Dalam salah satu acara hiburan stasiun televisi swasta (28/1/2019) Jokowi mengajak cucu pertama, Jan Ethes (3 thn; lahir 10/3/2016), selain dengan istri lalu disusul oleh pasangan Gibran Rakabuming Raka-Selvi Ananda, dan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution. Si bungsu, Kaesang Pangarep, diwakili oleh "Kaesang Palsu" alias Andre Taulani.
Jangan-jangan, acara itu dicurigai oleh segelintir kalangan nyinyir sebagai salah satu "kampanye" alias "pesanan". Jangan-jangan acara itu merupakan "pesanan" dari tim kampanye 01, Tim Kampanye Nasional (TKN). Jangan-jangan... Ah, jangan-jangan...
Bapak-bapak Kepanasan
Ya, Jan Ethes sedang menjadi "objek" utama dalam kecurigaan segelintir rival, bahkan mendadak ada bapak-bapak yang "kepanasan".
"Ini Jan Ethes yg pernah sebut @jokowi, kakeknya, sbg 'Artis' ya? Tapi bgmn kalau ini jadi legitimasi pelibatan anak2 dlm kampanye? Bgmn @bawaslu_RI masih bisa berlaku adil kah?" tulis Hidayat Nur Wahid, melalui akun Twitter-nya, Sabtu (26/1).
"Sangat tidak elok dan bahkan bentuk dari pelanggaran terhadap aturan kampanye," kata Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) 02 Ferdinand Hutahaean, Minggu (27/1/2019) lalu. "Ini sungguh memprihatinkan karena Jokowi malah menggunakan anak kecil untuk menambah elektabilitas dia."
Alih-alih aturan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, "Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan dalam kegiatan politik", padahal sebenarnya "kepanasan" sendiri. Paling mudah, ya, "menuding" pihak rival, 'kan?
Situasi tersebut memang berbeda dengan Pilpres 2009, dimana SBY tidak mengajak cucu pertamanya, Almira Tunggadewi Yudhoyono (lahir 17/8/2008) dengan masa kampanye yang pendek (13 Juni -- 4 Juli 2009). Belum genap 1 tahun, ya, belum bisa diajak ngobrol lucu-lucuan di acara televisi semacam Jan Ethes.
Emak-emak Kegemasan
Sebelum Jan Ethes "berdampak" pada bapak-bapak, sepakat atau tidak, BPN menjadikan "emak-emak" sebagai "juru bicara khusus" alias "politik emak-emak". Politik jenis baru ini merupakan andalan pasangan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, khususnya Sandiaga Uno, sejak Jumat, 10/8/2018.
"Kami ingin berjuang untuk partai emak-emak. Kami ingin harga-harga terjangkau, harga pangan stabil, dan kami ingin percepatan pembangunan dengan yang bersih," kata Sandi.
Di media sosial pun tim Sandi mulai memperkenalkan slogan hastag "The Power of Emak-emak" maupun hastag "emak-emak". Suara para ibu alias emak-emak menjadi target pasangan Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019. Pemilih perempuan memang potensial dalam kontestasi politik nasional tahun depan.
Dari pasar-pasar tradisional di Pulau Jawa hingga ke luar Jawa, Sandi blusukan untuk bertemu dengan emak-emak dan segala keluhan mereka seputar sembako dan harga-harga. Tempe sempat mengemuka dalam sajian berita politik pada 7/9/2018 hingga pada 30/10/2018 Jokowi "terjebak" dalam "politik tempe" bikinan Sandi, walaupun selanjutnya tempe gagal mempertahankan ukurannya dalam bentuk saset.