Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Batalyon Caracal: Mengungkap Kontroversi Tentara Wanita Israel

1 Desember 2023   13:28 Diperbarui: 1 Desember 2023   13:28 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Personil Batalyon Caracal (Intisari Online)

Jadi, di balik penampilan para tentara wanita Israel yang terlihat gagah berseragam militer, sesungguhnya ada kontroversi di tengah kehidupan mereka, dan untuk itu memang diperlukan mental yang kuat. Apalagi bagi mereka yang berasal dari Muslim-Arab, karena bisa jadi ada yang melabeli mereka penghianat perjuangan karena kesediaan mereka menjadi "mesin pembunuh" bagi warga Palestina sendiri.

Kontroversi Skandal Seksual Tentara Wanita Israel

Hal ini telah dipublish oleh beberapa media nasional sejak awal Oktober. Meski demikian, kasus seperti ini masih diselimuti kontroversi. Ada yang menyebut bahwa beberapa tentara wanita yang ditugaskan sebagai sipir penjara dan masih dalam masa wajib militer terlibat skandal dengan pria Palestina yang yang merupakan tahanan kasus terorisme karena terlibat dalam pembunuhan warga sipil Israel. Versi lain menyebutkan bahwa pria Palestina itu yang memaksa sipir penjara melakukan hubungan dengannya.

Meskipun kontroversi, tetapi kasus ini menyebabkan pemerintah Israel melalui Menteri Keamanan mengambil langkah mengeluarkan tentara wanita Israel dari wajib militer di tahanan-tahanan Israel. Hal ini pun ditindaklanjuti oleh komandan layanan penjara Israel yang membebastugaskan tentara wanita dari penjagaan keamanan penjara. Meski demikian, hal ini dilakukan secara bertahap karena untuk menggantikan seribuan tentara wanita penjaga keamanan penjara itu diperlukan proses perekrutan yang diperkirakan hingga pertengahan tahun 2025.

Demikianlah kontroversi yang dapat penulis sajikan terkait keberadaan tentara wanita dalam kesatuan IDF berdasarkan penelusuran terhadap berbagai sumber. Semoga dapat menambah wawasan tentang sisi lain konflik Israel-Hamas, sekaligus sisi lain kehidupan wanita yang tidak selamanya identik dengan feminisme. Ini juga menambah wawasan kita tentang pandangan sebagian wanita Muslim-Arab tentang emansipasi, terlepas dari kepentingan mereka bersedia mengabdikan diri bagi Israel. Apalagi bukan hanya Israel yang merekrut wanita untuk terjun ke militer, Palestina pun melakukan hal yang sama. Bahkan mereka juga merekrut para wanita untuk menjadi pasukan pengawal presiden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun