Nama Indonesia pernah disebut-sebut dalam konflik Rusia-Ukraina terkait sikap pemerintah Indonesia terhadap konflik yang terjadi.Â
Indonesia memang mengalami tekanan psikologis yang sangat berat terkait konflik Rusia-Ukraina sebab kedua negara yang sedang berkonflik memiliki harapan masing-masing kepada Indonesia.Â
Harapan ini direspon oleh Indonesia dengan mengirimkan pesan agar serangan segera dihentikan. Pesan Presiden Jokowi ini tentu sebuah langkah diplomatis yang tidak dapat ditanggapi sebagai dukungan kepada salah satu pihak yang bertikai, tetapi dukungan terhadap kemanusiaan.
Prof. Hikmahanto: Indonesia Terjebak Amerika
Dalam perkembangannya, sikap pemerintah Indonesia dianggap terlalu "dalam" menyikapi konflik Rusia-Ukraina. Sikap Indonesia yang dimaksud adalah mendukung resolusi PBB bersama 141 negara yang intinya menyayangkan agresi Rusia ke Ukraina.Â
Sikap Indonesia sama dengan beberapa negara di Asia Tenggara yaitu Malaysia, Myanmar, Kamboja, Singapura, Filipina, Thailand dan Timor Leste. Adapun Vietnam memilih abstain bersama 34 negara lainnya.
Banyak pihak mempertanyakan mengapa Indonesia tidak abstain sebagaimana sikap puluhan negara lain, apalagi Indonesia hingga kini masih memegang teguh politik luar negeri bebas aktif.Â
Sikap pemerintah Indonesia ini dikritisi oleh Guru Besar Hukum Internasional UI, Prof. Hikmahanto Juwana sebagaimana disampaikan dalam salah satu sesi wawancara AKIM TvOne.
Terkait sikap Indonesia ini, Prof. Hikmahanto menyatakan bahwa pemerintah AS melalui Wakil Menteri Luar Negeri memberikan selamat dan terima kasih kepada Menteri Luar Negeri kita.Â