Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mudik

27 Oktober 2015   23:54 Diperbarui: 28 Oktober 2015   00:52 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dan, sesungguhnya, mudik sejati inilah yang paling menyenangkan dari seluruh mudik yang dilakukan oleh orang beragama di dunia. Dunia hanya mengiming-imingi kesenangan berbiaya tinggi sehingga segala daya-upaya dilakukan untuk memeroleh waktu dan uang transportasi mudik ke kampung halaman. Sementara mudik sejati (ke Surga) yang serba singkat dan gratis malah tidak pernah dipersiapkan dengan suatu kebahagiaan sejati kelak. Padahal, banyak bukti nyata bahwa orang-orang yang sudah terlebih dulu mudik ke Surga tidaklah pernah sudi kembali lagi ke dunia, kampung halaman jasmani, rumah orangtua, bahkan ke pangkuan ibu.

 

*******

Panggung Renung, 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun