "amunisi"nya dengan pengadaan alutsista dan food estate serta kepemilikan lahan Prabowo seluas 340.000 hektar (ha). 

Anies semakin menyerang dengan menyatakan bagaimana mungkin ada personal yang menguasai lahan seluas ini sementara prajuritnya sangat kesulitan mendapatkan perumahan. 

Hal ini pun menurut Anies merupakan satu contoh yang tidak etis bagi seorang pemimpin, hingga akhirnya Anies memberikan nilai 11/100 terhadap kinerja Prabowo untuk merespon permintaan Ganjar yang sebelumnya memberi nilai 5/10 untuk kinerja Menteri Pertahanan dan Keamanan di era Jokowi ini.

Momen Anies bertanya kepada Prabowo tentang etika kepemimpinan (sumber: video Kompas TV)
Momen Anies bertanya kepada Prabowo tentang etika kepemimpinan (sumber: video Kompas TV)

Serangan Balik Prabowo: Anies Tidak Beretika dan Menghasut Rakyat 

Respon Prabowo terhadap Anies menyangkut etika sampai memunculkan istilah "ndasmu etik" ternyata bukan tanpa alasan. Prabowo menganggap Anies pun tidak pantas menjadi contoh atau tidak memberikan contoh tentang etika. 

Ia dianggap gambaran calon pemimpin yang menghasut dan memprovokasi rakyat. Bisa jadi bagi Prabowo, serangan Anies kepadanya di Debat Capres pertama tentang perasaannya terkait langkah MK meloloskan Gibran adalah bentuk hasutan atau provokasi kepada rakyat.

Tuduhan berikutnya terhadap Anies adalah menyebarkan berita bohong sebagaimana dilayangkan oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran melalui Wakil Ketua TKN, Habiburokhman. 

Menurutnya, Prabowo tidak memiliki lahan 340.000 ha. Berikutnya, apa yang dimiliki oleh Prabowo saat ini adalah hasil kerja yang halal. Ia lalu menyayangkan Anies menyampaikan berita bohong saat Debat Capres kedua dan menganggap Prabowo tidak peduli dengan kesejahteraan prajuritnya. Ia pun mempersilakan publik mencek rekam jejak Prabowo mensejahterakan prajurit hingga ke akar rumput.

Respon TKN ini untuk menjawab tuduhan kepemilikan 340.000 hektar lahan Prabowo yang dilayangkan oleh Anies saat Debat putaran kedua. Prabowo sendiri saat itu sudah langsung membantah data yang disampaikan oleh Anies. 

Lebih lanjut Prabowo kembali membantah tuduhan Anies saat melakukan konsolidasi relawan di Riau. 

Di kesempatan itu ia justru mengatakan bahwa lahan yang dikuasainya melalui Hak Guna Usaha (HGU) bukan hanya 340.000 ha melainkan hampir 500.000 ha. Tetapi ia menjelaskan bahwa lahan itu merupakan tanah milik negara yang dikuasainya melalui HGU, dan ia siap mengembalikannya kapan saja jika negara membutuhkan. Ia juga menjelaskan bahwa lebih baik dirinya yang menguasainya daripada dikuasai oleh pihak asing.

Capres Prabowo Subianto saat berbicara di konsolidasi relawan di Riau (sumber: video Kompas TV)
Capres Prabowo Subianto saat berbicara di konsolidasi relawan di Riau (sumber: video Kompas TV)

Komentar Jokowi dan Pembelaan AMIN

Presiden Joko Widodo terpancing mengomentari Debat Capres putaran kedua, 7 Januari 2024. Menurutnya, debat tidak memperlihatkan aspek substansial atau tidak terkait dengan visi-misi capres tetapi lebih memperlihatkan serangan secara personal. Ia lalu menyarankan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar memperbaiki format debat pada putaran berikutnya. 

Tindakan Jokowi mengomentari debat yang lebih menyerang sisi personal menyebabkan media online menjadi lebih berwarna karena Jokowi menjadi figur yang ikut disorot sehubungan dengan Pilpres 2024. Beberapa media kemudian memutarkan momen dirinya yang mempertanyakan hal serupa dengan Anies saat debat Capres 2019. 

Saat itu Jokowi mempertanyakan lahan yang dikuasai oleh Prabowo. Ia bahkan merinci datanya saat itu yakni 220.000 ha di Kalimantan dan 120.000 di Aceh Tengah. Bedanya dengan Debat Capres 2024, ketika itu Prabowo terlihat lebih tenang saat menjelaskan kepada lawan debatnya bahwa itu adalah Hak Guna Usaha (HGU).

Juru BIcara AMIN, Billy David membantah tudingan bahwa Anies menyerang Prabowo secara personal. Ia menyatakan bahwa apa yang disampaikan Anies termasuk soal data tanah Prabowo masih sesuai dengan aturan dan batasan yang ditentukan. Ia juga membantah tudingan bahwa pernyataan Anies keluar dari substansi. Menurutnya semua pernyataan Anies masih sesuai substansi materi debat ketiga.

Pandangan Pakar Psikologi Politik 

Pendapat yang sedikit berbeda disampaikan oleh pakar psikologi politik Universitas Indonesia (UI), Prof. Hamdi Muluk. Menurutnya, pada debat Capres 7 Januari 2024 tetap ada yang bersifat substansi meskipun ada juga yang terkesan dipaksakan. Misalnya tentang pertanyaan Anies Baswedan terkait etika karena Gibran diterima menjadi cawapres Prabowo. Mestinya hal ini tidak ditanyakan karena tema debat adalah tentang pertahanan dan keamanan. Ia pun mengkhawatirkan pertanyaan tentang etika dapat kembali muncul di debat berikutnya, meskipun temanya tentang energi.

Respon Media Online dan Nilai untuk Capres

Lalu bagaimana respon pemberitaan online pasca Debat Capres putaran kedua kemarin? Kompas mengutip Drone Emprit bahwa data percakapan tentang Anies Baswedan mendominasi pemberitaan online (62,87%) menyusul Ganjar Pranowo (44,67%) dan Prabowo Subianto (42,97%). 

Adapun terkait dengan penampilan kandidat di saat Debat Capres putaran kedua, Litbang Kompas mengemukakan data bahwa nilai Anies dan Ganjar sama dalam hal kemampuan menjawab pertanyaan dengan lancar dan jelas yakni 7,4, sedangkan Prabowo memperoleh nilai 6,9. Adapun menyangkut penampilan di atas panggung nilai Anies beda tipis dengan Ganjar yaitu 7,9 untuk Anies dan 7,8 untuk Ganjar, sedangkan Prabowo memperoleh nilai 7,1. Selanjutnya, Ganjar dianggap paling menguasai permasalahan dengan nilai 7,4 menyusul Anies (7,2) dan Prabowo (6,9).

Situasi Panas Hingga di Luar Panggung Debat

Situasi panas bukan hanya di atas panggung debat, di luar panggung pun itu masih terjadi. Mulai dari pemberitaan tentang Anies yang tidak bersalaman dengan Prabowo pasca debat. Anies beralasan bahwa ia tidak melihat keberadaan Prabowo setelah debat, sedangkan Prabowo beralasan mestinya Anies yang mendatanginya karena dirinya lebih tua.

Berikutnya, situasi juga menjadi panas di luar panggung karena beredar ulasan video Tik Tok yang memperlihatkan Anies dan Muhaimin pasca debat. Keduanya terlihat membuat konten yang mengomentari debat khususnya dengan Prabowo. Situasi panas juga terasa ketika beberapa media memperlihatkan momen Prabowo mengomentari nilai yang diberikan oleh Ganjar dan Anies kepadanya. Terkhusus nilai dari Anies (11/100), Prabowo berujar, "Kalau itu mah dari ente, emang gua pikirin?".

Lebih lanjut lagi, iklim Pilpres juga dibuat semakin panas setelah Anies Baswedan dilaporkan ke Bawaslu oleh Pendekar Hukum Pemilu Bersih (PHPB). Capres no. urut 01 ini dilaporkan karena dianggap menyebarkan fitnah kepemilikan 340.000 ha lahan Prabowo dan anggaran 700 triliun rupiah hanya untuk membeli alutsista bekas.

Panasnya Panggung Debat Tidak Mempengaruhi Survei Elektabilitas

Lalu apakah panasnya panggung debat dan nilai-nilai untuk capres mempengaruhi elektabilitas mereka? Ternyata berdasarkan survei beberapa lembaga, Debat Capres putaran kedua pada 7 Januari 2024 tidak berpengaruh signifikan pada elektabilitas ketiga pasangan. Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA misalnya masih tetap mengunggulkan pasangan Prabowo-Gibran, menyusul Anies-Muhaimin di posisi kedua dan Ganjar-Mahfud ketiga. Adapun lembaga survei lain hanya berbeda versi tentang siapa di antara Anies-Muhaimin atau Ganjar-Mahfud yang akan lolos ke putaran kedua menemani Prabowo-Gibran. Kita tentu masih penasaran, termasuk peluang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud bersinergi di putaran kedua untuk menumbangkan Prabowo-Gibran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun