Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seleksi Ketat Guru: Investasi untuk Pendidikan yang Lebih Baik

30 Januari 2025   04:30 Diperbarui: 29 Januari 2025   18:04 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketiga, sistem pendidikan keguruan juga perlu reformasi. Program studi keguruan harus mampu mencetak lulusan yang benar-benar siap mengajar, baik dari segi akademik maupun soft skills. Jika sistem pendidikannya sendiri belum mendukung, seleksi ketat tidak akan efektif karena kualitas calon guru yang dihasilkan tetap tidak optimal. 

Meski tantangannya cukup besar, bukan berarti kita tidak bisa menemukan solusi. Berikut, beberapa langkah yang dapat dilakukan.

Pertama, menetapkan standar nasional untuk seleksi calon guru. Standar ini harus mencakup tes akademik, evaluasi soft skills, serta wawancara yang menggali motivasi dan semangat pengabdian calon guru. Dengan standar yang jelas dan seragam, seleksi bisa berjalan lebih efektif dan adil. 

Kedua, kerja sama antara institusi pendidikan dan pemerintah sangat penting. Institusi pendidikan dapat berperan dalam menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi berkualitas untuk calon guru, sementara pemerintah mendukung dengan regulasi dan pendanaan. Program seperti ini juga dapat menjadi jembatan untuk meningkatkan kompetensi calon guru secara menyeluruh. 

Ketiga, meningkatkan penghargaan terhadap profesi guru. Penghargaan ini tidak hanya berupa gaji yang layak, tetapi juga pengakuan sosial. Dengan menjadikan profesi guru lebih prestisius, akan lebih banyak individu berbakat yang tertarik untuk menjadi bagian dari dunia pendidikan. 

Akhirnya, seleksi ketat guru adalah langkah strategis untuk masa depan bangsa, memastikan hanya individu terbaik yang memiliki kompetensi, dedikasi, dan semangat pengabdian menjadi pendidik demi membangun pendidikan bermutu yang menghasilkan generasi penerus cerdas dan berdaya saing. Namun, upaya ini membutuhkan dukungan masyarakat untuk menciptakan budaya yang menghargai profesi guru, melalui penghormatan, dukungan moral, dan kebijakan yang mendukung. Sebagai prioritas utama pembangunan, pendidikan adalah wujud investasi jangka panjang, dan menghormati guru berarti menghargai peran mereka dalam membentuk generasi masa depan. Bersama-sama, mari menjadikan seleksi ketat guru sebagai bagian dari budaya pendidikan untuk membangun harapan dan masa depan bangsa yang lebih cerah. (*)

Merauke, 30 Januari 2025

Agustinus Gereda

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun