Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cara Cerdas Memupuk Imajinasi Anak Melalui Dongeng

9 Januari 2025   04:30 Diperbarui: 9 Januari 2025   08:05 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Puluhan anak mendengarkan cerita dalam perayaan Hari Anak Nasional 2023 di Perpustakaan Jakarta, Sabtu (22/7/2023). (KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA)

Dongeng merupakan bagian penting dari budaya dan pendidikan anak yang sarat pesan moral, membantu mengasah imajinasi, empati, dan keterampilan berpikir kritis anak sejak dini. 

Sayangnya, di era digital, kehadiran gawai dan konten digital sering menggantikan kebiasaan mendongeng, sementara kesibukan orang tua dan kurangnya kreativitas mempercepat memudarnya tradisi ini. 

Artikel ini membahas pentingnya dongeng dalam memupuk imajinasi anak sekaligus menawarkan cara cerdas untuk menghidupkan kembali tradisi mendongeng di tengah tantangan modern.

Tips Memilih Dongeng yang Tepat

Mendongeng merupakan sarana efektif untuk menanamkan nilai moral, mengembangkan imajinasi, dan mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Namun, pemilihan dongeng yang tepat sangat penting agar pesan yang disampaikan sesuai dengan usia dan kebutuhan perkembangan anak. Berikut, beberapa tips yang dapat dijadikan panduan.

Sesuai dengan tahapan usia anak: Memilih dongeng harus mempertimbangkan usia anak, karena setiap tahap perkembangan memerlukan pendekatan berbeda. Untuk anak di bawah tujuh tahun, kisah fabel dengan sifat-sifat dasar yang baik lebih cocok. 

Sementara anak usia sekolah dasar dapat diberikan dongeng bertema persahabatan, yang mencerminkan hubungan mereka dengan teman sebaya. Untuk remaja, kisah nyata yang inspiratif dapat membantu dalam rangka pencarian jati diri.

Cerita dengan nilai moral yang positif: Pilihlah dongeng yang mengajarkan nilai-nilai positif, seperti kejujuran, keberanian, dan empati. Cerita tentang hewan yang jujur dan tidak mencuri, misalnya, dapat membantu anak memahami konsekuensi dari perilaku buruk tanpa perlu nasihat yang berulang-ulang.

Bersifat menghibur dan mudah dipahami: Dongeng sebaiknya memiliki alur cerita yang ringan dan menghibur, sehingga anak tertarik dan tidak merasa bosan. Hindari cerita dengan alur yang terlalu rumit atau menyeramkan, terutama untuk anak usia dini.

Meningkatkan imajinasi anak: Pilih dongeng yang dapat merangsang imajinasi anak, membantu mereka mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis. Imajinasi yang diasah sejak dini akan membantu anak menjadi individu yang kreatif di masa depan.

Diceritakan dengan cara yang tepat: Cara penyampaian dongeng juga penting. Orang tua perlu santai dan tenang dalam membawakan cerita, menggunakan nada suara dan ekspresi yang sesuai untuk menarik perhatian anak. Menirukan suara binatang atau ekspresi wajah yang bahagia dapat membuat cerita lebih hidup dan menarik.

Memilih buku dengan ilustrasi menarik: Untuk anak-anak, buku dengan gambar dan ilustrasi cerah dapat meningkatkan minat dan membantu mereka memahami cerita dengan lebih baik.

Improvisasi sesuai minat anak: Orangtua dapat menyesuaikan alur cerita atau mengganti nama tokoh utama dengan nama anak, sehingga menciptakan keterikatan dan ketertarikan lebih dalam terhadap dongeng yang disampaikan.

Teknik Mendongeng yang Efektif

Mendongeng adalah seni yang memadukan keterampilan berbicara, kreativitas, dan interaksi untuk menyampaikan pesan atau nilai kepada anak-anak. Berikut, beberapa teknik mendongeng yang efektif.

Menggunakan suara dan intonasi yang menarik: Variasi dalam intonasi dan artikulasi suara dapat membuat cerita lebih hidup dan menarik bagi anak-anak. Penggunaan suara yang berbeda untuk setiap karakter, serta penekanan pada kata-kata tertentu, membantu anak membedakan tokoh dan memahami emosi dalam cerita. Menurut penelitian, penggunaan nada suara yang tepat dalam mendongeng dapat meningkatkan minat dan pemahaman anak terhadap cerita yang disampaikan.

Melibatkan anak dalam cerita: Interaksi aktif dengan anak selama mendongeng dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman mereka. Mengajukan pertanyaan, meminta mereka menebak kelanjutan cerita, atau mengajak mereka menirukan suara dan gerakan tokoh dalam cerita dapat membuat pengalaman mendongeng lebih interaktif dan menyenangkan. Pendekatan ini juga dapat meningkatkan keterampilan menyimak dan berpikir kritis anak.

Menciptakan suasana yang menyenangkan: Lingkungan yang nyaman dan kondusif sangat penting dalam mendongeng. Penggunaan alat peraga seperti boneka, ilustrasi, atau latar musik dapat menambah daya tarik cerita. Selain itu, ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang sesuai dengan alur cerita akan membuat anak lebih tertarik dan terlibat dalam cerita yang disampaikan. Menurut penelitian, penggunaan media visual dan ekspresi yang tepat dalam mendongeng dapat meningkatkan minat baca dan imajinasi anak.

Kegiatan kreatif setelah mendongeng: Melakukan aktivitas lanjutan setelah mendongeng dapat memperdalam pemahaman anak terhadap cerita dan nilai yang disampaikan. Kegiatan seperti menggambar adegan favorit, membuat kerajinan terkait cerita, atau bermain peran berdasarkan tokoh dalam dongeng dapat merangsang kreativitas dan imajinasi anak. Aktivitas ini juga membantu anak mengekspresikan pemahaman mereka dan menginternalisasi pesan moral dari cerita.

Pada akhirnya, mendongeng bukan sekadar hiburan, tetapi juga alat yang efektif untuk memupuk imajinasi, menanamkan nilai-nilai moral, dan mempererat hubungan antara orang tua dan anak. 

Di era modern, penting bagi kita untuk menjadikan dongeng sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari. Dengan meluangkan waktu untuk bercerita, orang tua tidak hanya membantu anak mengeksplorasi dunia melalui imajinasi, tetapi juga menciptakan momen berharga yang penuh kehangatan dan kedekatan emosional. 

Manfaat jangka panjang dari kebiasaan mendongeng sangatlah beragam. Anak yang tumbuh dengan dongeng memiliki daya imajinasi yang lebih baik, kemampuan berpikir kreatif, dan keterampilan berkomunikasi yang lebih baik. 

Selain itu, nilai-nilai yang disampaikan dalam dongeng akan menjadi fondasi bagi pembentukan karakter mereka di masa depan. Mari jadikan dongeng sebagai jembatan untuk membangun generasi yang cerdas, kreatif, dan berbudi pekerti luhur. (*)

Merauke, 9 Januari 2025

Agustinus Gereda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun