Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sulawesi Utara Ikut Menegakkan NKRI: Waspadai Isu SARA Terkait Konflik di Palestina

2 Desember 2023   14:06 Diperbarui: 2 Desember 2023   15:44 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Holocaust yang berada di samping Sinagoge Shaar Hasyamayim di Tondano, Minahasa, Sulut (Kompas.com)

Menyusul Manado, markas Belanda di Tomohon juga diserang pada sore harinya. Bertindak sebagai pemimpin serangan adalah Sersan (KNIL) Frans Bisman yang pernah memperkuat operasi kapal selam Sekutu di Tarakan dan Manado pada 1944. Jeep komando yang dikendarai oleh Frans Bisman ini dipasangi bendera merah putih di bagian depan. Setelah melalui perundingan alot dengan perantara Komandan Polisi Samsuri, Komandan KNIL di Tomohon, Letkol De Vries dan anak buahnya bersedia menyerah setelah mendengar kekuatan pasukan Sersan Frans Bisman. 

Operasi lain ditujukan ke daerah pedalaman Minahasa di bawah pimpinan Freddy Lumanauw. Setiap aksi disertai dengan penurunan bendera Merah-Putih-Biru untuk diganti dengan bendera Merah-Putih. Hal ini terjadi di kantor-kantor pemerintah dan polisi. Operasi lainnya ke kamp tawanan Jepang di Girian dipimpin oleh Maurits Rotinsulu. Operasi ini juga berhasil menahan tentara Belanda termasuk Letnan Van Emden di asrama tentara Belanda di Girian. Saat ia dibawa ke Manado, sepanjang jalan rakyat bersorak-sorak "Hidup Merah Putih."

Dengan demikian, para pejuang di Sulawesi Utara terutama di Minahasa dan Manado telah mewariskan amanah sejarah yang harus dijaga yaitu keutuhan NKRI. Semoga konflik yang sempat terjadi di Bitung tidak berlanjut setelah adanya kesepakatan damai kedua pihak yang sempat bentrok karena ini mengancam keutuhan NKRI kita. Tetap waspada dengan aksi provokator yang suka memancing di air keruh untuk kepentingan kelompok mereka sendiri.

Pintu depan Museum Holocaust (CNN Indonesia)
Pintu depan Museum Holocaust (CNN Indonesia)

Perlu Klarifikasi Saat Museum Holocaust Kembali Disorot

Berikutnya, tentang keberadaan Museum Holocaust diperlukan kemampuan menahan diri bagi rakyat Indonesia agar tidak membesar-besarkan isu ini. Jangan sampai ada kelompok yang memanfaatkan isu ini untuk kepentingan mereka. Apalagi sejak awal peresmian, kehadiran museum ini telah menimbulkan pro dan kontra bahkan ada yang memintanya untuk ditutup. 

Terbaru, keberadaan museum ini kembali disorot sehubungan dengan bentrok massa pendukung Palestina dengan massa pro Israel di Bitung. Masyarakat dan pemerintah tentu harus melakukan klarifikasi terkait merebaknya kembali isu ini dalam hubungannya dengan agresi Israel di Gaza. Membiarkan suatu isu menggelinding sendiri tanpa ada usaha mengendalikan lajunya akan berbahaya karena dapat menciptakan opini yang sesat dan menyesatkan.

Akhirnya, masyarakat Indonesia secara umum dan Sulawesi Utara secara khusus harus mengenang kembali perjuangan Sulawesi Utara mendirikan dan menegakkan pilar NKRI. Jangan cederai dan khianati amanah sejarah dengan sikap yang justru mengancam keutuhan NKRI. Kita tidak ingin sebuah isu menyebabkan perpecahan di NKRI. Sudah cukup kita merasakan derita karena konflik berdarah berbau SARA seperti di Ambon, Sampit dan Poso.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun