Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Silsilah dan Kisah Bani Israil: Perjalanan Panjang ke Baitul Maqdis

3 November 2023   13:50 Diperbarui: 3 November 2023   15:15 1422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bani Israil adalah salah satu suku bangsa yang banyak diabadikan kisahnya dalam Al-Quran. Adapun di antara ulama yang menuliskan silsilah dan kisah mereka berdasarkan Al-Quran dan Hadits di antaranya adalah ulama tafsir dan ahli sejarah, Ibnu Katsir dalam kitabnya berjudul "Qashasul Anbiya". Maka silsilah dan lintasan sejarah Bani Israil dalam tulisan kali ini menggunakan rujukan utama kitab yang menuliskan sejarah 34 Nabi dan Rasul ini. 

Silsilah Bani Israil

Dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim alaihissalam (as) memiliki dua putra yang juga menjadi Nabi. Pertama, Ismail yang sejak bayi sudah dibawa oleh ibunya ke Makkah dan menjadi peletak dasar kota Makkah.  Ibrahim as kemudian masih sering menjenguk putranya ini bahkan keduanya membangun kembali Kakbah. Adapun putra Ibrahim as yang kedua bernama Ishaq. Dialah yang kelak menurunkan Bani Israil. Saat usia Ishak menginjak 40 tahun, Allah mengkaruniakan dua anak kembar. Anaknya yang pertama bernama Aish, yang oleh orang Arab disebut nenek moyang bangsa Romawi, dan yang kedua bernama Ya'kub. Disebut Ya'kub (yang kalau diterjemahkan berarti belakangan), karena ia lahir setelah saudaranya. Dia inilah Israil, asal-usul nasab Bani Israil.

Nabi Ya'kub menikahi dua putri pamannya bernama Laya dan Rahil. Saat itu menikahi dua wanita bersaudara lazim berlaku dalam agama mereka, namun kemudian aturan ini dihapus oleh syariat Taurat. Nabi Ya'kub menikahi Rahil berselang tujuh tahun setelah menikahi Yala. Itupun dengan syarat, Nabi Ya'kub harus menggembala kambing milik pamannya selama tujuh tahun.

Anak-anak dari Laya adalah Robil, Syam'un, Lawi, Yahudza, Isakhir, dan Zabalun. Anak-anak dari Rahil adalah Yusuf dan Bunyamin. Empat putra Nabi Ya'kub yang lain masing-masing dua dari budak Laya, dan dua dari budak Rahil. Dengan demikian Nabi Ya'kub memiliki 12 anak lelaki yang semuanya menjadi nenek moyang Bani Israil. Salah satu dari putra Nabi Ya'kub kelak juga menjadi Nabi dan mendapat amanah sebagai bendahara di Mesir. Putra yang dimaksud tidak lain adalah Yusuf as.

Ilustrasi pertemuan Nabi Yakub dengan Yusuf setelah berpisah selama 40 tahun (sumber: Film Nabi Yusuf)
Ilustrasi pertemuan Nabi Yakub dengan Yusuf setelah berpisah selama 40 tahun (sumber: Film Nabi Yusuf)

Bani Israil Memasuki Negeri Mesir

Setelah mendapatkan kemuliaan di Negeri Mesir, Yusuf dipertemukan kembali dengan saudara-saudara dan ayah ibunya. Setelah sekian lama mereka berkumpul dan tinggal di Mesir, Nabi Ya'kub meninggal dunia.  Yusuf memerintahkan para tabib untuk memberikan wewangian di sekujur tubuh ayahnya, lalu jenazah ayahnya disemayamkan selama 40 hari dengan wewangian itu. Setelah itu Yusuf meminta izin kepada Raja Mesir untuk pergi mengubur jenazah ayahnya di dekat makam keluarganya, raja mengizinkan. Sejumlah pembesar dan orang-orang Mesir yang dituakan juga ikut mengantar. Setelah tiba di Hebron, mereka mengubur jenazah Nabi Ya'kub di sebuah gua yang dibeli Nabi Ibrahim dahulu dari Afran bin Shakr Al-Haitsi. Mereka mengadakan takziyah untuk Nabi Ya'kub selama tujuh hari.

Ahli kitab juga menyebutkan, setelah itu mereka pulang ke Mesir. Saudara-saudara Nabi Yusuf menyampaikan ucapan bela sungkawa kepadanya atas kepergian ayah mereka, dan berbelas kasih padanya. Nabi Yusuf memuliakan merela, memberi tempat yang baik, dan menempatkan mereka di negeri Mesir.

Setelah itu kematian datang menjelang Nabi Yusuf. Ia berwasiat agar jenazahnya mereka bawa saat pergi meninggalkan Mesir, untuk selanjutnya dimakamkan bersama para leluhurnya. Mereka kemudian membalsem jenazahnya lalu mereka letakkan di dalam peti. Jenazah Nabi Yusuf tetap berada di Mesir hingga dibawa oleh Nabi Musa saat pergi meninggalkan Mesir, kemudian dimakamkan di dekat makam para leluhurnya. Mereka, ahli kitab menyebutkan, Nabi Yusuf meninggal dunia dalam usia 120 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun