Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Misteri G30S/PKI: Bagaimana Menyikapi Disebutnya Suharto dan Sukarno?

1 Oktober 2022   16:33 Diperbarui: 1 Oktober 2022   17:32 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Sukarno saat bersama Suharto. Sumber Foto: cnnindonesia.com

Tuduhan bahwa Sukarno terlbat bahkan menjadi dalang G30S dilayangkan dengan sangat keras oleh Antonie C. A. Dake melalui bukunya Sukarno File: Berkas-berkas Sukarno 1965-1967, Kronologi Suatu Keruntuhan---dilaunching di Jakarta 17 Nopember 2005. Pasca terbitnya buku ini, terjadilah "perang pernyataan" antara pendukung Sukarno dengan pendukung Suharto. Sukmawati Sukarno Putri mengatakan bahwa buku ini adalah bentuk character assassination (pembunuhan karakter) terhadap seorang bapak bangsa, sedangkan Soehardjo (Dirjen Bea Cukai saat itu) mengatakan bahwa buku Antonie Dake ini sangat obyektif, sarat informasi dan akurat. Mereka yang pro Sukarno bahkan mengajukan protes terhadap Sukarno File di beberapa daerah, seperti di Medan dan Yogyakarta. Di Medan, protes dilayangkan oleh massa dari Front Marhaenis dengan mendatangi Konsulat Jenderal Belanda, sebab Antonie C. A. Dake merupakan warga negara Belanda.

Perlu diketahui bahwa sebelum Sukarno File, kesaksian Widjanarko ini ternyata telah diterbitkan di negeri Belanda dengan judul The Devious Dalang (1974). Jadi Sukarno File hanya edisi ulangan dari The Devious Dalang yang di antaranya menuliskan kesaksian Widjanarko bahwa Presiden Sukarno pernah memanggil Brigjend Sabur dan Letkol Untung ke kamarnya dan menanyakan kesediaan mereka untuk menindak para jenderal yang dianggap tidak loyal. Kedua perwira ini kemudian menyatakan kesediaannya.

Ada satu hal yang dilupakan oleh Antonie C. A. Dake yaitu bagaimana suasana kebatinan Widjanarko saat ia diperiksa oleh Teperpu Kopkamtib. Hal ini baru terungkap 14 tahun setelah terbitnya The Devious Dalang---saat diskusi buku Sewindu Bersama Bung Karno (1988). Widjanarko mengemukakan bahwa pengakuan dirinya saat itu dilakukan karena terpaksa. Dengan demikian, kesaksian Widjanarko dengan sendirinya termentahkan.

Bambang Widjanarko saat bersama Presiden Sukarno. Sumber Foto: Soeparto/Buku Bung Karno Difitnah (YBK)
Bambang Widjanarko saat bersama Presiden Sukarno. Sumber Foto: Soeparto/Buku Bung Karno Difitnah (YBK)

Sebelum terbitnya Sukarno File, alasan menuduh Sukarno terlibat dalam gerakan pengkhianatan itu di antaranya adalah keberadaan dirinya di Halim Perdana Kusumah, karena Halim dianggap sebagai kompleks pemberontak menyusul tertuduhnya Angkatan Udara ikut terlibat. Mereka yang menuduh dengan alasan ini mungkin lupa bahwa keberadaan presiden di Halim karena di sana ada pesawat yang setiap saat dapat menerbangkan presiden jika ada keadaan yang membahayakan keselamatannya.

Alasan lainnya menuduh Sukarno adalah sikapnya yang dinilai tidak menunjukkan simpati terhadap para korban. Saat diberitahukan tentang penculikan para perwira, Sukarno merespon dengan mengatakan itu adalah riak kecil dalam arus revolusi Indonesia. Kemudian saat PKI mulai diserang karena dianggap menjadi dalang, Sukarno masih berusaha melindunginya dengan mengungkit jasa-jasa PKI yang yang turut serta membangun kemerdekaan Indonesia. Begitupun saat gelombang massa memintanya untuk membubarkan PKI, Sukarno tetap bersikukuh menolaknya. Saat Suharto memanfaatkan Supersemar untuk membubarkan PKI, ia masih sempat berteriak bahwa yang berhak membubarkan partai politik adalah presiden. Ia bahkan melayangkan surat protes kepada Suharto.

Tuntutan massa agar PKI dibubarkan. Sumber Foto: hype.grid.id
Tuntutan massa agar PKI dibubarkan. Sumber Foto: hype.grid.id
Jadi bagaimana kita bersikap terhadap kontroversi terkait Sukarno terlibat atau tidak, juga sehubungan dengan kontroversi pasca Sukarno File. Tempointeraktif telah melakukan jajak pendapat hanya dalam rentang setengah bulan pasca launchingnya Sukarno File. Hasilnya, dari 960 responden ada 66,35% yang tidak percaya bahwa Sukarno terlibat dalam G30S. Mungkin pendirian responden ini telah mewakili pikiran masyarakat Indonesia secara umum. Data selengkapnya dapat langsung merujuk pada diagram di bawah ini:

Hasil Survei Tempointeraktif melalui internet. Sumber Foto: Buku Bung Karno Difitnah (YBK)  
Hasil Survei Tempointeraktif melalui internet. Sumber Foto: Buku Bung Karno Difitnah (YBK)  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun