Jadi, di balik penampilan para tentara wanita Israel yang terlihat gagah berseragam militer, sesungguhnya ada kontroversi di tengah kehidupan mereka, dan untuk itu memang diperlukan mental yang kuat. Apalagi bagi mereka yang berasal dari Muslim-Arab, karena bisa jadi ada yang melabeli mereka penghianat perjuangan karena kesediaan mereka menjadi "mesin pembunuh" bagi warga Palestina sendiri.
Kontroversi Skandal Seksual Tentara Wanita Israel
Hal ini telah dipublish oleh beberapa media nasional sejak awal Oktober. Meski demikian, kasus seperti ini masih diselimuti kontroversi. Ada yang menyebut bahwa beberapa tentara wanita yang ditugaskan sebagai sipir penjara dan masih dalam masa wajib militer terlibat skandal dengan pria Palestina yang yang merupakan tahanan kasus terorisme karena terlibat dalam pembunuhan warga sipil Israel. Versi lain menyebutkan bahwa pria Palestina itu yang memaksa sipir penjara melakukan hubungan dengannya.
Meskipun kontroversi, tetapi kasus ini menyebabkan pemerintah Israel melalui Menteri Keamanan mengambil langkah mengeluarkan tentara wanita Israel dari wajib militer di tahanan-tahanan Israel. Hal ini pun ditindaklanjuti oleh komandan layanan penjara Israel yang membebastugaskan tentara wanita dari penjagaan keamanan penjara. Meski demikian, hal ini dilakukan secara bertahap karena untuk menggantikan seribuan tentara wanita penjaga keamanan penjara itu diperlukan proses perekrutan yang diperkirakan hingga pertengahan tahun 2025.
Demikianlah kontroversi yang dapat penulis sajikan terkait keberadaan tentara wanita dalam kesatuan IDF berdasarkan penelusuran terhadap berbagai sumber. Semoga dapat menambah wawasan tentang sisi lain konflik Israel-Hamas, sekaligus sisi lain kehidupan wanita yang tidak selamanya identik dengan feminisme. Ini juga menambah wawasan kita tentang pandangan sebagian wanita Muslim-Arab tentang emansipasi, terlepas dari kepentingan mereka bersedia mengabdikan diri bagi Israel. Apalagi bukan hanya Israel yang merekrut wanita untuk terjun ke militer, Palestina pun melakukan hal yang sama. Bahkan mereka juga merekrut para wanita untuk menjadi pasukan pengawal presiden.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H