Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seleksi Ketat Guru: Investasi untuk Pendidikan yang Lebih Baik

30 Januari 2025   04:30 Diperbarui: 29 Januari 2025   18:04 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru adalah jantung pendidikan, karena melalui tangan mereka, anak-anak belajar mengenal dunia, mengasah kemampuan berpikir, dan membangun mimpi untuk masa depan, sekaligus menerima pembentukan karakter dan nilai-nilai hidup. Di Finlandia, menjadi guru adalah profesi bergengsi dengan seleksi yang sangat ketat, memastikan hanya individu yang kompeten, berbakat, dan berdedikasi yang terpilih, sedangkan di Indonesia, proses penerimaan calon guru masih cenderung longgar, sehingga membuka peluang bagi mereka yang kurang memiliki minat atau bakat mendidik. Oleh karena itu, seleksi ketat calon guru menjadi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dan sebagai investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa.

Mengapa Seleksi Guru Perlu Diperketat?

Guru adalah pilar utama dalam dunia pendidikan. Mereka bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga menjadi sosok yang membimbing, menginspirasi, dan membentuk masa depan generasi muda. Kualitas seorang guru memiliki dampak langsung pada pembelajaran di kelas---bukan hanya dari segi akademis, tetapi juga dari segi karakter yang dibangun pada siswa. Dengan kata lain, pendidikan yang bermutu tidak mungkin terwujud tanpa kehadiran guru yang berkualitas. 

Namun, bagaimana kita bisa memastikan bahwa guru yang ada di ruang kelas benar-benar kompeten dan berdedikasi? Jawabannya adalah melalui seleksi yang ketat. Tanpa proses seleksi yang terarah, sulit menjamin bahwa calon guru memiliki kemampuan, minat, dan jiwa untuk mengajar. Sayangnya, hal ini masih menjadi tantangan di Indonesia. Banyak calon guru yang masuk ke dunia pendidikan hanya karena peluang kerja atau keterbatasan pilihan, bukan karena mereka benar-benar memiliki panggilan hati untuk mendidik. 

Lihatlah Finlandia, salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Di sana, profesi guru sangat dihormati, dan seleksi calon guru dilakukan dengan sangat ketat. Hanya pelamar terbaik dengan bakat, dedikasi, dan komitmen tinggi yang diterima. Hasilnya, pendidikan di Finlandia menjadi contoh bagi dunia, dengan siswa yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga berkembang sebagai individu yang kreatif dan berpikir kritis. 

Indonesia bisa belajar dari pengalaman Finlandia. Seleksi ketat untuk calon guru adalah langkah awal yang penting untuk membangun sistem pendidikan yang lebih baik. Dengan cara ini, kita memastikan bahwa yang berdiri di depan kelas adalah mereka yang benar-benar mampu mengemban tanggung jawab besar: mencerdaskan bangsa dan membentuk masa depan yang lebih cerah.

Kriteria Seleksi yang Ideal

Untuk menghasilkan guru yang hebat, proses seleksi yang ketat tentu perlu dilengkapi dengan kriteria yang ideal. Tidak cukup hanya melihat ijazah atau nilai akademik semata; menjadi guru adalah tugas besar yang menuntut lebih dari sekadar pengetahuan. Berikut adalah beberapa kriteria penting yang bisa menjadi panduan dalam memilih calon guru yang berkualitas. 

Pertama, penilaian berbasis kompetensi akademik adalah langkah awal yang tidak bisa diabaikan. Seorang guru harus memahami dengan baik materi yang akan diajarkan. Bagaimana mungkin seorang guru bisa menjelaskan konsep yang rumit kepada siswa jika dirinya sendiri belum menguasainya? Dengan memastikan kompetensi akademik yang solid, kita memberi siswa kesempatan untuk belajar dari yang terbaik. 

Kedua, seorang guru perlu memiliki minat dan bakat dalam mendidik. Oleh karena itu, evaluasi yang menilai motivasi dan kecocokan dengan profesi guru menjadi sangat penting. Profesi ini membutuhkan dedikasi dan kesabaran yang luar biasa---bukan sekadar pekerjaan, tetapi panggilan jiwa. Proses ini membantu mengidentifikasi calon guru yang benar-benar memiliki hati untuk mengajar dan membimbing siswa. 

Ketiga, kemampuan soft skills. Guru adalah komunikator, pendengar, dan pemimpin di ruang kelas. Kemampuan berkomunikasi dengan jelas, menunjukkan empati, dan bekerja sama dengan berbagai pihak adalah modal penting untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dan efektif. Tes untuk mengukur kemampuan ini bisa menjadi indikator yang kuat dalam menilai kesiapan seorang calon guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun