Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenang Bom Bunuh Diri Emmy Saelan di Makassar

30 Maret 2021   10:24 Diperbarui: 30 Maret 2021   10:36 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rakyat Indonesia kembali diuji dengan aksi bom bunuh diri. Bom yang meledak di depan gereja Katedral Makassar ini ditengarai ingin merusak kedamaian umat beragama menjelang Ramadhan 1442 H/2021 M. Hal ini mengingatkan kita pada aksi bom bunuh diri di depan gereja di Surabaya tiga tahun sebelumnya, tepatnya menjelang Ramadhan 1439 H/2018 M.

Dilansir Fajar (29/3/2021), Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel AGH Sanusi Baco mengutuk keras aksi bom bunuh diri yang terjadi Minggu pagi, 28 Maret. Beliau menegaskan bahwa tidak ada agama dan keyakinan apa pun yang membenarkan tindakan seperti ini.

Sebelum aksi bom bunuh diri ini, saya sudah menemukan sebuah running text di tv dakwah Insan Tv yang menuliskan bom bunuh diri bukan jihad. Pesan itu mengutip sebuah hadits, bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam pernah bersabda, "Barangsiapa yang bunuh diri menggunakan suatu alat/cara di dunia, maka dia akan disiksa dengan cara itu pada hari kiamat." (HR. Muttafaq 'Alaih).

Selanjutnya ditampilkan fatwa Syekh Abdul Muhsin al-Abbad, "Sejelek-jeleknya perbuatan yang dihiasi oleh setan adalah yang mengatakan bahwa pengeboman dan pengrusakan adalah bentuk jihad. Akal dan agama mana yang menyatakan membunuh jiwa, memerangi kaum Muslimin, memerangi orang-orang kafir yang mengadakan perjanjian dengan kaum Muslimin, membuat kekacauan, membuat para wanita menjanda, menyebabkan anak-anak menjadi yatim, dan meluluhlantakkan berbagai bangunan sebagai jihad?"

Pendapat yang senada dengan Syekh Abdul Muhsin al-Abbad dikeluarkan oleh Ust. Abd Somad, Lc, MA (dok. TvOneNews dua tahun lalu dan sudah ditonton 71 rb kali). Pendapat ini beliau sampaikan saat menjawab pertanyaan tentang orang yang meledakkan diri di tengah tentara Israil di Palestina. Saat itu beliau menjawab bahwa itu bukan bunuh diri tetapi gerakan mati syahid. Beliau mengutip pendapat para ulama di antaranya Imam Syafi'I yang berfatwa kalau dia dalam keadaan terkepung sendirian, lalu dia melihat ada jamaah, segerombolan musuh saat perang, dan dia sudah memperkirakan akan mati dalam kepungan musuh, maka orang itu boleh melakukan aksi bunuh diri. Menurut beliau, fatwa yang sama dikeluarkan oleh ulama kontemporer, seperti Syekh Yusuf al-Kardawi dan Syekh Nashiruddin al-Albani. Terkait bom bunuh diri di Indonesia, maka Ust. Abd Somad menegaskan bahwa untuk konteks Indonesia, kita tidak sedang perang, tetapi dalam keadaan damai.

Pendapat bahwa bom bunuh diri saat terkepung oleh musuh di medan perang dibolehkan, mungkin mengingatkan sebagian kita pada salah satu aksi heroik yang dilakukan srikandi Palang Merah Indonesia bernama asli Salmah Soehartini Saelan yang lebih akrab dipanggil Emmy Saelan.

Emmy Saelan lahir di Makassar, 15 Oktober 1924. Ayahnya bernama Saelan, Pamong Praja di Makassar dan ibunya bernama Soekamti (Kedua orang tuanya Jawa-Madura). Saudara laki-lakinya bernama Maulwi Saelan juga adalah seorang pejuang (kelak setelah Indonesia merdeka menjadi ajudan Presiden Soekarno, lalu berkiprah sebagai kiper Timnas dan Ketua Umum PSSI). Sementara adik perempuannya bernama Elly Saelan menempuh pendidikan di Yogyakarta lalu menjadi olahragawan handal (kelak diperistri oleh Andi Muh. Yusuf Amir, anak Arung Kajuara yang kemudian pernah menjabat Panglima ABRI dan akrab dipanggil Jenderal M. Yusuf).

Emmy Saelan sendiri selain bertugas sebagai Ketua Palang Merah juga ditugaskan sebagai mata-mata masuk kota Makassar dengan nama samaran Daeng Karo. Selain itu ia sering terlibat langsung dalam pertempuran seperti yang terjadi pada 16 Nopember 1945. Ketika itu terjadi kontak senjata antara pemuda dengan KNIL. Emmy dan Monginsidi terkepung di atas rumah, Monginsidi memegang kelewang sedang Emmy memegang Oven-Gung dan empat Hauders. Emmy menembakkan Oven-Gung dari dalam rumah ke arah timur. Karena kekuatan yang tidak seimbang, maka ketika tengah hari mereka berdua keluar dan menyamar sebagai penduduk biasa.

Pertempuran lain terjadi pada 2 Januari 1947, para pejuang di antaranya Monginsidi, Emmy, dan Maramis (kurang lebih 3 km dari kota Makassar) berhadapan dengan 14 mobil pasukan KNIL bersenjata lengkap. Saat itu Emmy menjadi satu-satunya wanita yang ikut bertempur. 3 Januari 1947 pecah pertempuran jarak dekat. Pertempuran berlangsung hingga 4 Januari 1947 dan berjalan tidak seimbang walaupun musuh berguguran.

22 Januari 1947, sekitar pukul 10.00 terjadi lagi pertempuran yang sekaligus menjadi pertempuran terakhir bagi Emmy. Saat itu, Monginsidi memerintahkan Emmy agar segera mengumpulkan pemuda yang luka-luka. Emmy kemudian memerintahkan anak buahnya agar membawa pemuda yang luka-luka ke arah Timur (Kassi-Kassi, Tidung) dengan dikawal sepuluh orang bersenjata. Maulwi Saelan memerintahkan seorang anak buahnya bernama Abdul Rahim Daeng Timun menyusul pasukan Emmy. Abdul Rahim menyaksikan rombongan Emmy terkepung oleh tentara KNIL/NICA dan Paccallaya (pasukan penghianat), lalu terdengar tembakan dan letusan granat tangan. Ternyata granat itu diledakkan oleh Emmy dan berhasil menewaskan delapan serdadu Belanda, tetapi ia dan pemuda yang luka-luka juga gugur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun