Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Model Edutainment if History di Era Society 5.0

9 Desember 2023   07:57 Diperbarui: 9 Desember 2023   08:07 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsep dasar edutainment (sumber: ppt nara sumber)

Alasan berikutnya mengapa pembelajaran harus menyenangkan, karena mengutip Primadi (2000) bahwa belajar, berpikir dan berkreasi merupakan proses imajinasi yang akan terhambat bila pembelajaran bernuansa "ancaman". Hal ini karena kapasitas syaraf untuk berpikir mengecil bila otak menerima ancaman. Jika ini terjadi berarti otak dibajak secara emosional. Maka, mengutip Peter Kline dalam Revolusi Cara Belajar, belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana menyenangkan.

Pemilihan metode Edutainment If History merupakan upaya menciptakan pembelajaran menyenangkan yang sesungguhnya merupakan amanat Undang-Undang (UU). Menurut Dr. Wawan yang pernah menjadi instruktur nasional kurikulum (2013), terkadang hal ini dilupakan oleh guru padahal pembelajaran yang menyenangkan telah diamanahkan dalam UU No. 20 Pasal 40 ayat 2: "Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis."

Begitupun dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 19/2005 Pasal 19 ayat 1: "Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologi siswa."

Konsep Edutainment If History

Edutainment secara sederhana merupakan kolaborasi atau perpaduan antara edukasi (pendidikan) dengan entertainment (hiburan). Dengan demikian, edutainment diartikan sebagai pendidikan yang menyenangkan. Lalu apa asumsi pembelajaran dengan model ini? Berdasarkan Hamruni (2008), ada tiga asumsi pembelajaran edutainment yaitu: pertama, perasaan positif-negatif yang akan mempercepat atau memperlambat pembelajaran; kedua,  potensi nalar dan emosi yang akan mempengaruhi loncatan prestasi; dan ketiga, motivasi yang akan mewujudkan hasil belajar yang optimal.

Konsep dasar edutainment (sumber: ppt nara sumber)
Konsep dasar edutainment (sumber: ppt nara sumber)

Adapun karakteristik dan konsep edutainment adalah lingkungan nyaman dan mendukung, materi relevan dan bermakna, paham dalam menyerap dan mengolah informasi, membangun kerja sama antar peserta didik, memaknai dan menilai yang dipelajari, aktivitas fisik sebagai bagian proses belajar, belajar melibatkan mental dan tindakan, serta rancangan pembelajaran mengakomodir kecerdasan (Hamruni, 2008).

Hemat penulis, tetap ada tantangan dalam menerapkan model edutainment secara umum. Perencanaan yang tidak matang dapat menyebabkan sisi entertainmentnya mendominasi saat menerapkannya. Ini tentu dapat menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Jika guru dan anak didik terlalu larut dalam sisi entertainmentnya, maka justru mematikan nalar kritis terutama pada level Higher Order Thinking Skill (HOTS) yang juga menjadi ciri pembelajaran abad ke-21.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun