Jadi Tuhan sebenarnya tidak membeci orang kaya, tetapi membeci mereka orang kaya yang hatinya terikat kepada kekayaan. Janda miskin dari Sarfat dan janda miskin pemberi persembahan di muka bait Allah diberkati dan dibenarkan Allah karena mereka dalam memberikan persembahan kepada sesama dan Tuhan, tidak berdasarkan pada kekayaan, melainkan berdasarkan kemiskinannya (2Rj.17:7-16; Luk.21:1-4). Karena itu tetaplah kamu berbuat baik kepada kawanmu dengan tulus sekalipun kamu miskin. Karena itu bersyukurlah kepada para gurumu, karena mereka juga telah berbuat baik kepadamu dengan membimbing kamu, sehingga kamu bisa naik kelas. Kasih dan cinta para gurumu ini ingatlah selalu dan kenanglah dalam hatimu. Percayalah, dengan kasih yang sama para gurumu juga mencintai para murid yang lain, tidak pilih kasih karena kamu miskin dan kawanmu kaya. Para gurumu adalah murid Kristus yang diutus untuk berkarya di bidang pendidikan.
Menutup nasehatku ini, berdoalah selalu anakku untuk orang tuamu,  agar  bisa membalas kebaikan para gurumu dan para suster dominikanes dengan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membayar biaya pendidikanmu. Pertahankan nilaimu raportmu. Kami orang tuamu bangga atas prestasimu sekalipun tidak sehebat kawanmu. Yang terpenting milikilah sikap besar hati, bila ada konsekwensi dari kemiskinan kita sehingga kamu tidak bisa melanjutkan di sekolahmu itu (putus sekolah). Anakku, aku mencintaimu. Dalam kemiskinan ini, jangan berhenti memohon, sekalipun harus memungut rempah-rempah yang jatuh dari meja tuanmu (Mat.15:21-28) St. Dominikus, ora pronobis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H