Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Muharam: Permusuhan Iblis, Penamaan Khuldi hingga Pembunuhan Pertama di Bumi

1 Agustus 2023   11:01 Diperbarui: 1 Agustus 2023   11:51 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di antara peristiwa penting di bulan Muharam adalah diterimanya tobat Nabi Adam alaihissalam. Terkait dengan hal ini ada beberapa peristiwa yang menarik untuk ditelaah ulang secara kronologis. Peristiwa-peristiwa tersebut adalah awal mula permusuhan Iblis, penamaan pohon Khuldi hingga kisah pembunuhan pertama di bumi, yang dilakukan Qabil terhadap saudaranya, Habil. Rangkaian kisah kami sajikan berdasarkan kitab Qashasul Anbiya karya Ibnu Katsir.

Awal Permusuhan Iblis dan Penamaan Pohon Khuldi

Peristiwa penting pertama yang dialami oleh Adam---sekaligus  menentukan kisah perjalanannya dan perjalanan keturunannya dalam kehidupan dunia hingga hari Kiamat kelak---adalah ketika Iblis menolak sujud kepadanya. Setelah peristiwa itu Allah mengingatkannya bahwa sejak saat itu Iblis akan menjadi musuh baginya dan bagi istrinya.

Tetapi di kemudian hari Adam dan Hawa lupa dengan peringatan Allah, hingga Iblis berhasil menggoda mereka untuk memakan buah yang dilarang oleh Allah untuk mendekatinya. Di antara godaan atau bujukan Iblis adalah bahwa pohon yang dilarang Allah mendekatinya sebenarnya adalah pohon keabadian (Khuldi). Sampai di sini kita paham bahwa penamaan Khuldi itu berasal dari Iblis karena ia merayu Adam dan Hawa bahwa jika mereka memakan buah itu maka mereka akan abadi di Surga. Jadi di antara senjata Iblis menggoda manusia adalah menampakkan sesuatu terlihat baik di mata dan hati manusia, padahal sesuatu itu sebenarnya buruk. Tujuan Iblis adalah agar manusia ikut dengan mereka dan termasuk golongan mereka dan tentu saja membersamai mereka dalam neraka.

Ilustrasi Adam dan Hawa dalam surga (papamama.com)
Ilustrasi Adam dan Hawa dalam surga (papamama.com)

Demi menguatkan godaannya, Iblis bersumpah bahwa ia sesungguhnya hanya menasihati Adam. Godaan yang begitu hebat disertai sumpah, membuat Adam dan Hawa lupa dengan peringatan Tuhannya. Meskipun mereka kemudian bertobat dan Allah menerima tobatnya bertepatan dengan bulan Muharam, ketetapan Allah tetap berlaku. Allah kemudian memilihkan bumi untuk mereka tinggali sementara waktu.

Lalu di bagian bumi manakah Adam, Hawa dan Iblis diturunkan? Terdapat perbedaan pendapat tentang hal ini. Ada riwayat menyebut Adam diturunkan di Dahna (di antara Makkah dan Thaif), riwayat lain menyebut India. Sementara Hawa diturunkan di Jeddah, dan Iblis di Dustumyan (beberapa mil dari Bashrah, Irak). Riwayat lain menyebutkan Adam diturunkan di Shafa sementara Hawa di Marwa.

Kisah Pembunuhan Pertama di Muka Bumi

Ketika Allah mengeluarkan Adam, Hawa dan Iblis dari surga, Allah berfirman, "Turunlah kamu! Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain."

Sikap bermusuhan bukan hanya dilakukan Iblis terhadap Adam tetapi juga terhadap keturunannya. Hal ini terbukti setelah iblis menjerumuskan Qabil untuk membunuh saudaranya sendiri, Habil. Lalu apa yang memicu Qabil membunuh Habil? Peristiwa apa sebelum terjadinya pembunuhan itu? Bagaimana pula peristiwa pembunuhan pertama itu terjadi?

Dikisahkan bahwa keturunan pertama Adam dan Hawa terlahir kembar. Kembar pertama adalah Qabil-Qalima/Iqlima dan kembar kedua adalah Habil-Labuda. Syariat yang berlaku saat itu, Adam harus menikahkan anaknya secara bersilang. Qabil menikah dengan Labuda, sedangkan Habil menikah dengan Qalima.Tetapi Qabil tidak rela jika Qalima menikah dengan Habil, karena kembarannya itu cantik jelita. Adam yang menerima wahyu dari Tuhannya lalu memerintahkan keduanya untuk mempersembahkan kurban, sementara dia sendiri berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekah.

Sebelum berangkat, Adam menitipkan anak-anaknya kepada langit, tetapi langit enggan menerima permintaannya itu. Adam kemudian menitipkan anak-anaknya kepada bumi dan gunung, mereka semua menolak. Justru Qabil yang menerima permintaan ayahnya untuk menjaga saudara-saudaranya.

Saat Qabil dan Habil mempersembahkan kurban, Habil mempersembahkan seekor kambing gemuk, karena ia memiliki banyak kambing. Sementara Qabil mempersembahkan seikat hasil tanaman yang buruk. Api kemudian turun dan memakan kurban Habil, sementara kurban Qabil dibiarkan. Dengan demikian Habil berhak menikahi kembaran Qabil yakni Qalima.

Qabil marah lalu berkata, "Sungguh, Aku akan membunuhmu agar tidak menikahi saudariku."

Habil menyahut, "Sesungguhnya, Allah hanya menerima amal dari orang yang bertakwa."

Suatu malam, Habil tak kunjung pulang menggembala kambing. Adam yang telah kembali dari Mekah, mengutus Qabil untuk melihat apa yang terjadi hingga adiknya terlambat pulang. Setelah mencari-cari, Qabil berhasil menemukan Habil. Bukannya segera menyuruh adiknya pulang, Qabil justru mengulangi kata-kata yang pernah diucapkannya sesaat setelah kurbannya tidak diterima.

Qabil berkata, "Kurbanmu diterima sementara kurbanku tidak."

"Sesungguhnya, Allah hanya menerima amal dari orang yang bertakwa," demikian Habil mengulangi juga jawabannya.

Qabil marah saat itu dan memukulkan benda tumpul yang ia bawa hingga Habil meninggal dunia. Pendapat lain menyebutkan, Qabil membunuh Habil dengan sebongkah batu yang ia lemparkan ke kepala Habil saat sedang tidur hingga pecah. Pendapat berbeda menyatakan, Qabil mencekik Habil dengan keras dan menggigitnya seperti binatang buas, hingga Habil tewas.

Sikap yang baik dicontohkan Habil saat kakaknya akan membunuhnya. Mengetahui dirinya akan dibunuh, Habil berkata kepada kakaknya, "Sungguh, jika engkau menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, Aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Rabb seluruh alam."

Lalu bagaimana cara Qabil menguburkan Habil? Dikisahkan bahwa Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepada Qabil bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, "Oh, celaka Aku! Mengapa Aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga Aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?' Sejak saat itu Qabil menyesali perbuatannya.

Jika kita flashback kisah pembunuhan pertama ini, mungkin ada di antara kita berkesimpulan bahwa pemicu Qabil membunuh saudaranya adalah karena cemburu, khususnya cemburu yang berkaitan dengan cinta. Alasan cemburu dan cinta inilah yang banyak memicu terjadinya tindak pidana pembunuhan bahkan termasuk pembunuhan berencana yang melibatkan pembunuh bayaran. Termasuk beberapa kasus yang pernah viral 

Semoga ulasan kali ini bermanfaat dan kita dapat terjaga dari godaan Iblis yang pernah menjerumuskan nenek moyang kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun