Salah satunya berupa penyeleksian dari editor (redaktur) yang berwujud "Pilihan" (Highlight) dan "Artikel Utama" (Headline). Itu pun belum termasuk jumlah penguji, yang bebas dilakukan oleh para kompasianer. Saya harus siap menerima sanggahan, bahkan kapanpun, apabila pemikiran tertulis saya sangat tidak sesuai dengan kriteria pihak di luar editor Kompasiana.
Ya, bagi saya, ujian keempat-lah yang paling serius. Jumlah "penguji"-nya bisa lebih dari 1.000 orang serta dari pelbagai kalangan. Oleh karenanya, saya memanfaatkan kesempatan terbuka itu sebagai upaya menguji kelayakan berpikir secara tertulis, situasional, dan terus-menerus berdasarkan rubrik-rubrik yang tersedia.
Saya pun menerima konsekuensi dari editor/redaktur Kompasiana berupa stempel "Pilihan", "Artikel Utama" maupun tanpa stempel sejak 2013 atau enam tahun. Namun pada kurun lima tahun (2018) konsekuensi ini justru menjadi umpan balik bagi saya sendiri, "Untuk apa artikel-artikel berstempel itu? Sekadar melayang-layang di layar cahaya, atau bagaimana?"
Maka, pada 2018 terbitlah buku kumpulan artikel utama "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" sebagai penanda "5 tahun berkarya di Kompasiana". Selanjutnya adalah buku kedua yang berjudul "Surga Siap Saji". Sementara buku kumpulan artikel pilihan akan terbit berjudul "Arsitek yang Menulis" sebagai bagian lain dari profesi asli saya.
Dan, saya pikir, perlu untuk buku kumpulan artikel pilihan yang berkaitan dengan tulis-menulis, di samping sebagai salah satu jejak penulisan saya. Untuk itu saya sendiri yang menyiapkannya pasca-2018 (5 tahun) dengan memilih setiap artikel yang relevan. Kebetulan, dari 23 artikel yang terpilih, terdapat satu artikel yang aduhai, menurut saya, yaitu "Sang Pengendara Aksara" (2 Januari 2019), dan bisa saya jadikan judul buku ini.
Demikianlah proses sepele yang saya lakoni, dari malas pada pelajaran Bahasa Indonesia sampai akhirnya terbukukan artikel-artikel nonfiksi saya di Kompasiana.Com. Buku cetak merupakan upaya pamungkas saya dalam penunaian sekaligus perwujudan secara autentik atas satu bagian pilihan hidup saya si pemalas. Sepele saja, sih, sebab siapa pun pasti mampu melakukan dan mewujudkannya. Iya, 'kan?
*******
Balikpapan, 25/03/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H