Mohon tunggu...
Agustinus Maran
Agustinus Maran Mohon Tunggu... Guru - Guru Pelosok

Menulislah selagi dunia tak pernah menghakimi tulisanmu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kekasihku dan Puisi

6 November 2022   07:37 Diperbarui: 6 November 2022   07:56 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia adalah benih

Satu-satunya rahim yang melahirkan kata-kata: Puisi.

Ia satu-satunya menjelma jadi puisi

Membebaskan kata-kata lama kesepian.

Ia yang lebih tabah mencintai dengan sederhana

Dari kekuatan sendiri

Tak perlu air mata

Tapi mencintai air mata

Karena itu satu-satunya jalan kebahagiaan yang menyelamatkan diri dari ingatan yang pahit.

Ia adalah benih

Menoreh kehidupan yang kekal

Berumah dalam puisi-puisi.

Ia kekasihku

Menyediakan rahim bagi puisi-puisiku

Yang mengerti surga lebih nikmat dari dosa.

Waijarang, 6/11/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun