Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi salah satu pemimpin negara yang konsen menyuarakan perlunya penyelesaian konflik dan tragedi kemanusiaan akibat konflik Israel-Hamas di Palestina. Ia menunjukkan keheranannya jika masih saja terjadi pembantaian di Jalur gaza. Ia bahkan mengutuk keras agresi Israel ke wilayah Palestina ini. Ia pun menghimbau agar akar konflik Israel-Palestina harus segera diselesaikan.
Adapun aksi dukungan masyarakat yang paling monumental adalah aksi bela Palestina di kompleks Monumen Nasional (Monas) pada 5 November 2023 lalu. Aksi ini bukan hanya murni dihadiri oleh masyarakat tetapi juga beberapa tokoh nasional dan pejabat penting negara seperti Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dan Menteri Agama, Gus Yaqut Kholil Qaumas serta beberapa tokoh lintas agama, tidak ketinggalan juga sejumlah artis. Selain itu, di berbagai daerah juga gelombang aksi bela Palestina masih terus terjadi.
Pembelaan Indonesia di Forum Internasional
Forum internasional pertama yang menjadi momen kemunculan Indonesia sebagai pembela Palestina dalam konflik dengan Israel pada tahun 2023 ini adalah Sidang Umum ke-78 PBB pada 23 September 2023. Melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, Indonesia bersuara lantang menyatakan tidak akan mundur sedikit pun dalam mendukung Palestina. Retno bukan hanya meminta dunia untuk membela Palestina tetapi juga Afghanistan. Saat Majelis Umum PBB menggelar voting untuk menyerukan gencatan senjata, Indonesia juga menjadi salah satu negara yang mendukung rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata Israel-Hamas di Palestina.
Selain melalui PBB, Indonesia juga berperan aktif mendukung Palestina dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), misalnya saat Presiden Jokowi berpidato di KTT Luar Biasa OKI di Riyadh, Arab Saudi pada 11 Nopember 2023. Di kesempatan itu, Jokowi menyinggung kekejaman Israel yang sudah berlangsung lebih dari satu bulan, dan dari 7,9 miliyar penduduk dunia dan lebih dari 190 pemimpin negara tak ada satu pun yang sanggup menghentikan kekejaman ini. Ia lalu mendorong agar OKI bersatu dan menjadi yang terdepan dalam menyelesaikan masalah ini. Ia juga mendorong segera diadakannya gencatan senjata. Ia lalu mengkritik Israel yang mengeluarkan narasi Self Defence dan terus melakukan pembantaian terhadap rakyat sipil. Selain itu, Jokowi mengusulkan bahwa bantuan kemanusiaan harus dipercepat dan diperluas jangkauannya. Ia menyinggung bantuan kemanusiaan dari Indonesia dan berjanji akan menambahkannya di masa depan, tetapi ia menyatakan keprihatinannya atas gangguan Israel terhadap rumah sakit Indonesia di Gaza Utara.
Sebagai tindak lanjut dari KTT Luar Biasa OKI, Presiden Jokowi bersama pemimpin negara Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, Turki dan Nigeria mendapat mandat dari OKI dan Liga Arab untuk memediasi penghentian perang di Jalur Gaza dan melakukan proses politik untuk mewujudkan perdamaian di Palestina. KTT luar biasa OKI sendiri menghasilkan resolusi berisi 31 poin keputusan yang sangat tegas di antaranya mengecam agresi Israel di Gaza dan mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB mengeluarkan resolusi untuk menghentikan kekejaman Israel.
Indonesia Melobi Amerika Serikat
Meninggalkan KTT OKI, Presiden Jokowi melakukan kunjungan bilateral ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden di Gedung Putih pada 13 Nopember 2023. Kepada Joe Biden, Jokowi menyampaikan harapan perlunya menghentikan kekejaman Israel di Gaza dan segera melakukan gencatan senjata. Sayangnya, Joe Biden justru mengalihkan pembicaraan ke hubungan bilateral AS dengan Indonesia.