Mohon tunggu...
Agustinus Daniel
Agustinus Daniel Mohon Tunggu... -

Credo ut Intelligam - Aku percaya maka aku mengerti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meditasi Yesus #2 - Doa Dan Keheningan Dalam Tradisi Gereja

22 Juli 2015   13:44 Diperbarui: 22 Juli 2015   13:44 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itu sebabnya Tuhan Yesus sendiri sering pergi menyendiri untuk bisa memperoleh keheningan yang dibutuhkan agar Ia dapat berdoa kepada Bapa (lihat Mat. 14:23, Mrk. 1:35, dan lain-lain). Bahkan satu-satunya cara berdoa yang diajarkan Yesus yang tercatat dalam Injil adalah masuk ke dalam kamar dengan menutup pintu untuk berdoa kepada Bapa di tempat yang tersembunyi (Mat.6:6). Ini tidak lain adalah berdoa dalam keheningan batin.

Selain itu Rasul Petrus juga mengatakan, "Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa" (1Ptr.4:7). Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa berdoa dalam keheningan batin adalah cara berdoa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dan diikuti juga oleh para murid-murid-Nya. Singkatnya, berdoa dalam keheningan batin adalah cara berdoa yang terbaik menurut Tuhan kita.

Memang tidak salah kita berdoa sambil bernyanyi, berdoa dengan penuh semangat, atau juga berdoa dengan bahasa roh ala karismatik. Tapi bagaimanapun cara berdoa yang terbaik adalah berdoa dalam keheningan batin. Tuhan Yesus telah mengajarkan kita untuk berdoa seperti itu, selain itu Ia sendiri juga mempraktekkannya, dan murid-murid juga mengikutinya. Kenyataan ini menginspirasi orang-orang Kristen awal untuk melakukan praktek serupa dengan menjalani kehidupan asketik untuk mengupayakan keheningan agar dapat berdoa seperti yang diajarkan Yesus.

Pada abad ketiga upaya untuk mencari keheningan batin ini memasuki tahap yang baru yang nantinya menjadi cikal bakal kehidupan monastik atau pertapaan. Suatu saat St. Antonius dari Mesir mendengarkan perintah Yesus dalam Injil, "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Perintah ini begitu menyentuh lubuk terdalam hatinya sehingga ia segera menjual semua kekayaan yang didapat dari harta warisan orang tuanya yang kaya dan memilih hidup sebagai pertapa di padang gurun.

Memang sejak awal sudah banyak orang Kristen yang memilih hidup asketik, tapi tidak secara ekstrim dengan menyendiri di padang gurun yang jauh dari komunitas. Cara hidup St. Antonius yang radikal ini menarik minat banyak orang untuk mengikutinya. Mereka berbondong-bondong datang ke sekitar pertapaan St. Antonius dan tinggal di sana untuk meminta bimbingannya. Hingga akhirnya terbentuklah komunitas pertapa yang menjadi inspirasi hidup doa Kekristenan. St. Antonius kemudian dikenal sebagai pelopor kehidupan monastik Gereja.

Meskipun demikian St. Antonius bukanlah orang Kristen pertama yang hidup bertapa di padang gurun. St. Paulus dari Thebes sudah melakukannya beberapa puluh tahun sebelumnya. Demi menghindari penganiayaan terhadap orang-orang Kristen pada masa Kaisar Decius, St. Paulus pergi menyendiri ke padang gurun dan tidak pernah kembali selama lebih dari 90 tahun lamanya. Ia hanya makan kurma serta setengah potong roti yang setiap hari dibawakan oleh seekor burung gagak.

Menjelang akhir hidupnya St. Paulus bertemu dengan St, Antonius yang mencarinya setelah mendapat petunjuk dari sebuah mimpi. Uniknya, burung gagak yang biasa membawakan St. Paulus setengah potong roti setiap hari, kini datang membawakan sepotong roti utuh untuk kedua orang suci tersebut. Tidak lama setelah pertemuan ini St. Paulus yang sudah sangat tua meninggal dunia, dan jasadnya dikuburkan oleh St. Antonius (yang juga sudah tua) dengan dibantu oleh dua ekor singa.

Dari pertemuan kedua orang suci inilah kita bisa mengenal kisah hidup St. Paulus Pertapa Pertama. Sementara itu kisah hidup St. Antonius sendiri ditulis oleh sahabatnya, St. Athanasius, yang tidak lain adalah seorang uskup suci penakluk bidaah arianisme.

Kedua orang suci ini, St. Antonius Bapa Kehidupan Monastik dan St. Paulus Pertapa Pertama, menjadi sumber inspirasi banyak orang Kristen untuk mengikuti cara berdoa sebagaimana yang diajarkan Tuhan Yesus, yaitu berdoa dalam keheningan. Cara berdoa seperti ini juga yang seharusnya tetap menjadi cara berdoa kita sekarang. Tidak ada cara berdoa yang lebih baik dari itu, jika ada tentu Tuhan Yesus sudah mengajarkannya.

(bersambung...)

Seri video Meditasi Yesus sudah bisa dilihat lengkap di youtube, seluruhnya ada 14 video. Gunakan keyword 'Meditasi Yesus' pada fasilitas search untuk menemukannya. Silahkan subscribe di channel video saya untuk memperolah video-video terbaru lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun