Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Pernah Menyangka Akan Kembali

27 Oktober 2019   17:01 Diperbarui: 29 Oktober 2019   08:19 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jarak antara tempat bersantai dan rumah kawan saya memang sangat dekat. Dengan jasa antar senilai Rp10.000,00 saya pun tiba di depan rumah kawan saya pada pkl. 11.30 WIB.

Selamat Datang, Kenyataan di luar Persangkaan!
Karena sering berkomunikasi, antara saya dan kawan lama saya tidaklah sulit untuk saling mengenali. 9 Juni 1987 saya meninggalkan Sungailiat sekaligus Bangka, lalu 32 tahun lebih 4 bulan bertemu lagi (24 Oktober 2019), memang sekejap saja sebagaimana lagu jadulnya Bob Tutupoli.

Meski sempat salah rumah (nomor sama, karena ada "A"), saya pun bertemu lagi dengannya. Inilah kenyataan, dua anggota satu tim voli SMP yang akan segera menjadi satu tim dalam pekerjaan. Sungguh di luar persangkaan, bukan?  

Selain di luar persangkaan akan bertemu dan bekerja sama, tentu saja, perihal saling percaya pun tidak luput dari persangkaan. Saya bersyukur bahwa saya masih dipercayanya untuk menjadi satu tim dalam pekerjaannya, padahal dunia pekerjaan yang murni bertujuan profit tidaklah gampang ketika berkaitan dengan kepercayaan, terutama keuangan dan kejujuran.

Sekarang-lah kesempatan yang tepat untuk menanggapai ajakannya, mewujudkan sikap saling percaya dan meyakinkan diri untuk sebuah kerja sama, dan siap menghadapi tantangan yang lebih serius daripada urusan tim dan pertandingan bola voli semasa remaja. Betapa mendebarkan, bukan?

Kemudian sekitar pkl. 14.00 WIB saya diajaknya menuju tempat pekerjaan yang berjarak kira-kira 22 km dari rumahnya. Saya harus mengingat setiap penanda tempat di sepanjang perjalanan agar selanjutnya saya bisa berangkat seorang diri saja ke sana.

Sampai di lokasi, saya diperkenalkannya dengan situasi lapangan beserta orang-orang yang berada dalam satu tim kerja dan orang-orang di pihak pemberi (pemilik) pekerjaan. Ya, gampang saja, sih, mengenai semua itu.

Pada kesempatan pertemuan pertama di lokasi, ponsel saya bernyanyi. Saya menengok siapa yang sedang menghubungi saya. Oh, ibu saya!

Saya keluar dari arena pertemuan untuk menanggapi panggilan ibu. Dalam perbincangan via ponsel saya ditanya oleh ibu saya, apakah saya sudah berada di Jakarta, dan dengan siapa saya bekerja nanti.

Selamat datang di tempat baru dengan realitas dan dinamikanya yang bisa di luar segala sangka!   

*******
Ruang Lebur, Cibubur, 25 Oktober 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun