Untuk saat ini saya akan fokus menjelaskan bagaimana kita bisa mulai mempraktekkan Meditasi Yesus ini. Makna dan kekayaan spiritualnya hanya mungkin dipahami dengan baik oleh mereka yang mempraktekkannya. Saya tidak bisa menjelaskan bagaimana nikmatnya segelas anggur atau secangkir kopi yang sedang saya nikmati, anda harus mencobanya sendiri supaya dapat memahami apa yang saya maksud. Oleh karena itu saya berharap anda semua bisa ikut mencoba untuk mempraktekkan doa batin sederhana ini sebelum mengenal lebih jauh kekayaan dan kekuatan spiritualitasnya yang mengagumkan. Saya yakin anda tidak akan kecewa dengan Meditasi Yesus..
Anda masih ingat kisah Nabi Daniel yang saya ceritakan di tulisan pertama?
Seperti juga Daniel dan teman-temannya yang hanya makan air dan sayur saja tapi keadaannya justru lebih baik dari pemuda-pemuda lain yang menyantap makanan raja. Meditasi Yesus sekalipun dibentuk hanya menggunakan unsur-unsur sederhana dan biasa-biasa saja yang tersedia di dalam tradisi dan ajaran Gereja, kekuatan dan kekayaan rohani yang dikandungnya tidak kalah dibandingkan dengan semua jenis meditasi lain dalam tradisi agama apapun yang menggunakan teknik-teknik dan konsep-konsep canggih...
Berikut saya akan menjelaskan bagaimana anda bisa mulai mempraktekkan Meditasi Yesus ini, dan menjadikannya sebagai sumber kekuatan rohani sehari-hari...
Di dalam sebuah buku spiritual klasik "The Way Of The Pilgrim" (di terjemahkan ke bahasa Indonesia dalam buku"Doa Tak Kunjung Putus - Kisah Seorang Peziarah") dikisahkan bagaimana pengarang buku ini (anonim, tak dikenal) terobsesi oleh perintah Rasul Paulus,
"Berdoalah setiap waktu di dalam Roh ...." (Ef.6:18).
Lalu bagaimanakah seseorang bisa mempraktekkan perintah yang sulit ini dalam kehidupan sehari-hari? Seperti apa itu berdoa setiap waktu yang dimaksud oleh Rasul Paulus? Dalam pencariannya ia menemukan jawabannya dalam buku Philokalia, sebuah buku yang berisi kumpulan tulisan para pertapa dan bapa-bapa Gereja Timur sejak abad ke 4 sampai abad 15, tentang hidup rohani.
Dari buku Philokalia tersebut ia mulai belajar mempraktekkan Doa Yesus dengan cara mendaraskannya secara terus menerus di dalam hati seirama dengan ritme pernafasan. Ia melakukannya baik dalam waktu yang khusus diluangkan untuk berdoa maupun dalam aktivitas sehari-hari. Berkat doa ini ia mendapat banyak karunia yang memperkaya kehidupan rohaninya.
Buku "The Way Of The Pilgrim" yang kemudian diterjemahkan ke berbagai bahasa dan tersebar di seluruh dunia membuat Doa Yesus menjadi sangat terkenal dan banyak orang-orang di luar Gereja Timur ikut mempraktekkannya.
Meditasi Yesus dapat dipraktekkan dengan cara sederhana seperti orang mendaraskan Doa Yesus. Meditasi Yesus dapat dipraktekkan pada waktu-waktu yang khusus diperuntukkan untuk itu, di waktu-waktu luang diantara aktivitas sehari-hari, ataupun pada saat kita melakukan aktivitas sehari-hari.
Caranya sangat mudah, carilah posisi yang nyaman dan pantas untuk berdoa. Harus diingat bahwa dalam Medtasi Yesus kita berdoa dan berjumpa dengan Tuhan. Anda bisa duduk di kursi, berlutut, atau bersila di lantai. Pastikan dengan posisi yang anda pilih itu anda bisa nyaman berdoa selama jangka waktu yang anda butuhkan, tanpa harus sering-sering mengubah posisi. Lalu fokuskan pikiran kita pada rumusan doa dalam Meditasi Yesus saat kita mengucapkannya secara perlahan dengan penuh kesungguhan di dalam hati: