Ia memilih mengajar, meski mantan rekan-rekannya di Tentara Pelajar meneruskan karir di militer. Kalau ia mau seperti mantan rekan-rekannya, tentu saja, ia bisa berkarir di Mobrig (Mobile Brigade) atau kini Brimob.
1955. Ia bergabung dengan para penggagas Provinsi Bangka Belitung. Namun perjuangan untuk provinsi di luar Sumatera Selatan itu terhenti.
1960. Ia pun mengetahui bahwa Pangkalan Udara Maospati berganti nama menjadi Pangkalan TNI AU "Iswahyudi" pada 4 November 1960.
1965. Ia menikah dengan Henrica Tartini--seorang perawat di RS UPTB. Henrica Tartini berasal dari Kab. Karanganyar, Surakarta. Lahir di Dusun Clepor, Desa Ngadirejo, Kec. Mojogedang. Â
1966-1968. Ia mengajar Eko Maulana Ali di STM. Eko berasal dari Kec. Kelapa, Bangka Barat.
1969. Ia memiliki anak ke-2, seorang putera. Namanya Antonius Wahyudi. Lahir pada 17 November 1969. Nama belakang "Wahyudi" diambil dari nama pangkalan udara milik TNI AU di Maospati.
1970-an. Ia difitnah sebagai anggota PKI oleh seorang oknum. Akibatnya, status pegawai negerinya dicopot, meski sama sekali tidak terbukti. Tidak hanya itu, status Legiun Veteran-nya juga dilucuti. Ia pun mulai mengajar di SMP Maria Goretti.
1987. Ia dan istrinya berangkat ke Jakarta untuk memenuhi undangan sebagai peserta KB Lestari mewakili Kab. Bangka. Â
1998. Eko menjadi Bupati Bangka yang luas wilayahnya mencakup Pulau Bangka, kecuali Kotamadya Pangkalpinang. Eko menjadi bupati dari 1998 sampai 2006, dan pada 2007-2013 menjadi Gubernur Bangka Belitung setelah menang melawan Basuki Tjahaja Purnama.
1999. Ia menginspirasi Antonius Wahyudi untuk berjuang bersama ISPA (Ikatan Sarjana Pulau Bangka) mewujudkan Provinsi Babel.
2000. Impiannya untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terwujud pada 21 November 2000. Pada 2004 Antonius Wahyudi resmi menjadi PNS.