Saya sangat setuju bahwa saat ini Gereja tengah menghadapi tantangan terbesarnya dalam sejarah, bahkan mungkin lebih besar dari bidaah arianisme dan bidaah protestan (Martin Luther). Tapi seperti burung pipit yang tidak akan jatuh ke tanah jika Tuhan tidak mengijinkannya, krisis ini diijinkan oleh Tuhan untuk satu maksud. Ini adalah kesempatan untuk memisahkan antara gandum dan lalang, antara mereka yang sungguh-sungguh mencintai kebenaran dan menolaknya. Sayang sekali yang layak menjadi gandum itu akan sangat sedikit sehingga Tuhan berkata, "Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"Â (Luk.18:8).
Krisis yang terjadi sekarang ini, bukanlah sebuah krisis yang tiba-tiba jatuh dari langit begitu saja. Terlalu naif kalau kita berpikir seperti itu. Krisis yang begitu besar ini, sehingga tiga orang kardinal dan uskup dengan terbuka mengatakannya, berasal dari rentetan proses panjang yang terjadi selama beberapa dekade. Ada cukup banyak alasan untuk mengatakan bahwa Konsili Vatikan II adalah bagian yang signifikan dari krisis ini.
Krisis yang terjadi sekarang ini berakar dari heterodoksi / kesesatan yang dengan amat lihai disusupkan dalam bentuk ambiguitas kata-kata indah pada dokumen-dokumen Konsili Vatikan II sehingga kesesatan ini tersamar rapi dalam ajaran-ajaran yang 'tampak' sejalan dengan ajaran Gereja. Dan dengan bantuan para Yudas, ajaran-ajaran heterodoksi ini berhasil menyesatkan banyak orang pilihan.
Hanya sedikit yang menyadari kesesatan ini sejak awal, dan mereka dikucilkan. Sebagian lagi (termasuk saya) baru menyadari adanya kesesatan ini setelah melihat buah-buahnya yang buruk. Tapi sebagian besar orang masih mengira (atau tepatnya bermimpi) bahwa Konsili Vatikan II adalah anugerah Tuhan, karya ROH KUDUS dalam Gereja.
Apa yang baik dari Konsili Vatikan II selain 'kebaruan' dan keselarasan dengan dunia? Tidak ada! Kesadaran iman umat merosot, ajaran Gereja makin terasa asing, liturgi dan kekudusan terus dilecehkan, panggilan imamat menurun drastis, dan entah apa lagi. Kasus pedofilia yang nyaris membangkrutkan Gereja dimana-mana hanyalah 'hukuman' kecil untuk menyadarkan kita dari kekeliruan ini.
Tapi sayang 'hukuman' kecil ini tidak juga menyadarkan banyak orang. Sebaliknya heterodoksi makin dikukuhkan seolah para Yudas yang ada di dalam hirarki ini menantang Tuhan untuk mendatangkan hukuman yang lebih besar.
(bersambung)
Â
Catatan untuk moderator/admin:
Kutipan 'copy-paste' sudah saya beri link sumber, tentunya tidak ada alasan lagi untuk menghapusnya. Thanks.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI