Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 83-84

3 Januari 2025   05:25 Diperbarui: 3 Januari 2025   04:54 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber Gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumen Pribadi)

Penyadaran Baru

Josefa duduk di bawah pohon rindang di kampus IPB, menghirup udara segar yang mengalirkan inspirasi ke dalam dirinya. Di dalam hatinya, semangat untuk menggabungkan pengetahuan tradisional dan teknologi modern semakin membara. Dia menyadari bahwa tantangan yang dihadapinya bukanlah sekadar soal pertanian, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan mengubah paradigma di masyarakatnya.

"Teguh," Josefa memulai, mengingat diskusi mereka sebelumnya, "bagaimana menurutmu cara terbaik untuk memulai dialog dengan petani di kampungku? Aku ingin mereka membuka pikiran terhadap teknologi tanpa merasa mengorbankan cara-cara tradisional mereka."

Teguh mengernyitkan dahi sejenak, berpikir serius sebelum menjawab, "Josefa, yang penting adalah pendekatanmu harus inklusif. Tunjukkan pada mereka bahwa teknologi yang kita bicarakan bukan untuk menggantikan tradisi mereka, tetapi untuk memperkuatnya. Ajak mereka berdiskusi, dengarkan permasalahan mereka, dan kemudian sampaikan solusi yang bisa mereka terima."

Josefa mengangguk, mencatat poin-poin penting dari saran Teguh. "Aku akan mempersiapkan pertemuan informal dulu, mungkin di bawah pohon rindang seperti ini," katanya sembari tersenyum. "Aku ingin mereka merasa nyaman dan terbuka untuk berbagi pengalaman mereka."

Saat matahari semakin tinggi di langit, mereka melanjutkan perencanaan mereka. Josefa menjelaskan rencananya untuk mengadakan sesi pelatihan di ladang-ladang kampung, sementara Teguh memberikan masukan tentang pendekatan komunikasi yang efektif untuk mengedukasi petani tentang teknologi baru.

"Kita juga perlu melibatkan pemerintah daerah dan organisasi pertanian setempat," Teguh menambahkan. "Mereka bisa menjadi mitra strategis dalam mengimplementasikan ide-ide ini ke level yang lebih luas."

Josefa menulis dengan semangat dalam buku catatannya, mencatat setiap detail dari diskusi ini. Dia merasa semakin yakin bahwa dengan perencanaan yang matang dan dukungan yang tepat, dia bisa membuat perbedaan yang signifikan di kampung halamannya.

Matahari terus bersinar di langit, memberikan Josefa keyakinan bahwa langkah-langkah yang dia pilih adalah langkah yang tepat. Dengan semangat yang membara dan tekad yang bulat, Josefa siap untuk melanjutkan perjalanannya menapaki jejak di Kimaam, membawa harapan dan perubahan positif bagi komunitasnya serta masyarakat Papua secara luas.

(Bersambung)

Merauke, 03 Januari 2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun