Mohon tunggu...
Agustinus Maran
Agustinus Maran Mohon Tunggu... Guru - Guru Pelosok

Menulislah selagi dunia tak pernah menghakimi tulisanmu.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Yang Manis Bukan Gula, Bukan Pula Madu, Tetapi Temu Kangen

27 Juni 2024   21:57 Diperbarui: 27 Juni 2024   21:59 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang muda penuh kreativitas. Kreativitas butuh komitmen. Komitmen menghargai waktu.

Kata orang Lewaji itu dingin, tapi penghuninya tidak putih amat. Segelintir orang mengatakan Lewaji itu panas, tetapi penghuninya tidak terlalu hitam. Itulah realitanya. Tidak bisa kita sangkal, kampung dingin Lewaji menjadi rumah ternyaman dalam temu kangen Orang Muda Katolik seParoki St. Antonius Padua Kalikasa, yang terjadi pada 27-30 Juni 2024.

Siang itu, rombongan OMK seParoki Kalikasa  menyusuri jalan berdebu, menggilir kerikil yang tidak bisa dianggap remeh, menuruni lembah curam menuju Lewaji. Memang, ekstra hati-hati, sebab jalanan di sini, di samping kiri jurang, di kanan bebukitan, di tengah berlubang. Tentu butuh kesabaran untuk menaklukannya.

"Selamat datang, selamat menikmati suasana suka di Stasi Santo Mikael Lewaji. Di sini kita menghabiskan separuh hari untuk berjalan bersama menuju OMK yang  kreatif, mandiri, dan misioner", suara MC menghalau sinar silau panas dan bayang-bayang hangat matahari mengabadikan momen kebersamaan untuk saling membentangkan dada selapang-lapangnya.

Di depan Gereja Stasi Santo Mikael Lewaji, rombongan OMK diterima dengan penuh kehangatan ditandai dengan pengguntingan pita oleh RD. Emanuel Temaluru, selaku pastor paroki. Pertumpahan rasa dimulai.

Kegiatan pembukaan temu kangen OMK seParoki Kalikasa diawali dengan misa pembukaan. "Orang muda itu penuh kreativitas. Kreativitas butuh komitmen. Komitmen menghargai waktu," ungkap RD. Eman. "Ajang temu kangen ini digunakan untuk menunjukkan kreativitas, memupuk kebersamaan, dan berjalan bersama dalam bingkai persaudaraan. Temu kangen itu manis.  Manis untuk saling berkenalan. Kalau ada yang berjodoh disyukuri, kalau belum berjodoh cukup senyum-senyum karena doamu masih dalam antrian", lanjutnya.

Dari Lewaji banyak cerita akan tersulam. Dari tiada menjadi ada dan kata-kata tak lagi bisu. Temu kangen adalah anugerah. Jika ada yang paling manis itu bukan gula, bukan pula madu, tak lain temu kangen. Jadikannya sebagai kenangan sambil menyusun satu per satu kisah yang akan dirajut tanpa cela. Mari menebar senyum dan menggenapinya dalam setiap perjamuan pagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun