Masih sekaitan dengan upaya mengembalikan semangat keislaman generasi muda Turki, maka Erdogan mewajibkan pendidikan agama di sekolah-sekolah. Sehubungan dengan pendidikan agama ini, Erdogan menghapus aturan pembatasan usia belajar Al-Quran. Sebelumnya batasan minimal usia mempelajari Al-Quran adalah 12 tahun.
Adapun langkah berani berikutnya adalah terkait dengan kaum wanita secara khusus. Erdogan menghapuskan larangan pemakaian jilbab di area pelayanan publik seperti pendidikan dan perkantoran atau lembaga-lembaga negara.Â
Erdogan tidak main-main dalam hal ini. Ia sadar bahwa untuk melawan aturan yang telah dilegalkan secara konstitusional ini maka harus ditempuh juga dengan cara konstitusional. Erdogan bukan hanya membawa masalah kebebasan berkerudung ini ke parlemen tetapi juga mengusulkan sebuah pemungutan suara secara nasional.
Langkah berani lainnya adalah pembatasan penjualan dan iklan alkohol setelah sebelumnya Turki Sekuler melegalkan alkohol. Menyangkut prilaku menyimpang lainnya, Erdogan terang-terangan menyatakan penolakannya terhadap LGBT sejak pertama ia menjadi presiden hingga saat kampanyenya menjelang Pemilu 2023. Ia menyatakan menolak LGBT sembari menyerang partai-partai pesaingnya mendukung LGBT.Â
Erdogan mengatakan bahwa LGBT tidak boleh ada di Turki, karena negara ini menjunjung tinggi nilai-nilai patriotik dan bermoral. Kepedulian Erdogan juga terlihat di sektor keuangan dengan menggalakkan perbankan Islam atau bank syariah. Dalam hal ini, ia dengan lantang menyerang bahwa perbankan dengan sistem bunga sangat kejam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H