Ingatannya tentang pangkalan udara atau landasan udara (lanud) adalah pesawat Belanda yang lepas-turun landasan dengan raungan di atas atap rumahnya yang berhadapan dengan kompleks pemakaman Tionghoa alias "Bong Cino" yang kini beralamat di Jalan Raya Madigondo.
Pesawat Belanda pernah melakukan patroli udara di atas Maospati. Pesawat Belanda mengitari lanud yang kini dikenal dengan "Iswahyudi". Tidak turun karena, memang, hanya patroli rutin.
Begitu pesawat Belanda pergi, keluarlah pesawat bekas milik Jepang dari hangar bawah tanah. Tidak berapa lama kemudian pesata Republik Indonesia mengejar pesawat Belanda untuk mengadakan duel udara. Â
Ingatan dan angan pulang ke Madiun itu menemani perjalanan kembali melintasi pos penjagaan. Setiba rombongan di pos penjagaan, berhentilah untuk diperiksa. Tidak ada persoalan berarti karena sebelumnya sudah diperiksa. Aman-terkendali.
Setelah pos penjagaan dilewati, kawasan kebun tebu akan dicapai dalam tempo tidak lama lagi. Ada dokumen yang menanti.
Alangkah terkejutnya ia. Kebun tebu tinggal arang dan abu. Rupanya dibumihanguskan Belanda.
Oh, dokumen itu ...
***
1950. Sungailiat. Ia mengajar di Sekolah Teknik (ST) yang setara dengan SMP. Sekolah ini berdekatan dengan sebuah SPBU dan Makam Pahlawan "Padma Satria".
Juga Sekolah Teknik Menengah (STM). Sekolah ini berdekatan dengan Rumah Sakit "Unit Penambangan Timah Bangka" (UPTB).