Pelatihan Jurnalistik Nasional yang digelar oleh oleh Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) telah berakhir. Kegiatan yang berlangsung lima hari ini (2-6 Agustus  2023) diikuti oleh 90 guru dari seluruh Indonesia yang sebagian besar merupakan pengurus AGSI provinsi.
Menggunakan platform zoom meeting, Pelatihan Jurnalistik dibuka pada Rabu malam (2/8/2023) oleh Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma. Tokoh muda yang akrab disapa Mas Rian ini menyinggung bahwa sejak keluarnya UU tentang Guru dan Dosen, maka sejak itu guru dan dosen bukan lagi profesi biasa.
"Guru harus memiliki kompetensi sejarah tetapi harus membuka diri dan iklusif terhadap ilmu lain. Mereka harus memiliki banyak rekam jejak digital yang positif untuk menjaga harkat dan martabatnya," demikian di antara pesan Sumardiansyah yang juga duduk dalam Pengurus Besar PGRI dan terlibat dalam perumusan kurikulum di Kemendiknas ini.
Perhatikan Hal ini dalam Desain Visual
Pembukaan dilanjutkan dengan materi tentang desain visual atau grafis yang disampaikan oleh Andreas Syah Pahlevi, Dosen Desain Visual dari Universitas Negeri Malang. Desainer dengan banyak prestasi internasional ini memaparkan bahwa di antara hal penting yang harus diperhatikan saat membuat desain visual adalah layout. Ini merupakan komposisi penting dan skill yang wajib dikuasai di samping skill tipografi, Ilustrasi dan media rekam. Definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri sehingga banyak orang mengatakan me-layout itu sama dengan mendesain. Demikian ia mengutip pendapat Surianto Ruslan.
Terkhusus untuk flyer, Ketua Asosiasi Desainer Grafis chafter Malang ini menekankan empat hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang flyer yaitu tujuan, segmentasi, copywriting, dan layout. Khusus copywriting, Andreas mengingatkan bahwa copywriting yang baik adalah yang dapat menarik perhatian untuk dibaca hingga tuntas.
Hal cukup menarik adalah saat Andreas menampilkan contoh flyer yang layoutnya kurang menarik, ini terjadi terutama karena kurang diperhatikannya unsur white space sehingga flyer tampak didominasi oleh tulisan atau foto. White space sendiri diartikan sebagai ruang kosong meskipun warnanya tidak selamanya putih.
Apa yang Harus Diperhatikan dalam Mengundang Media dan Membuat Berita
Selain materi desain visual, peserta juga diasah kemampuan jurnalistiknya melalui materi teknik membuat berita yang disampaikan oleh Heni Purwono pada malam kedua. Jurnalis yang sekaligus Ketua AGSI Jateng ini memaparkan materi dengan judul menarik "Bagaimana Agar Acara Kita Dimuat Media? Menulis Berita Langsung, Langsung Menulis Berita."
Di awal materi, jurnalis yang memulai karir jurnalistiknya sejak awal tahun 2000 dan menulis di beberapa media lokal dan nasional ini menekankan bahwa jika ingin acara kita diliput oleh media harus memenuhi unsur unik, menarik dan penting. Tanpa kriteria-kriteria tersebut, kecil kemungkinan acara kita akan diliput oleh media. Selain itu, ia juga mengingatkan tentang surat permohonan peliputan dan press release. Secara teknis sosok sederhana dan ramah ini juga berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang cara merintis hubungan dengan media atau wartawan dan menjaga hubungan itu, baik sebelum maupun sesudah acara.
Setelah memaparkan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum acara atau kegiatan, Heni Purwono kemudian memaparkan materi jurnalistik seperti penulisan judul yang harus memenuhi kriteria singkat-padat-jelas dan ada unsur subyek-prediket-obyek. Selanjutnya prinsip 5W + 1H yang harus ada dalam setiap berita meskipun urutannya bisa disesuaikan dengan gaya penulisan seorang pembuat berita. Begitupun jangan lupa menyertakan komentar orang terpenting dalam acara itu termasuk kutipan langsungnya. Diusahakan paling tidak ada dua komentar orang terpenting yang dimuat dalam satu berita. Setelah unsur-unsur tersebut terpenuhi, seorang pembuat berita dapat membuat penutup, meskipun ini bukan unsur yang sangat ditekankan.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah tentang foto kegiatan. Jangan ada foto yang terkesan foto narsis, kecuali yang diberitakan orang yang benar-benar penting. Foto yang dapat menggambarkan kegiatan itu harus jelas, tidak blur dan memperhatikan enggel tetapi resolusinya sedang saja untuk keperluan pengiriman.
Sehubungan dengan publikasi untuk kepentingan organisasi maka jurnalis yang juga dikenal sebagai pembina lembaga nirlaba yang bergerak di kegiatan pemajuan kebudayaan ini menjelaskan apa yang harus dilakukan pasca berita dimuat. Di antaranya adalah mengklippingnya untuk dijadikan data dan diarsipkan sepanjang tahun. Fungsinya sebagai tolok ukur seberapa intensitas lembaga kita dimuat oleh media. Hal ini juga sebagai bahan evaluasi program kehumasan ke depan. Maka, intinya seorang humas juga harus memiliki kemampuan laiknya wartawan. Sehingga ia mampu menggantikan kehadiran wartawan manakala wartawan yang diundang berhalangan hadir.
"Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator." Demikianlah di antara kalimat dari salah seorang guru besar bangsa Indonesia, H.O.S. Tjokroaminoto yang dikutip oleh Heni Purwono di akhir paparannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H