Mohon tunggu...
Agustinus Sumaryono
Agustinus Sumaryono Mohon Tunggu... -

Penjual kelontong

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penahanan Rapor

25 Agustus 2017   17:50 Diperbarui: 25 Agustus 2017   18:27 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Jadi Tuhan sebenarnya tidak membeci orang kaya, tetapi membeci mereka orang kaya yang hatinya terikat kepada kekayaan. Janda miskin dari Sarfat dan janda miskin pemberi persembahan di muka bait Allah diberkati dan dibenarkan Allah karena mereka dalam memberikan persembahan kepada sesama dan Tuhan, tidak berdasarkan pada kekayaan, melainkan berdasarkan kemiskinannya (2Rj.17:7-16; Luk.21:1-4). Karena itu tetaplah kamu berbuat baik kepada kawanmu dengan tulus sekalipun kamu miskin. Karena itu bersyukurlah kepada para gurumu, karena mereka juga telah berbuat baik kepadamu dengan membimbing kamu, sehingga kamu bisa naik kelas. Kasih dan cinta para gurumu ini ingatlah selalu dan kenanglah dalam hatimu. Percayalah, dengan kasih yang sama para gurumu juga mencintai para murid yang lain, tidak pilih kasih karena kamu miskin dan kawanmu kaya. Para gurumu adalah murid Kristus yang diutus untuk berkarya di bidang pendidikan.

Menutup nasehatku ini, berdoalah selalu anakku untuk orang tuamu,  agar  bisa membalas kebaikan para gurumu dan para suster dominikanes dengan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membayar biaya pendidikanmu. Pertahankan nilaimu raportmu. Kami orang tuamu bangga atas prestasimu sekalipun tidak sehebat kawanmu. Yang terpenting milikilah sikap besar hati, bila ada konsekwensi dari kemiskinan kita sehingga kamu tidak bisa melanjutkan di sekolahmu itu (putus sekolah). Anakku, aku mencintaimu. Dalam kemiskinan ini, jangan berhenti memohon, sekalipun harus memungut rempah-rempah yang jatuh dari meja tuanmu (Mat.15:21-28) St. Dominikus, ora pronobis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun