Mohon tunggu...
Agustinus Daniel
Agustinus Daniel Mohon Tunggu... -

Credo ut Intelligam - Aku percaya maka aku mengerti.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tuhan Tidak Golput

1 Juli 2014   02:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:04 1316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Albert Einstein pernah mengatakan, "Kebetulan adalah cara Tuhan untuk tetap anonim." Bagi orang bijak memang tidak ada yang namanya kebetulan karena Tuhan pemilik semesta alam dapat melakukan intervensi dalam kehidupan manusia, jika Ia menghendakinya. Jadi bolehlah saya katakan bahwa kebetulan  adalah suatu pertanda adanya kehadiran Tuhan dalam kehidupan ini.

Tidak terkecuali dalam kancah politik. Ada saat-saat dimana Tuhan memilih bersikap golput dan membiarkan manusia memutuskan sendiri, tapi di saat yang lain Tuhan terkadang tidak golput. Dia bisa berpihak, malah bukan hanya sekedar berpihak tapi juga berperan aktif sejak awal sebelum semua manusia menyadari apa yang sedang terjadi. Di sepanjang sejarah, seperti yang juga tercatat dalam kisah-kisah di Kitab Suci, Tuhan bisa merancang karir politik orang pilihanNya untuk meraih kekuasaan. Oleh karenanya saya percaya kalau jaman dulu Tuhan bisa mengintervensi kehidupan politik manusia, sekarangpun pastinya juga bisa kalau Ia memang menghendakinya.

Figur sederhana yang fenomenal

Saya rasa inilah yang terjadi pada fenomena Jokowi. Lahir tanggal 21 Juni 53 tahun yang lalu, Jokowi berasal dari keluarga sederhana yang hidup penuh keprihatnan seperti layaknya sebaguan besar rakyat Indonesia. Namun karir politiknya melesat bagaikan roket. Setelah menjabat sebagai Walikota Solo selama 2 periode, pada tahun 2012 ia dipercaya untuk mengikuti pemilihan Gubernur DKI, jabatan pemimpin daerah paling bergengsi di negeri ini. Dari situasi yang oleh sebagian besar pengamat dikatakan nyaris tidak mungkin menang, dia berhasil memenangi pemilihan dan menjadi Gubernur DKI. Melihat berbagai prestasi dan cara kerjanya yang luar biasa selama menjadi walikota dan gubernur, banyak rakyat yang menghendakinya untuk melangkah lebih jauh: menjadi calon presiden RI.

Jika dicermati dengan jujur, pencapaian karir politik Jokowi sungguh luar biasa dan fenomenal. Sejauh yang saya ketahui, tidak ada orang Indonesia yang punya perjalanan karir politik luar biasa seperti Jokowi. Tanpa kekuatan uang dan kekuasaan, seorang yang berasal dari rakyat biasa dan sederhana kini mampu berada di sebuah posisi untuk meraih jabatan politik tertinggi di negeri ini. Seolah-olah ada campur tangan Tuhan yang aktif berperan dalam karir politik Jokowi.

Hal lain lagi yang menarik adalah kebiasaannya blusukan. Baik saat menjabat menjadi walikota maupun gubernur. Seperti yang diakui Jokowi sendiri, blusukan adalah caranya untuk mengasah batin agar mampu memahami perasaan dan kehendak rakyat yang dipimpinnya. Tidak heran kalau saat ini Jokowi dikenal tidak hanya sebagai seorang pemimpin yang jujur, sederhana, bersih, tapi juga selalu berpihak pada rakyat.

Karisma seorang Jokowi

Saya mengagumi sosok Jokowi sejak tahun 2011 saat ia berkonflik dengan atasannya, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, karena ia menolak pembangunan mal dengan alasan hal tersebut akan mematikan pasar tradisional di sekitarnya. Dalam hati saya berkata, "Ini orang hebat..." Kekaguman ini semakin bertambah saat ia berhasil menjadi Gubernur DKI secara mengejutkan dan juga melihat kerja kerasnya yang luar biasa saat menjabat. Saya merasakan adanya suatu karisma yang luar biasa di balik sosok sederhana Jokowi. Selalu menjadi pertanyaan besar dalam hati saya: siapa sebenarnya Jokowi ini? Faktor apa yang membuat saya begitu kagum pada sosok Jokowi akhirnya semakin terjawab ketika beberapa minggu yang lalu saya menemukan sebuah video di youtube.

Video tersebut merupakan cuplikan dari acara 'Bukan Empat Mata' pada tahun 2010 yang menampilkan sebuah tayangan video yang konon direkam pada tahun 2005 mengenai komunitas anak indigo yang dikaruniai indra keenam. Salah seorang anak indigo mendapatkan suatu penglihatan tentang Indonesia di masa depan yang digambarkan secara simbolik. Seorang ibu yang tampaknya pembimbing kelompok indigo tersebut menerangkan penglihatan itu:

"..ini gambar tentang buku bertumpuk dengan bendera...
..bukunya terbuka..trus ada tulisan... menceritakan bahwa...
sudah tercatat secara alam... bahwa negeri kita...
ini digambarkan melalui gambar bendera.. dibagi dua.. merah putih..
negeri kita Indonesia akan mengalami bencana...
namun alam berbaik hati mendidik seorang pemimpin...
yang munculnya dari sebuah kesederhanaan...
gambarnya rumah yang sederhana...
alam akan membuat dia mencapai kedudukan ini dengan cara yang mengejutkan...
mudah-mudahan sekitar enam atau tujuh tahun dari tahun 2005
orang itu sudah mulai kelihatan.. sudah siap..."

Penglihatan yang diterima anak indigo ini memiliki ketepatan yang luar biasa. Jika benar video itu direkam pada tahun 2005 maka saat itu sosok Jokowi sama sekali belum dikenal publik. Jadi tidak ada alasan untuk mengatakan video ini sebuah rekayasa. Penglihatan tersebut memiliki kerangka waktu yang jelas dan penafsirannya tidak ambigu. Satu-satunya figur yang cocok dengan penglihatan anak indigo tersebut hanya Jokowi yang mulai muncul sebagai sosok fenomenal pada tahun 2011/2012.

Kalau saya melihat video itu sebelum tahun 2011 mungkin pada saat itu saya akan bersikap skeptis, sama seperti terhadap ramalan-ramalan omong kosong lainnya. Tapi sekarang saya perlu mencermati dengan serius karena sebagian yang disebutkan dalam penglihatan anak indigo tersebut sudah menjadi kenyataan.

Kebetulan tanpa makna ataukah campur tangan Tuhan?

Apakah penglihatan yang diterima anak indigo ini berasal dari Tuhan? Saya tidak tahu, tapi mengingat ketepatannya yang luar biasa hal tersebut bukan tidak mungkin.  Sebaiknya kita tidak perlu menutup diri dari kemungkinan itu. Lagi pula di awal sudah saya jelaskan bahwa Tuhan memang bisa melakukan intervensi dalam dunia politik jika Ia menghendakinya. Perjalanan karir Jokowi yang luar biasa, fenomenal, serba di luar perhitungan, buat saya menjadi tanda yang cukup jelas akan adanya kemungkinan campur tangan Tuhan.

Ketepatan perjalanan karir politik dan sosok Jokowi dengan tokoh pemimpin yang disebut dalam penglihatan anak indigo, menurut saya bukan suatu kebetulan.  Juga bukan kebetulan jika Ibu Megawati pernah mengatakan, "Ruh Bung Karno ada pada Jokowi..." sementara tanggal kelahiran Jokowi (21 Juni) sama persis dengan tanggal wafat Bung Karno.  Ini seolah-olah suatu pernyataan simbolik bahwa Jokowi adalah orang yang akan meneruskan jejak kepemimpinan Bung Karno. Bagi orang beriman tidak ada yang namanya kebetulan, karenanya saya percaya itu semua merupakan pertanda adanya campur tangan Tuhan.

Kecocokan penglihatan anak indigo dengan Jokowi sudah jelas, tapi apakah penglihatan ini berasal dari Tuhan atau bukan memang masih bisa diperdebatkan. Tapi fenomena yang ada diseputar Jokowi harusnya bisa membantu. Ada semacam polarisasi yang jelas antara orang yang mendukung Jokowi dan mereka-mereka yang menolaknya. Orang-orang yang punya integritas dan karakter serta berkeinginan tulus membangun bangsa ini cenderung mendukung Jokowi sementara orang-orang yang oportunis, bermental korup, dan ingin menguasai negeri ini demi kepentingan kelompoknya sendiri cenderung menolak Jokowi. Saya tidak ragu mengatakan bahwa Tuhan memang berpihak pada Jokowi. Bahkan lebih dari itu, bisa jadi Ia sendirilah yang merancang dan mempersiapkan karir politik Jokowi dengan cara-caraNya yang misterius.

Ini soal nasib bangsa

Ada alasan kuat mengapa Tuhan secara khusus mempersiapkan seorang Jokowi menjadi pemimpin bangsa. Ini menyangkut persoalan yang lebih besar dari sekedar kekuasaan politik. Menurut penglihatan anak indigo, negara ini akan mengalami bencana. Ini yang jadi fokus. Saya menafsirkan bahwa bencana yang dimaksud bukanlah bencana alam, melainkan perpecahan bangsa (yang digambarkan dengan  pemisahan bendera, merah dan putih).  Tanda-tanda ke arah ini sudah ada meski banyak yang berusaha menutupi dan mengecilkannya. Dari sudut ini kita bisa memahami Jokowi sebagai alat yang digunakan Tuhan untuk menyelamatkan bangsa ini dari perpecahan.

Dari perspektof ini pula saya melihat bahwa Jokowi telah dipersiapkan sedemikian rupa untuk menjadi tokoh yang mampu menerima dan memperjuangkan ke-bhinekaan. Sewaktu ia menjabat sebagai Walikota Solo, wakilnya adalah seorang Katolik. Saat menjadi Gubernur DKI, wakilnya adalah seorang Kristen dan keturunan Cina. Dan saat inipun ia memilih seorang dari suku Makassar untuk mendampinginya sebagai calon wakil presiden. Jokowi tampil sebagai sosok pemimpin yang mampu merangkul dan bekerjasama dengan siapapun tanpa memandang SARA. Ia selalu mengupayakan agar negeri ini tetap merupakan tanah air yang nyaman bagi semua orang tanpa membedakan suku, agama ataupun ras. Jusuf Kalla, orang yang dipilih untuk menjadi wakilnya juga punya pengalaman mendamaikan kelompok-kelompok yang bertikai dalam kerusuhan bernuansa SARA di Ambon dan Poso. Sekali lagi saya yakin ini semua merupakan campur tangan Tuhan, terlalu mustahil rasanya kalau semua keterkaitan ini hanyalah suatu kebetulan tanpa makna. Ini rencana misterius Tuhan untuk menyelamatkan negeri ini  dari bencana perpecahan yang kelak akan terjadi.

Tentu saja siapapun berhak untuk setuju maupun tidak setuju dengan apa yang saya tulis. Jika anda meyakini bahwa semua yang terjadi dalam perjalanan karir politik Jokowi hanyalah suatu kebetulan yang luar biasa, tanpa makna dan tidak ada hubungannya dengan Tuhan, maka tanggal 9 Juli 2014 nanti anda bebas menentukan pilihan. Tapi jika anda percaya bahwa semua kebetulan-kebetulan tersebut adalah pertanda campur tangan dan keberpihakan Tuhan, maka sesungguhnya tidak ada pilihan lain. Saya percaya saat ini Tuhan tidak golput dan Ia ada di kubu Jokowi. Bagaimanapun saya juga berusaha realistis, Jokowi hanya seorang manusia, bukan malaikat. Pasti sedikit atau banyak ia juga punya kekurangan. Tapi kalau Tuhan sudah memilihnya apakah kita punya alasan untuk berbeda? Saya tidak ingin berada di pihak yang berseberangan dengan Tuhan, oleh karenanya bagi saya memilih Jokowi adalah sebuah harga mati. Bukan demi kekuasaan sesaat, tapi demi keselamatan dan keutuhan bangsa yang sedang di ambang perpecahan.

Silahkan direnungkan, pilihan anda ikut menentukan nasib bangsa...

----------------------

Baca juga ini:

Kekuatan Terbesar Jokowi

Pertarungan Dua Figur

Revolusi Mental: Antara Jokowi Dan Karl Marx

Saya Pilih Perubahan

JOKOWI Strikes Back

Kebohongan Dalam Nama Tuhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun