Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hi Jat Nen Menanam Sawi di Atas Pasir

6 Februari 2020   05:07 Diperbarui: 6 Februari 2020   15:31 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Peletakan rendaman atau butiran pupuk dilakukannya di sela tanaman sawi. Ia cukup tertib dan teliti, karena pupuk yang tersangkut di sela daun bisa merusak sawi.

Dalam masa pemeliharaan Anen hanya satu kali melakukan penyemprotan insektisida. Dengan perhitungan masa semai, pemindahan, dan panen, Anen akan memilih waktu di antaranya.  

Hama dan Hujan
Suatu siang Anen mendengar kabar bahwa tanaman sawi salah seorang tetangga mengalami gagal panen. Penyebabnya, apa lagi, kalau bukan hama. Kalau sudah begitu, si tetangga harus membersihkan bedeng tanah dari sisa sawi, dan membiarkan keadaan bersih hingga minimal satu minggu.

Di Kampung Jalan Laut, hama yang menjadi musuh bebuyutan bagi pekebun sawi ialah ulat dan semacam kutu loncat. Yang paling sulit dibasmi adalah semacam kutu loncat, dan hama ini selalu menjengkelkan Anen.

Indukan ulatnya
Indukan ulatnya
Hama ulat berasal dari serangga bersayap putih yang bentuknya pipih dengan panjang sekitar 5 mm. Kalau ulat berada di bawah daun dan jarang terlihat, serangganya mudah ditemukan pada permukaan atas daun.

Kutu loncat versi pekebun sawi di Jalan Laut
Kutu loncat versi pekebun sawi di Jalan Laut
Hama semacam kutu loncat berukuran lebih kecil. Mungkin sekitar 2 mm. Sebagaimana julukannya, hama mini itu memang bergerak dengan meloncat. Kalau sudah berkembang biak dengan pesat, hancurlah harapan pekebun sawi.  

Sebenarnya masih ada hama yang tidak terlalu diperhitungkannya. Hama tersebut adalah belalang. Hanya saja, penyemprotan insektisida bisa manjur untuk menghalau atau membunuh belalang.

Belalang juga pelahap
Belalang juga pelahap
Sementara hujan bisa termasuk bagian penjegal panen jika terlalu sering, karena air berlebihan bisa membusukkan bagian dalam sela sawi. Kalau hanya sekali dengan gerimis tipis-tipis, Anen tidak terlalu khawatir, dan justru membantunya dalam penyiraman sawi.

Memang, antara akhir 2019 sampai awal 2020, kemarau dan penghujan tidak sesuai lagi dengan rutinitas musim. Imlek dan penghujan juga seringkali dalam waktu atau masa yang beriringan. Hujan mampu mengambil bagian dalam peningkatan kekhawatiran Anen, selain dua hama yang bandel nan bengal yang sempat menghentikannya berkebun selama satu minggu.

Akan tetapi, Anen tetap berharap bahwa Imlek senantiasa mencurahkan rezeki, baik baginya maupun keluarganya. Paling tidak, ia bisa membayar pulsa listrik, air, menabung, dan iuran BPJS Kelas I secara rutin untuk mamanya (80-an tahun) yang kesehatannya harus diperiksa setiap bulan.

*******
Ruang Pandang, Sri Pemandang Atas, 6 Februari 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun