Teknologi baru seperti rekayasa genetika dan nanoteknologi menimbulkan pertanyaan etika yang kompleks. Penting untuk melakukan diskusi publik yang terbuka dan jujur tentang implikasi etika dari teknologi ini dan untuk mengembangkan kerangka kerja etika yang jelas untuk mengaturnya.
Menavigasi dilema moral di era Society 5.0 membutuhkan pendekatan multi-stakeholder yang melibatkan berbagai sektor masyarakat, termasuk pemerintah, bisnis, akademisi, dan masyarakat sipil. Penting untuk bekerja sama untuk mengembangkan solusi etis yang memastikan bahwa manfaat Society 5.0 dinikmati oleh semua orang secara adil dan bertanggung jawab. Universitas Katolik Darma Cendika merupakan sektor pendidikan yang sangat mengutamakan etika. Himpunan Mahasiswa Fakultas Teknik Ilmu Informatika mengadakan webinar pada tanggal 30 April 2024 lalu, tentu saja sangat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa dengan tema yang diangkat yaitu Ethics of Human Interaction in Society 5.0 dengan narasumber oleh Dra, Yuliana Sri Purbiyati, M.Pd.
Beliau memaparkan bahwa Era Society 5.0 menghadirkan banyak peluang baru, tetapi juga menghadirkan tantangan etika yang kompleks. Penting untuk memulai diskusi yang terbuka dan jujur tentang tantangan ini dan untuk bekerja sama dalam mengembangkan solusi yang memastikan bahwa Society 5.0 adalah masa depan yang adil, inklusif, dan berkelanjutan bagi semua orang.
Maka dengan perkembangan ini, Mahasiswa memiliki peran krusial dalam era Society 5.0. Era ini menuntut pemikiran kritis dan inovatif untuk menghadapi berbagai tantangan etika dan sosial. Beberapa peran penting mahasiswa yang di ungkapkan oleh Dra. Yuliana Sri Purbiyati, M.Pd.yaitu  mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dengan memunculkan ide-ide dan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan sosial di era Society 5.0. Pemanfaatan teknologi yang bijak dan kesadaran terhadap dilema etis menjadi penting, mahasiswa dituntut melek literasi digital agar dapat memanfaatkan dan mengembangkan teknologi secara bertanggung jawab. Literasi ini mencakup keamanan data, privasi, dan kemampuan berpikir kritis dalam menilai informasi, mahasiswa sebagai penjaga nilai-nilai kemanusiaan dan memastikan perkembangan teknologi berdampingan dengan nilai-nilai positif, serta menjadi Pelopor Kolaborasi Global pada Era Society 5.0 mendorong kolaborasi lintas batas. Mahasiswa dapat berperan sebagai jembatan kolaborasi dan membangun jejaring internasional untuk menghadapi tantangan global bersama-sama.
Singkatnya, mahasiswa dituntut menjadi generasi yang adaptif, inovatif, dan berwawasan etis. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi aktif dalam membentuk masa depan Society 5.0 yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H