Mohon tunggu...
Agustinus Maran
Agustinus Maran Mohon Tunggu... Guru - Guru Pelosok

Menulislah selagi dunia tak pernah menghakimi tulisanmu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kacamata

2 September 2021   07:05 Diperbarui: 2 September 2021   07:03 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada telaga selalu kau lepas senyum dan rintik tak luput dalam diriku. Di antara orang yang bahagia, masih ada yang patah hati, berulang kali mengirim gerimis kesukaan berpasang-pasang. 

Mungkin belum cukup, dengan kaca mata ia menadah air mata dan banyak belajar melumat doa yang mewanti di bilik dosa. Itulah mengapa aku memilih berdosa agar tak bosannya memanjatkan doa sebelum tidur. Cuma, aku belum mau tua saja. Mataku masih membutuhkan kaca yang tidak terlalu rumit untuk melihat umur hatimu yang disembunyikan. 

"Kenapa tak kau pakai saja kaca mata agar dapat mengukur jarak mata dan hati terluka sekian lama."

Barangkali mengingatmu aku harus berpura-pura buta agar tak jadi asing dalam  sajak ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun