Mohon tunggu...
Agustinus Daniel
Agustinus Daniel Mohon Tunggu... -

Credo ut Intelligam - Aku percaya maka aku mengerti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tiga Cara Mengenal Tuhan

1 Juni 2016   04:35 Diperbarui: 1 Juni 2016   04:45 1908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ini adalah transkrip dari video kedua seri Mistagogi Meditasi Yesus yang saya unggah ke u-tube.

Lihat videonya disini

Dalam seri mistagogi yang kedua ini saya akan membagikan tentang tiga cara untuk mengenal Tuhan.

Seperti yang sudah saya bagikan sebelumnya, tujuan hidup manusia yang tertinggi dan universal adalah menjadi ekspresi kemuliaan Tuhan. Sebab untuk itulah Tuhan menciptaan manusia.

Lalu bagaimana kita bisa menjadi ekspresi kemuliaan Tuhan? Tentu saja yang pertama adalah kita perlu mengenal Dia. Hanya dengan mengenal Tuhan maka kita tahu bagaimana kita dapat menjadi ekspresi kemuliaan-Nya..

Ada tiga cara kita dapat mengenal Tuhan, ketiga cara ini masing-masing memberikan tingkat pengenalan yang berbeda-beda juga. Cara yang satu memberikan pengenalan yang lebih dalam dari yang lainnya.

Cara yang pertama adalah melalui apa yang dilakukan-Nya, yaitu melalui segala sesuatu yang telah diciptakan-Nya.

Ini seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus:

Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
(Rm.1:20)  

Cara pertama ini tersedia bagi semua orang, baik yang mengenal agama maupun yang tidak. Dengan melihat alam ciptaan, sesungguhnya manusia bisa mengetahui bahwa seluruh alam semesta dengan segala isinya tidak muncul begitu saja tapi ada yang menciptakannya, yaitu Tuhan Sang Pencipta Yang Maha Kuasa dan Kudus.

Contohnya, banyak bentuk-bentuk kearifan lokal yang muncul dari bangsa-bangsa yang belum atau tidak mengenal agama. Ini adalah bukti bahwa Tuhan dapat dikenal melalui ciptaan-Nya.

Tentu saja cara yang pertama ini tidak memadai, Tuhan menghendaki kita mengenal-Nya lebih dari sekedar Sang Pencipta yang Maha Kuasa dan Kudus. Selain itu cara ini masih sangat rentan dengan penyimpangan sehingga banyak orang yang akhirnya jatuh pada penyembahan berhala atau menyembah berbagai macam dewa dan tuhan palsu yang tidak lebih dari pada iblis sang pendusta.

Maka Tuhan Sang Pencipta menyatakan Diri-Nya lebih jauh lagi...

Selanjutnya kita bisa mengenal Tuhan melalui cara yang kedua, yaitu melalui apa yang dikatakan-Nya.

Sepanjang sejarah manusia, Tuhan menyatakan Diri-Nya kepad manusia melalui Sabda-Nya yang disampaikan oleh para nabi dalam kitab-kitab suci. Demi menjaga konsistensi, Ia telah memilih satu bangsa untuk tugas itu.

Dan puncak pernyataan Diri-Nya melalui Sabda ini adalah ketika Sang Putra Allah sendiri berinkarnasi menjadi manusia, inilah saat dimana  Sabda menjadi Daging dan tinggal diantara kita. Hanya melalui Sang Sabda ini, kita dapat mengenal Tuhan dengan benar.

Sabda Tuhan melalui Kitab Suci berakhir dengan para rasul. Selanjutnya Tuhan menyatakan Sabda-Nya melalui ajaran Gereja yang dikenal juga sebagai Tradisi Suci. Dengan mempelajari Sabda Tuhan di dalam Kitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja kita dapat mengenal Tuhan melalui apa yang dikatakan-Nya.

Cara yang kedua ini jelas membawa kita pada pengenalan akan Tuhan yang lebih dalam dan kaya dibandingkan dengan hanya mengenal Dia melalui apa yang telah diciptakan-Nya.

Sekalipun demikian, inipun belum cukup. Apalagi dalam kenyataannyapun teks-teks Kitab Suci karena keterbatasannya sering disalahartikan dan memunculkan berbagai ajaran bidaah yang menyesatkan.

Tuhan menghendaki kita mengenal-Nya lebih baik lagi dan tidak menghendaki kita terjebak dalam keterbatasan teks-teks Kitab Suci.

Maka Tuhan juga menghendaki kita mengenal-Nya melalui cara yang ketiga, yaitu melalui apa yang dirasakan-Nya. Inilah cara yang terdalam dari semuanya, puncak pengenalan akan Tuhan yang membawa kita dapat mengenal Dia sebaik dan sedalam yang diinginkan Tuhan bagi manusia untuk mengenal Dia!

Kita dapat mengenal Tuhan melalui apa yang dilakukan-Nya dengan melihat alam ciptaan, kita dapat mengenal Tuhan melalui apa yang dikatakan-Nya dengan mempelajari Kitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja... Lalu bagaimana cara kita mengenal Tuhan melalui apa yang dirasakan-NYa?

Dimanakah Tuhan mengungkapkan perasaan-Nya kepada kita?

Apakah ini gagasan gnostik yang rahasia?

Bukan!

Sebaliknya, ini adalah gagasan yang terkandung dalam kekayaan tradisi ajaran Gereja Katolik dan sudah dipraktekkan selama berabad-abad!

Tidak ada ungkapan perasaan kasih Tuhan yang lebih dalam dari pada saat Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi penebusan dosa-dosa kita. Itulah momen terpenting dalam inkarnasi-Nya yang disediakan bagi kita untuk memahami perasaan-Nya.

Dan kita dapat memahami perasaan Tuhan melalui doa kontemplatif dengan merenungkan Salib Tuhan. Semua momen hidup Tuhan yang tercatat dalam Injil sebenarnya bisa digunakan untuk memahami perasaan Tuhan, tapi bagaimanapun momen salib tetap yang terpenting.

Gereja kita telah menyediakan banyak sarana untuk itu, misalnya saja doa Jalan Salib dimana kita mengenangkan momen-momen penting saat Tuhan kita disalibkan. Atau juga dalam doa Rosario ketika kita mengenangkan narasi-narasi Injil seputar kehidupan Tuhan kita!

Itu adalah sebagian cara yang sudah dikenal dan teruji selama berabad-abad yang dapat kita gunakan untuk memahami Tuhan melalui apa yang dirasakan-Nya.

Dan sekarang, kita juga dapat melakukannya melalui Meditasi Yesus. Setelah doa yang kedua, "Tuhan Yesus Kristus, aku mengasihi Engkau..." terdapat momen hening untuk kontemplasi. Saat itu dapat kita gunakan untuk memahami perasaan Tuhan dengan memandang Dia dalam imajinasi kita.

Momen apapun yang tertulis di Injil sebenarnya dapat digunakan untuk kontemplasi ini, tapi momen yang terbaik, setidaknya bagi saya, adalah dengan memandang Tuhan yang tersalib. Itulah saat dimana Tuhan seolah mengatakan pada kita, "Sahabat-Ku, seperti inilah Aku telah mengasihi engkau..."

Dengan cara ini Roh Kudus akan membimbing kita untuk mengenal Tuhan melampaui apa yang terungkap dalam teks-teks Kitab Suci. Atau dengan kata lain kita diajak untuk masuk ke dalam inti dari Sabda Tuhan.

Tuhan sendiri berkata dalam Injil Yohanes tentang Roh Kudus yang akan membantu kita memahami Sabda Tuhan,

"..tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu..." (Yoh.14:26)

Dengan memahami perasan Tuhan, maka Roh Kudus sendiri yang akan membimbing dan mengajar kita memahami seluruh Sabda-Nya dan akan mengantar kita untuk mengenal-Nya dengan lebih dalam....

Sekali lagi saya ulangi, ada tiga cara untuk mengenal Tuhan. Yang pertama melalui apa yang dilakukan-Nya, yang kedua melalui apa yang dikatakan-Nya, dan yang ketiga melalui apa yang dirasakan-Nya.

Tidak ada cara lain yang lebih baik untuk mengenal Tuhan selain dengan memahami perasaan-Nya.

Kita bisa memahami perasaan Tuhan melalui doa-doa kontemplatif yang telah tersedia dalam kekayaan tradisi Gereja kita. Salah satunya yang termudah dan setiap hari saya lakukan adalah melalui Meditasi Yesus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun