Literasi bukan hanya sekadar jargon kosong yang didengungkan. Literasi sudah menjadi sebaris kata yang menggelinding merasuk generasi kita.Â
Semangat literasi semestinya terus ditingkatkan karena literasi bukan urusan merayu agar dengan kobaran nafsu yang menggebu mereka terlihat sedikit lebih akrab dengan kata itu.Â
Sejatinya literasi perlu dijadikan sebagai budaya agar mereka lebih berempati, merefleksikan pengalaman dan diri sehingga muncul apresiasi terhadap apa yang dilakukan.Â
Tanpa kita sadari kegiatan literasi sudah ditanamkan sejak kecil. Misalnya, seorang ibu menceritakan dongeng menemani anaknya tidur.Â
Hal demikian tidak hanya merupakan hiburan hingga anaknya terlelap dalam mimpi, namun dapat mendorong minat baca anak. Atau seorang ibu memberikan uang 20.000 rupiah kepada anaknya untuk membeli 1 kg gula pasir.Â
Setelah membeli, anak itu memberi uang kembalian Rp. 7.000 kepada ibunya. Ibu itu bertanya, berapa harga gula pasir ini? Si anak lalu berpikir dan memberikan jawaban bahwa harga gula pasir ini adalah Rp. 13.000.Â
Ini adalah contoh nyata praktik literasi yang kita temukan di kalangan keluarga kita yang sejatinya menyentuh langsung prinsip literasi yakni literasi adalah adalah kecakapan hidup.
Literasi bukan hanya tentang keterampilan membaca. Lebih dari itu, literasi berkaitan dengan kompetensi berpikir dan memproses informasi.Â
Sering kita menitiberatkan literasi pada minat baca sehingga terkesan melabelkan seseorang bahwa terlahir dengan tidak mempunyai minat membaca padahal minat membaca itu dimiliki setiap anak, budaya membacalah yang masih kurang.
Berkaitan dengan hal itu, Himpunan Mahasiswa Pelajar (HIMAPEL) Turubean dalam mengisi liburan melaksanakan kegiatan literasi di Taman Baca Tosiba-Turubean, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur.Â
Kegiatan yang dilakukan antara lain, Workshop Cinta Literasi bagi para pelajar dan OMK pada 5 Juli 2023, dan kegiatan gemar literasi bagi siswa sekolah dasar Pada 6 Juli 2023.
Workshop literasi menghadirkan narasumber hebat dari kalangan mahasiswa yang terhimpun dalam HIMAPEL, diantaranya Nobertus Luron (Ketua HIMAPEL), Fr. Ryo Maran, Dan Desy Tana.Â
Desy Tana dalam pemaparan materi menekankan pentingnya literasi bagi generasi muda. Literasi merupakan kemampuan mengolah dan memahami informasi.Â
Bagi generasi muda, literasi mempunyai peranan yang penting dalam menumbuhkan kreatifitas dan membentuk karakter. Generasi muda harus melek literasi dan menjadikannya sebagai kebiasaan yang baik dalam menumbuhkan peradaban dan kebudayaan di era digital.
Fr. Ryo Maran menekankan pentingnya membaca bagi para pelajar.Â
"Sebagai pelajar tentu harus menanamkan minat membaca dalam diri. Jadikan membaca sebagai budaya sehingga dapat menjadi aktivitas yang tidak bisa ditinggalkan", ungkapnya. Fr. Ryo juga berharap bahwa sebagai generasi muda harus terus terlibat aktif dalam kegiatan literasi untuk mendukung perkembangan Taman Baca Tosiba. Â
Selain kegiatan workshop tersebut, HIMAPEL juga melakukan kegiatan Gemar Literasi bagi siswa SD. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain; menceritakan kembali isi bacaan, menebak gambar, dan game kreatif.Â
Kegiatan ini dipandu langsung oleh Desy Tana. Kegiatan ini bukan semata hiburan. Namun melatih anak untuk tampil percaya diri, menambah pengetahuan, dan juga memperkuat memori anak.Â
Dari beberapa kegiatan yang dilakukan HIMAPEL tentu memberikan efek positif bagi perkembangan literasi di Taman Baca Tosiba-Turubean.Â
"Literasi Dimulai dari Komunitas Terkecil" itulah slogan yang didengungkan oleh para pecinta literasi di komunitas HIMAPEL.Â
Saat ini, Taman Baca Tosiba-Turubean, masih sangat kekurangan buku sehingga uluran tangan dari berbagai pihak berupa sumbangan buku sangat kami harapkan.
Salam Literasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H