Waktu, tentu saja, sangat berpengaruh dalam perjalanan suatu pengalaman membaca. Tidak semua orang mampu memahami bacaan dalam waktu singkat, apalagi suatu bacaan berisi tulisan yang beratus-ratus halaman. Pada waktu bersamaan, persoalan demi persoalan menghampirinya, dan lain-lain. Apakah sebuah tulisan bisa mewujud secara utuh dan benar-benar layak terpublikasi dalam waktu singkat?
Bukan satu-dua kali tulisan saya gagal terselesaikan, apalagi terpublikasikan, karena nurani saya meragukan isi tulisan saya, atau langsung menghentikannya. Tidak selesai pun bukanlah untuk saya sesali. Saya biarkan begitu saja, dan tidak pernah saya toleh lagi. Ada juga yang langsung saya hapus agar sewaktu-waktu tidak menghasut perasaan lantas perasaan menyihir pikiran sehingga tampil sebuah tulisan utuh yang berdampak pada rasa bersalah belaka.
Sementara tulisan-tulisan yang telanjur terpublikasi sering saya jadikan cermin untuk diperhatikan oleh ketiga hal dalam diri saya. Padahal, jumlah tulisan itu lebih dari angka puluhan! Aduhai sekali!
Tak pelak, siapa diri saya seketika terbaca, bahkan mengendap dalam benak pembaca. Ya, apa boleh buat. Setiap tulisan saya memang merupakan wujud aktualitas diri saya, baik ketika saya muncul sebagai "saya" maupun sama sekali tanpa "saya" dalam sebuah tulisan. Semoga semua itu hanya saya yang mengalaminya. Â Â
*******
Balikpapan, 26/03/2019