Respon Prabowo terhadap Anies menyangkut etika sampai memunculkan istilah "ndasmu etik" ternyata bukan tanpa alasan. Prabowo menganggap Anies pun tidak pantas menjadi contoh atau tidak memberikan contoh tentang etika.Â
Ia dianggap gambaran calon pemimpin yang menghasut dan memprovokasi rakyat. Bisa jadi bagi Prabowo, serangan Anies kepadanya di Debat Capres pertama tentang perasaannya terkait langkah MK meloloskan Gibran adalah bentuk hasutan atau provokasi kepada rakyat.
Tuduhan berikutnya terhadap Anies adalah menyebarkan berita bohong sebagaimana dilayangkan oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran melalui Wakil Ketua TKN, Habiburokhman.Â
Menurutnya, Prabowo tidak memiliki lahan 340.000 ha. Berikutnya, apa yang dimiliki oleh Prabowo saat ini adalah hasil kerja yang halal. Ia lalu menyayangkan Anies menyampaikan berita bohong saat Debat Capres kedua dan menganggap Prabowo tidak peduli dengan kesejahteraan prajuritnya. Ia pun mempersilakan publik mencek rekam jejak Prabowo mensejahterakan prajurit hingga ke akar rumput.
Respon TKN ini untuk menjawab tuduhan kepemilikan 340.000 hektar lahan Prabowo yang dilayangkan oleh Anies saat Debat putaran kedua. Prabowo sendiri saat itu sudah langsung membantah data yang disampaikan oleh Anies.Â
Lebih lanjut Prabowo kembali membantah tuduhan Anies saat melakukan konsolidasi relawan di Riau.Â
Di kesempatan itu ia justru mengatakan bahwa lahan yang dikuasainya melalui Hak Guna Usaha (HGU) bukan hanya 340.000 ha melainkan hampir 500.000 ha. Tetapi ia menjelaskan bahwa lahan itu merupakan tanah milik negara yang dikuasainya melalui HGU, dan ia siap mengembalikannya kapan saja jika negara membutuhkan. Ia juga menjelaskan bahwa lebih baik dirinya yang menguasainya daripada dikuasai oleh pihak asing.
Komentar Jokowi dan Pembelaan AMIN
Presiden Joko Widodo terpancing mengomentari Debat Capres putaran kedua, 7 Januari 2024. Menurutnya, debat tidak memperlihatkan aspek substansial atau tidak terkait dengan visi-misi capres tetapi lebih memperlihatkan serangan secara personal. Ia lalu menyarankan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar memperbaiki format debat pada putaran berikutnya.Â
Tindakan Jokowi mengomentari debat yang lebih menyerang sisi personal menyebabkan media online menjadi lebih berwarna karena Jokowi menjadi figur yang ikut disorot sehubungan dengan Pilpres 2024. Beberapa media kemudian memutarkan momen dirinya yang mempertanyakan hal serupa dengan Anies saat debat Capres 2019.Â