Mohon tunggu...
Agustinus Daniel
Agustinus Daniel Mohon Tunggu... -

Credo ut Intelligam - Aku percaya maka aku mengerti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meditasi Yesus #8 - Jati Diri Manusia Dan Visi Peradaban

28 Juli 2015   08:49 Diperbarui: 28 Juli 2015   08:49 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu tonggak ilmiah terpenting abad 20 adalah diakuinya kebenaran teori Big Bang, yang membuktikan bahwa alam semesta memiliki awal. Penemuan fakta-fakta ilmiah oleh Stephen Hawking yang membuktikan kebenaran teori Big Bang seharusnya menjadi momen yang penting bagi dunia ilmiah untuk mengakui adanya penciptaan alam semesta dan mengakui eksistensi Tuhan. Namun sayang sekali banyak ilmuwan yang memilih untuk tidak mengakui adanya penyebab apapun dari Big Bang demi menolak kenyataan bahwa Big Bang terjadi saat Tuhan mengatakan “Jadilah terang....” (Kej. 1:3).

Mereka selalu mencari-cari teori yang berupaya menjelaskan bagaimana dari kondisi tidak ada apapun tiba-tiba muncul ledakan besar yang menghasilkan alam semesta, dan secara kebetulan dari proses tersebut bisa terbentuk sebuah planet yang kaya kehidupan yang bernama bumi.

Bagi orang beriman, Big Bang bukanlah sebuah proses yang sepenuhnya alamiah. Itu adalah sebuah penegasan bahwa alam semesta ini memang memiliki awal mula dan sengaja diciptakan oleh Tuhan dengan sebuah rancangan yang sangat kompleks dan presisi. Big Bang diadakan oleh Tuhan agar melalui proses yang luar biasa kompleks tersebut dapat muncul sebuah planet yang kaya kehidupan bernama bumi.

Di bandingkan seluruh alam semesta, planet bumi hanya setitik kecil yang tak berarti, namun planet bumi itulah yang menjadi pusat dari alam semesta. Alasannya, itulah satu-satunya planet di alam semesta ini, setidaknya sejauh yang diketahui manusia sampai saat ini, yang begitu kaya akan kehidupan dan di dalamnya hidup mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yaitu manusia. Tidak ada tempat lain di alam semesta ini yang layak disebut sebagai pusat alam semesta selain di bumi.

Planet bumi tidak muncul secara kebetulan akibat proses Big Bang sebagaimana yang dipahami ilmuwan-ilmuwan sekuler, tapi sebaliknya proses Big Bang memang dirancang sedemikian rupa agar planet bumi dapat tercipta. Dan planet bumi sengaja diciptakan agar manusia dapat hidup di dalamnya. Pemahaman seperti ini dikenal juga sebagai prinsip kosmologi antropik.

Stephen Hawking sendiri, sebagai seorang atheis, menolak ide-ide kosmologi antropik bahwa Big Bang ada demi terciptanya bumi, karena baginya mustahil materi yang begitu besar dan energi yang sedemikian dahsyat dihamburkan hanya untuk menghadirkan sebuah planet bumi yang begitu rapuh.

Tapi bagi orang beriman, fakta besarnya materi dan energi yang dihamburkan demi penciptaan bumi justru menunjukkan betapa pentingnya bumi dalam rancangan penciptaan alam semesta. Dan lebih jauh lagi, itu menunjukkan demikian berharganya manusia di mata Tuhan sehingga demi untuk menyediakan habitat hidupnya Tuhan telah menghamburkan energi dan materi yang begitu besar di alam semesta.

Kalau saya melihat langit dengan seluruh planet dan bintang-bintangnya, lalu pemandangan alam di bumi yang begitu indah, saya tidak akan berkata, “Betapa kecilnya manusia dibandingkan dengan alam semesta ciptaan Tuhan”...itu biasa. Tapi saya akan berkata, “Betapa berharganya manusia bagi Tuhan sehingga demi untuk menciptakannya Tuhan telah menciptakan seluruh alam semesta ini dan demi menyelamatkannya Ia telah mengurbankan Putra-Tunggal-Nya.”

Bagaikan seniman perfeksionis, Tuhan tidak peduli seberapa besar materi dan energi yang harus dihamburkan dan seberapa lama waktu yang dibutuhkan demi terciptanya mahakarya sempurna yang menjadi ekspresi kemuliaan-Nya. Jadi berdasarkan perspektif ini, kita bisa meyakini bahwa planet bumi yang begitu kaya akan kehidupan adalah unik dan satu-satunya di alam semesta. Demikian juga manusia adalah satu-satunya mahluk alamiah yang berkecerdasan tinggi dan mampu membangun peradaban di alam semesta ini.

Tapi apa pentingnya membahas soal keunikan planet bumi dan manusia dalam seri tulisan Meditasi Yesus? Sangat penting!

Keunikan planet bumi dan manusia membantu kita memahami posisi keduanya sebagai pusat dari seluruh rancangan agung ciptaan Tuhan demi kemuliaan Diri-Nya, dan sekaligus untuk memahami seluruh sejarah keselamatan dan visi peradaban manusia. Bahkan jati diri dan makna hidup manusia yang obyektif juga sangat berkaitan dengan masalah ini.

Tuhan menciptakan manusia sebagai citra-Allah, ciptaan yang sempurna, demi kemuliaan Diri-Nya sendiri. Dan Ia menciptakan bumi dan seluruh isinya sebagai habitat yang memungkinkan manusia, sebagai citra Allah, hidup di bumi seperti di dalam surga.
Jadi perlu dicatat baik-baik: pada mulanya manusia diciptakan sebagai citra Allah, dan kehidupan di bumi dirancang untuk menjadi kehidupan seperti di dalam surga.

Memahami ini berarti kita memahami makna dan tujuan hidup kita, serta memahami visi peradaban.

Keadaan planet bumi yang sekarang tengah sekarat dengan berbagai kerusakan dan krisis, yang sebagian besar akibat ulah manusia, bukanlah keadaan bumi yang sesungguhnya diinginkan Tuhan ketika Dia menciptakannya.

Sebelum Adam terjatuh ke dalam dosa, segala ciptaan itu baik adanya. Kejatuhan Adam ke dalam dosa menjadi titik awal masuknya bibit-bibit kerusakan dan kehancuran yang sekarang tengah mencapai puncaknya. Tuhan ingin memulihkan ini semua, dan dengan penuh iman saya percaya hal itu pasti akan terjadi.

Melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, Yesus Kristus Putra Allah telah menebus memulihkan martabat kita sebagai citra Allah. Selanjutnya Yesus memanggil kita untuk menjadi sempurna seperti Tuhan (Mat.5:48). Itulah puncak transformasi kemanusiaan yang mungkin dilakukan manusia, karena tidak ada yang lebih baik dari pada menjadi sempurna seperti Tuhan.

Bersamaan dengan proses transformasi kemanusiaan, kita juga dipanggil untuk ikut serta bersama-sama dengan-Nya memulihkan kehidupan di bumi menjadi seperti di dalam surga demi kemuliaan Tuhan sebagaimana yang terungkap dalam doa Bapa Kami. Itulah puncak transformasi peradaban karena tidak mungkin ada peradaban yang lebih baik dari peradaban surgawi.

Jadi seluruh sejarah keselamatan bertujuan untuk ini: memulihkan keadaan manusia kembali sempurna sebagai citra Allah dan memulihkan kembali kehidupan di bumi menjadi seperti di dalam surga, demi kemuliaan Tuhan. Sudah seharusnya kita yang mengaku mencintai Tuhan menjawab panggilan ini.

Meditasi Yesus, sebuah doa batin transformatif yang sederhana bisa menjadi salah satu sarana untuk menjawab panggilan ini.

(bersambung...)

Seri video Meditasi Yesus sudah bisa dilihat lengkap di youtube, seluruhnya ada 14 video. Gunakan keyword 'Meditasi Yesus' pada fasilitas search untuk menemukannya. Silahkan subscribe di channel video saya untuk memperolah video-video terbaru lainnya. Jangan lupa juga untuk mengunjungi blog Meditasi Yesus di meditasi-yesus(dot)blogspot(dot)com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun