Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 83-84

3 Januari 2025   05:25 Diperbarui: 3 Januari 2025   04:54 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber Gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumen Pribadi)

Pembelajaran dari Dambu

Malam itu, Josefa duduk di meja kecil di kamarnya di Bogor, mencerahkan pikirannya dengan buku catatan dan foto-foto dari Pesta Adat Dambu yang ia simpan dengan rapi. Subbab ini menjadi titik balik dalam perjalanan batinnya, di mana Josefa merenung tentang arti sebenarnya dari apa yang dia saksikan di kampung halamannya beberapa tahun yang lalu.

Dalam keheningan kamarnya, Josefa meneliti gambar-gambar Dambu dengan penuh kekaguman. "Ini ubi-ubi yang luar biasa besar," gumamnya sendiri, matanya meneliti setiap detail foto-foto tersebut.

Tiba-tiba, suara Teguh dari ruang sebelah memecah keheningan. "Josefa, apa yang kamu pikirkan?" Teguh duduk di ambang pintu, matanya tertuju pada buku-buku dan foto-foto di meja Josefa.

Josefa tersenyum kecil, senang dengan kehadiran Teguh. "Aku sedang merenungkan bagaimana cara menggabungkan kebijaksanaan lokal dengan teknologi modern," jawabnya, mengangkat beberapa foto dari meja. "Ini Pesta Adat Dambu di kampungku. Lihat ubi-ubi ini, Teguh. Mereka tumbuh dengan begitu subur tanpa teknologi canggih."

Teguh mengangguk, duduk di samping Josefa. "Ada hal luar biasa dalam praktik tradisional yang mungkin tidak kita pahami sepenuhnya," katanya serius. "Kita perlu melihat lebih dalam lagi, mengapa cara-cara mereka begitu efektif."

Josefa mengangguk setuju, "Aku sedang mencari jawaban dalam buku-buku ini. Bagaimana nenek moyang kami mengelola tanah mereka dengan cara yang begitu bijaksana?"

Mereka berdua terlibat dalam diskusi yang dalam, mencoba mengurai rahasia di balik keberhasilan pertanian tradisional di Kampung Tabonji. Teguh memberikan perspektif dari ilmu pengetahuan modern, sementara Josefa membawa pengetahuan tentang kearifan lokal yang telah dia pelajari.

Di akhir malam itu, Josefa merasa terinspirasi. Dia tidak hanya belajar dari buku-buku dan diskusi dengan Teguh, tetapi juga dari refleksi mendalam tentang budaya dan tradisi kampung halamannya. Dia merasa lebih siap untuk mengembangkan strategi yang menghormati warisan budaya mereka sambil memanfaatkan teknologi modern untuk kebaikan komunitasnya.

Dengan semangat yang baru ditemukan, Josefa merencanakan langkah-langkah berikutnya. Dia yakin bahwa dengan pendekatan yang tepat, dia bisa membawa perubahan positif bagi Kampung Tabonji, memadukan pengetahuan tradisional dengan teknologi modern dalam cara yang harmonis dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun