Setelah mendapatkan dukungan dari sesepuh-sesepuh Kampung Tabonji, Josefa, Didimus, dan Teguh melanjutkan perjalanan mereka untuk mengevaluasi dan merevisi metode pertanian yang mereka terapkan. Mereka menyadari pentingnya untuk terus memperbaiki strategi mereka berdasarkan pengalaman lapangan dan umpan balik dari masyarakat.
"Penting sekali kita terus mengumpulkan data dari lapangan," kata Josefa saat mereka berjalan menuju ladang. "Kita perlu tahu persis bagaimana metode kita bekerja di berbagai bagian ladang."
"Betul, Josefa," Didimus menimpali. "Kita harus memastikan setiap bagian ladang mendapat nutrisi yang tepat. Aku akan memimpin analisis tanah lagi."
Setelah mengumpulkan data hasil pertanian, Didimus menemukan beberapa area yang memerlukan penyesuaian lebih lanjut. "Beberapa bagian tanah ini terlalu kering dan kurang nutrisi," kata Didimus sambil menunjuk peta ladang. "Kita perlu menambah bahan organik di sini."
Teguh mengangguk. "Kita juga perlu memastikan sistem irigasi bekerja optimal. Sensor kelembaban tanah menunjukkan beberapa area masih kurang air."
Selain itu, mereka melakukan pertemuan rutin dengan petani-petani lokal untuk mendapatkan masukan langsung. "Bagaimana pendapat kalian tentang teknik pemupukan baru ini?" tanya Josefa dalam salah satu pertemuan.
"Sebenarnya cukup baik," jawab Pak Tono, salah satu petani. "Tapi ada beberapa bagian yang masih sulit diterapkan karena cuaca yang tidak menentu."
Josefa menatap Teguh. "Kita perlu membahas strategi adaptasi terhadap perubahan iklim juga."
"Saya setuju," jawab Teguh. "Kita bisa mengajarkan teknik pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan dan bagaimana menghadapi perubahan cuaca."