Masih dalam Al-Wafa Ibnul Jauzi dikisahkan bahwa ketika Abrahah bersiap-siap untuk masuk ke Makkah dan menyiapkan pasukan gajah, penuntun gajah Abrahah bernama Nufail bin Habib Al-Khats'ami datang dan berbisik pada telinga-telinga gajah, "Merunduklah dan pulanglah kalian ke tempat asal kalian, sebab kalian berada di rumah Allah yang dimuliakan." Gajah-gajah itu pun merunduk. Nufail pergi dan berlindung di pegunungan. Pasukan Abrahah memukul gajah-gajah itu agar berdiri, namun gajah-gajah itu tidak mau berdiri. Maka mereka mengarahkan gajah itu ke arah Yaman. Gajah-gajah itu pun bangkit dan berjalan. Namun ketika mereka mengarahkannya ke arah Makkah, gajah-gajah itu kembali diam.
Pasukan Gajah Menjadi Tumbal Radikalisme Abrahah
Kisah kehancuran pasukan gajah ini dituliskan pula dalam Ar-Rahiq Al-Makhtum Al-Mubarakfuri. Dikisahkan bahwa di saat pasukan Abrahah terus memaksa agar gajahnya berdiri dan merobohkan Ka'bah, Allah mengutus burung-burung Ababil dan melempari mereka dengan kerikil dari neraka. Mereka binasa bagaikan dedaunan yang dimakan ulat. Wujud burung itu menyerupai rajawali atau yang semisalnya. Setiap burung membawa tiga kerikil, satu diletakkan di paruh dan dua lagi dicengkram dengan kedua kakinya, layaknya mencengkram biji-bijian. Tidaklah kerikil itu menimpa seseorang, kecuali akan remuk tubuhnya, kemudian mati. Tidak semua tentara Abrahah terkena kerikil. Sebagian di antaranya lari tunggang langgang dan saling bertabrakan hingga banyak yang mati terinjak-injak.
Abrahah Tewas Terjangkit Virus Mematikan
Bagaimana nasib Abrahah di tengah kehancuran pasukannya? Dikisahkan selanjutnya oleh Al-Mubarakfuri bahwa Allah sengaja menyelamatkan Abrahah dari kerikil neraka, namun mengazabnya dengan azab lain yang lebih menyakitkan. Abrahah terjangkit virus yang menyebabkan setiap anggota tubuhnya lepas satu persatu. Sebelum dirinya sampai di Shan'a, anggota tubuhnya telah habis menyisakan jantung yang kemudian jatuh dari dadanya, barulah ia menemui ajal.
Semoga di bulan Maulid Nabi ini, kita mendapat satu inspirasi bahwa intoleransi dan radikalisme bukan hanya merusak kemanusiaan tetapi juga cepat atau lambat akan berakibat kehancuran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H