Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Paris-Helen: Perselingkuhan yang Meminta Banyak Tumbal

2 September 2022   20:11 Diperbarui: 2 September 2022   20:14 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita di balik perang bukan kisah baru di dunia ini. Di tulisan sebelumnya telah diulas kisah Ken Dedes yang menjadi awal pertumpahan darah di antara beberapa pria. Dimulai dari Ken Arok yang jatuh cinta padanya lalu memutuskan membunuh suaminya. Tulisan kali ini akan mengulas kisah Paris-Helen, perselingkuhan yang bukan hanya meminta tumbal orang tak berdosa tetapi juga memicu perang besar antara Troya dengan Sparta dalam legenda Yunani lebih dari 3.000 tahun lalu.

Paris sebagai pangeran Troya telah memiliki segalanya, kecuali wanita pujaan hati. Sayangnya, sebagaimana Ken Arok, wanita pujaan hati tersebut adalah istri orang lain. Kisah cinta terlarang Paris dan Helen, lebih tepatnya perselingkuhan inilah yang memicu perang antara Troya dan Sparta. Perang ini diakhiri dengan kehancuran Troya. Dengan demikian Parislah sosok yang paling memberi andil terhadap kehancuran kerajaannya.

Hal ini sesungguhnya telah diramalkan sebelumnya, saat ibunya mengandung dirinya. Ibunya, Hecuba bermimpi melahirkan sebuah obor yang menyala. Ini ditafsirkan sebagai kejatuhan kota Troya. Itulah sebabnya mengapa Paris dibuang ke gunung Ida oleh seorang gembala kepercayaan ayahnya, Raja Priamus. Tetapi sang gembala justru memeliharanya karena rasa kasihan. Saat menjadi gembala, Paris sesungguhnya telah memiliki seorang kekasih bernama Oenone yang sangat mencintainya. Tetapi Paris tega meninggalkannya demi wanita lain.

Kecintaan Paris terhadap wanita kembali ia tunjukkan saat dirinya diminta oleh Dewa Zeus menjadi juri untuk menentukan siapa yang tercantik di antara tiga dewi: Hera, Athena atau Aphrodite. Ketiga dewi ini berusaha mempengaruhi keputusan Paris dengan menawarkan sesuatu. Hera menawarkan wilayah yang luas, Athena berjanji menjadikan Paris pria yang bijaksana, ahli dalam pertempuran, dan prajurit yang tangguh, sedangkan Aphrodite menawarkan cinta dari wanita tercantik di dunia bernama Helen dari Sparta. Paris ternyata memilih Aphrodite sebagai dewi tercantik karena ingin mendapatkan Helen.

Apakah Paris berhasil mendapatkan Helen sebagaimana janji Aphrodite? Dikisahkan bahwa Paris bersama kakaknya bernama Hector, berhasil berlayar sampai ke Sparta untuk tujuan diplomasi perdamaian. Saat inilah Paris jatuh cinta pada Helen yang sayangnya merupakan istri dari Raja Sparta, Menelaus. Singkatnya, Paris yang sempat mendapat kepercayaan Raja Menelaus berhasil membawa lari Helen ke Troya. Helen yang telah terkena panah cinta dari putra Aphrodite bersedia ikut dengan Paris meski harus meninggalkan putri semata wayangnya. Demi cintanya ke Paris, Helen mengorbankan banyak hal, bukan hanya harta, tetapi juga suami dan putrinya.

Mengetahui istrinya dibawa lari ke Troya, Menelaus mengumpulkan para raja dan pangeran di Yunani untuk menyerang Troya. Mereka ini dahulunya adalah para pelamar Helen yang berkompetisi mendapatkan cinta dari putri Sparta itu. Mereka dahulunya bersedia berjanji bahwa siapapun yang dipilih oleh Helen menjadi suaminya, maka mereka akan berjanji melindungi pernikahan mereka. Menelaus juga mendapat dukungan dari saudaranya, Agamemnon, Raja Yunani yang juga berambisi menguasai Troya. Tidak kurang dari 1000 kapal membawa 50.000 pasukan gabungan diberangkatkan dari Sparta ke Troya. Armada besar ini dikerahkan dengan misi utama membebaskan seorang wanita, tentu saja ambisi pribadi dan kekuasaan ikut menumpang dalam armada ini.

Apakah pasukan besar ini berhasil menghukum Paris dan membawa kembali Helen ke Sparta? Paris dan Helen berhasil lolos dan melanjutkan cinta mereka, setelah Hector bersedia menjadi tumbal demi melindungi kisah cinta adiknya. Hectorlah yang tewas dalam duel satu lawan satu melawan Achilles, ksatria dari Sparta. Selain Hector, kota Troya dihancurkan bersama banyak rakyatnya, termasuk Raja Priamus, ayah Paris.

Dengan demikian perselingkuhan Paris-Helen meminta banyak tumbal. Di antara mereka ada suami Helen yang tewas di tangan Hector. Tetapi Hector, ksatria Troya sekaligus kakak Paris ini tewas di tangan Achilles. Paris bukan hanya kehilangan kakaknya, ia juga harus merelakan ayahnya tewas dalam penyerbuan kotanya. Paris memang berhasil membunuh Achilles melalui serangan tiba-tiba, tetapi ia kehilangan lebih banyak. Ia kehilangan kakaknya, ayahnya dan kerajaannya yang menjadi masa depannya. Paris kehilangan banyak hal berawal dari perselingkuhannya dengan Helen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun