Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Musim Tangkap

8 Maret 2015   22:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:58 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan Ditangkap Polisi

Tadi pagi hujan ditangkap polisi setelah turun berjam-jam berhari-hari dalam pengintaian bertahun-tahun dan penyergapan besar-besaran di menara-menara kota. Awalnya hujan berusaha melawan aparat dengan gerakan bersenjata petir namun kesiapan dan kesigapan aparat terlatih akhirnya mampu melumpuhkan perlawanan hujan secepat kilat. Inilah penangkapan terhebat pertama selama airmata mengalir di selokan-selokan dan situ-situ berdinding pelukan pemukim dilindungi kelinglungan dalam ruang-ruang terbuka tertutup menyuarakan kerisauan kepada setiap RT menampung dan mengirimkan bertronton laporan warga kepada alamat kantor polisi terdekat.

Di kantor polisi tanpa sempat didampingi pengacara top versi media massa hujan diguyur seribu satu pertanyaan berkaitan aksi menghasut mata air sungai mengerahkan massa mengancam merampas keseharian banyak warga melakukan kegiatan di dalam luar rumah hingga kehilangan banyak sekali hunian nyawa harta benda tak terhitung lagi kalkulator mutakhir di kantor bank asuransi pegadaian setempat mengalami kebocoran mulut kepala atap jalan. Hujan juga dihajar pertanyaan seputar jaringan aksi selama ini karena tidak menutup kemungkinan hujan mempunyai jaringan luas alias sindikat mengingat dampak aksi hujan merajalela mustahil dilakukan sendiri saja tanpa melibatkan pihak-pihak lain.

Dari seluruh aksinya hujan bakal dijerat dengan pasal berlapis-lapis tebal dengan hukuman terberat melebihi seumur hidup dilengkapi beratus cambuk saban hari bahkan bisa berujung maut sesuai dengan undang-undang terbaru mengilap karena aksi hujan terkategori gawat-darurat melebihi teroris narkoba perkosa korupsi.

Berita tadi pagi langsung disambut sorak sorai para pendiri benteng dan kubu di lembah-lembah rawa-rawa sembari memesan para pemijat tercantik di seluruh pelosok kota. Gegap gempita juga terjadi di seluruh penjuru kota. Hujan dihujat habis-habisan. Polisi dipuji habis-habisan. Presiden pun memberi apresiasi setinggi-tingginya dengan menganugerahkan bintang lencana kenaikan pangkat jabatan tunjangan bagi seluruh personil terlibat aksi penangkapan diliput media massa setelah enam bulan silam dihalau kemarau.

Sampah Ditangkap Polisi

Tadi siang sampah diseret paksa polisi ketika minum kopi susu di pojok sebuah kedai melalui pengendusan bertahun-tahun dan pengepungan besar-besaran di tengah kota. Karena posisi terpojok sampah hanya bisa pasrah meringankan kerja keras aparat terlibat. Inilah penangkapan terhebat kedua setelah penangkapan hujan tadi pagi dan selama airmata macet di selokan-selokan dan situ-situ berdinding pelukan pemukim dilindungi kelinglungan dalam ruang-ruang terbuka tertutup.

Di kantor polisi tanpa sempat didampingi pengacara top versi media massa sampah disumpal seribu satu pertanyaan berkaitan aksi menghadang mata air sungai melakukan kewajiban hingga mengerahkan massa menyimpang mengancam merampas keseharian banyak warga melakukan kegiatan di dalam luar rumah hingga kehilangan banyak sekali hunian nyawa serta harta benda tak terhitung lagi dalam kalkulator mutakhir di kantor bank asuransi pegadaian setempat mengalami kebocoran mulut kepala atap jalan.

Sampah juga disiram pertanyaan seputar jaringan aksi selama ini karena tidak menutup kemungkinan sampah mempunyai sindikat mengingat dampak aksi sampah merajalela merusak mencemari mustahil dilakukan sendiri saja tanpa melibatkan pihak-pihak lain melebarluaskan jangkauan menjarah ruang-ruang hidung paru minimal aroma paling menggerogoti kenyamanan paling inti bagi nafas.

Dari seluruh aksinya sampah bakal disikat dengan pasal berlapis-lapis tebal dengan hukuman terberat melebihi seumur hidup dilengkapi beratus cambuk saban hari bahkan bisa berujung maut sesuai dengan undang-undang terbaru mengilap karena aksi sampah terkategori gawat-darurat melebihi teroris narkoba perkosa korupsi.

Berita tadi siang langsung disambut sorak sorai para penggali parit got selokan sewa pacul alat berat sembari memesan para penari termontok di seluruh pelosok kota. Gegap gempita juga terjadi di seluruh penjuru kota. Sampah diserapahi habis-habisan. Polisi dipuji habis-habisan. Presiden pun memberi apresiasi setinggi-tingginya dengan menganugerahkan bintang lencana kenaikan pangkat jabatan tunjangan bagi seluruh personil terlibat aksi penangkapan diliput media massa setelah bertahun-tahun silam disilaukan sisa belanja iklan-iklan sana-sini melupakan limbung lunglai para pemulung.

Air Pendatang Ditangkap Polisi

Tadi sore air pendatang disergap polisi setelah melewati sungai mengalir dari luar menuju kota dengan membawa massa dipantau bertahun-tahun dan dikepung besar-besaran dengan kerja sama polisi wilayah seberang. Air pendatang sempat mengancam aparat dengan pengerahan massa lebih besar bisa menantang pasukan perang namun polisi tidak menghiraukan karena sudah berkoordinasi dengan polisi luar kota. Inilah penyergapan terbesar ketiga setelah penangkapan hujan tadi pagi dan sampah tadi siang selama airmata lokal terusir dari wilayahnya sendiri di selokan-selokan dan situ-situ berdinding pelukan pemukim dilindungi kelinglungan dalam ruang-ruang terbuka tertutup.

Di kantor polisi tanpa sempat didampingi pengacara top versi media massa air pendatang ditampar seribu satu pertanyaan berkaitan aksi menggalang pendatang menyerbu merusak mengancam merampas keseharian banyak warga melakukan kegiatan di dalam luar rumah hingga kehilangan banyak sekali hunian nyawa serta harta benda tak terhitung lagi dalam kalkulator mutakhir di kantor bank asuransi pegadaian setempat mengalami kebocoran perut dinding taman-taman kota.

Air pendatang juga ditendang pertanyaan seputar jaringan aksi selama ini karena tidak menutup kemungkinan mereka mempunyai sindikat mengingat dampak aksi air pendatang mengonar merajalela rutin mengirim massa mustahil dilakukan leluasa kelompoknya sendiri saja tanpa melibatkan pihak-pihak lain.

Dari seluruh aksinya air pendatang bakal dikenai pasal berlapis-lapis tipis dengan hukuman terberat melebihi seumur hidup dilengkapi beratus cambuk saban hari bahkan bisa berujung maut sesuai dengan undang-undang terbaru mengilap karena aksi air pendatang terkategori gawat-darurat melebihi teroris narkoba perkosa korupsi.

Berita tadi sore langsung disambut sorak sorai para penata sungai kota sewa pacul alat berat sembari memesan para pemandu lagu terseronok di seluruh pelosok kota. Gegap gempita juga terjadi di seluruh penjuru kota. Air pendatang dinista habis-habisan. Polisi dipuji habis-habisan. Presiden pun memberi apresiasi setinggi-tingginya dengan menganugerahkan bintang lencana kenaikan pangkat jabatan tunjangan bagi seluruh personil terlibat aksi penangkapan diliput media massa setelah bertahun-tahun silam disilaukan sisa belanja iklan-iklan sana-sini menohok para pengelola sungai irigasi di sektor hulu.

Air Laut Ditangkap Polisi

Tadi malam air laut dijebak polisi ketika mabuk-mabukan di pesisir kota melalui pengintaian bertahun-tahun dan penjebakan besar-besaran. Barangkali kejadian itu lebih sulit dibanding penangkapan hujan tadi pagi sampah tadi siang air pendatang tadi sore karena air laut berjumlah banyak sempat melawan dengan kekuatan berikut mabuk kepayang sempoyongan bergoyang-goyang menghantam menggoyahkan barisan aparat satu bataliyon bersenjata lengkap buatan dalam negeri maupun impor.

Di kantor polisi tanpa sempat didampingi pengacara top versi media massa air laut ditempeleng seribu satu pertanyaan berkaitan aksi menggalang massa regional nasional internasional membuang kembali memulangkan semua massa sungai sehingga merusak mengancam merampas keseharian banyak warga pesisir dalam kota melakukan kegiatan di dalam luar rumah hingga kehilangan banyak sekali hunian nyawa serta harta benda tak terhitung lagi dalam kalkulator mutakhir di kantor bank asuransi pegadaian setempat mengalami kejebolan keambrolan bendungan gedung.

Air laut juga dipukul bertubi-tubi pertanyaan seputar jaringan aksi selama ini karena tidak menutup kemungkinan mereka mempunyai sindikat mengingat dampak aksi air laut selalu membuang kembali memulangkan massa besar-besaran saban hari mustahil dilakukan leluasa kelompoknya sendiri saja tanpa melibatkan pihak-pihak lain.

Dari seluruh aksinya air laut bakal dikenai pasal berlapis-lapis tebal dengan hukuman terberat melebihi seumur hidup dilengkapi beratus cambuk saban hari bahkan bisa berujung maut sesuai dengan undang-undang terbaru mengilap karena aksi air laut terkategori gawat-darurat berkali-kali melebihi teroris narkoba korupsi.

Berita tadi malam langsung disambut sorak sorai para pembuat talut nelayan wisatawan pedagang makanan minuman pantai kota sembari memesan para penari telanjang di seluruh pelosok kota. Gegap gempita juga terjadi di seluruh penjuru kota. Air laut dikutuk habis-habisan. Polisi dipuji habis-habisan. Presiden pun memberi apresiasi setinggi-tingginya dengan menganugerahkan bintang lencana kenaikan pangkat jabatan tunjangan bagi seluruh personil terlibat aksi penangkapan diliput media massa setelah bertahun-tahun silam disilaukan sisa belanja iklan-iklan sana-sini.

*******

Panggung Renung, 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun