Mohon tunggu...
Agustinus Maran
Agustinus Maran Mohon Tunggu... Guru - Guru Pelosok

Menulislah selagi dunia tak pernah menghakimi tulisanmu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terjebak Teori Himpunan

26 Oktober 2021   18:26 Diperbarui: 26 Oktober 2021   18:28 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhan, di pintu kamar himpunan semesta dengan gemetar mengelabui kenangan yang disederhanakan. Bisa saja ia menjadi tak lazim oleh gairah kesangsian dan keasingan yang sekian lama bertahan dalam kekosongan.

Perihal lain serupa itu kelak kita sebut kenangan yang sama: 

Antara merelakan dan mengiyakan tangis sendiri.

Kita sama-sama terjebak simulasi yang menakut-nakuti hingga lupa cara terbaik untuk senyum, padahal tak ada jarak antara senyuman dan ciuman, hanya ketakutan yang diciptakan sendiri.

Terlalu cepat membayangkan gelisah tak sampai juga dalam ingatan. Katakutan konon penuh igauan dalam kantuk sedikit berantakan. Selebihnya, terjebak teori himpunan: kantuk dan takut adalah relasi tak dapat didefinisikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun