Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Workshop P3SI, UNM dan AGSI Sulsel: Pentingkan Substansi dalam Sejarah

27 Oktober 2023   07:56 Diperbarui: 27 Oktober 2023   08:10 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Zulkarnain saat memberi sambutan

Perhimpunan Program Studi Pendidikan Sejarah se-Indonesia (P3SI) menggelar Workshop Kurikulum Merdeka dengan tema Penulisan Sejarah Lokal dalam Mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka. Workshop ini hasil kolaborasi dengan Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Sulawesi Selatan. Bertindak selaku Ketua Panitia adalah Dr. Bahri (Pengurus P3SI sekaligus dosen Prodi Sejarah UNM).

Workshop yang dijadwalkan dua hari ini (26-27 Oktober 2023) ini bertempat di Ballroom Gedung B Menara Pinisi UNM Lt. 2. Kegiatan resmi dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) UNM, Prof. Jumadi Sahabuddin. Sekaitan dengan Kurikulum Merdeka, salah satu guru besar termuda di UNM ini mengingatkan agar P3SI jangan hanya berjuang di level struktur karena yang lebih penting adalah substansi.

Prof. Jumadi saat menyerahkan cindera mata kepada pembicara utama Prof. Agus Mulyana (dok. panitia)
Prof. Jumadi saat menyerahkan cindera mata kepada pembicara utama Prof. Agus Mulyana (dok. panitia)

"Kita mungkin hebat dalam metodologi tetapi lupa substansi. Jika ini terjadi berarti kita hebat dalam mengajarkan sesuatu yang salah," ungkapnya memberi peringatan kepada hampir 100 peserta yang terdiri dari dosen dan guru-guru Sejarah.

Hal ini memperkuat apa yang disampaikan oleh Ketua Umum P3SI, Dr. Zulkarnain yang sebelumnya memberikan sambutan. Dosen Universitas Negeri Yogyakarta ini sempat melontarkan kritikan terhadap Capaian Pembelajaran (CP) dalam Kurikulum Merdeka yang dinilainya jauh dari harapan sehingga P3SI, MSI dan AGSI harus berkolaborasi.

Dr. Zulkarnain saat memberi sambutan
Dr. Zulkarnain saat memberi sambutan

Apa yang disampaikan oleh Dekan FISH yang sekaligus Penasihat P3SI dan Ketua Umum P3SI dibuktikan dengan diskusi alot saat workshop yang dipandu oleh Bustan, M. Pd (Ketua Prodi Sejarah UNM). Apalagi nara sumber yang memaparkan materi adalah sejarawan yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Mereka adalah Prof. Agus Mulyana dan Dr. Wawan Darmawan (Universitas Pendidikan Indonesia), Dr. Zulkarnain (Univ. Negeri Yogyakarta), Dr. Jamil (Univ. Mulawarman), dan Dr. Syarifuddin (Univ. Sriwijaya).

Ada beberapa hal menarik yang mengemuka dan menjadi fokus nara sumber dan peserta workshop pada hari pertama, Di antaranya adalah metode dan pendekatan yang dipakai untuk penulisan sejarah lokal dan metode pembelajaran yang dianggao tepat untuk mengajarkan konten sejarah lokal di kelas atau di luar kelas. Diskusi menarik juga sempat terjadi saat Ketua AGSI Sulsel, Nurhayati Ahmad, M. Pd melontarkan pertanyaan yang menyinggung tentang sejarah kontroversial. Beberapa nara sumber terutama Dr. Zulkarnain yang menjadi pembicara terakhir kemudian mengingatkan bahwa dosen dan guru sejarah harus memperkuat analisanya terhadap sumber-sumber sejarah yang ada. Dengan demikian, maka terjawab sudah harapan di awal workshop bahwa yang terpenting sesungguhnya dari sejarah---termasuk sejarah lokal---adalah substansi yang diajarkan. Adapun metode pembelajaran di antaranya berperan menciptakan aktivitas pembelajaran yang bermakna sekaligus menyenangkan.

Panitia, Nara Sumber dan Peserta Workshop (dok. panitia)
Panitia, Nara Sumber dan Peserta Workshop (dok. panitia)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun