Jika kita melihat apa yang terjadi sekarang ini, terutama dalam hubungannya dengan kehidupan Gereja, kita akan sepakat jika saat ini Gereja sedang mengalami krisis yang begitu dalam dan mengerikan. Mungkin krisis ini adalah yang terberat sepanjang sejarah Gereja....
Ada ancaman serangan jihadis Islam radikal yang terobsesi oleh ambisi masa lalu ingin menghancurkan Gereja secara fisik, ada tekanan-tekanan politis dari pemerintahan-pemerintahan sipil sekuler di berbagai belahan dunia yang terus menekan dan meminggirkan kehidupan Gereja, bahkan ada pertentangan di antara para uskup dan kardinal dalam tubuh Gereja sendiri yang sangat membingungkan umat.
Singkatnya, Gereja kita sedang mendapatkan serangan mematikan dari berbagai arah, baik dari luar Gereja maupun dari dalam tubuh Gereja sendiri. Ini serangan total yang membutuhkan respon total agar Gereja dapat terus mempertahankan eksistensinya sampai akhir jaman.
Apa yang terjadi saat ini mengingatkan kita pada penglihatan yang dialami Paus Leo XIII pada tahun 1884 dimana Gereja terlihat mengalami kehancuran hebat akibat serangan iblis. Dalam penglihatan tersebut iblis diberi waktu 100 tahun untuk menghancurkan Gereja. Ini sama seperti saat Tuhan memberi kesempatan pada iblis untuk mencobai Ayub.
Memang 100 tahun telah lewat, dan serangan terbaik iblis pada Gereja pasti telah dilancarkan. Tampaknya tidak terjadi apa-apa pada Gereja dalam kurun waktu itu. Iblis pastinya gagal menghancurkan Gereja....
Benar begitu?
Salah.
Iblis sesungguhnya berhasil melancarkan serangan mematikan. Ibarat racun yang membunuh secara perlahan-lahan, akibatnya yang fatal baru muncul sekian lama setelah racun itu dimakan. Apa yang terjadi saat ini tidak lain adalah konsekuensi mematikan dari apa yang telah dilakukan iblis pada Gereja dalam kurun waktu 100 tahun setelah penglihatan Paus Leo XIII.
Pada video ini saya tidak akan membahas lebih jauh serangan iblis tersebut, mungkin lain kali. Sebaliknya saya ingin membahas apa yang dapat kita lakukan sebagai umat Tuhan untuk mempertahankan eksistensi Gereja dari segala serangan musuh-musuhnya sampai dengan kedatangan Kristus Tuhan kita.
"Orang Katolik dilahirkan untuk bertempur", demikian pernah dikatakan oleh Paus Leo XIII. Ini tepat sekali.....
Sama seperti Tuhan kita yang tidak datang untuk membawa damai, melainkan pedang. Demikian juga kita sebagai pengikut-pengikut-Nya dipanggil untuk bertempur.