Jajanan sekolah sering menjadi daya tarik bagi anak-anak, khususnya sejak usia SD, dengan warna-warni mencolok, aroma menggoda, dan rasa manis yang memanjakan lidah. Namun, di balik tampilannya yang menarik, banyak jajanan mengandung bahan berbahaya seperti boraks, formalin, atau pewarna sintetis berlebihan yang dapat mengancam kesehatan. Oleh karena itu, memahami pentingnya memilih makanan sehat menjadi langkah awal yang penting bagi orang tua, guru, dan anak-anak sendiri dalam menjaga kesehatan. Artikel ini hadir untuk membimbing anak-anak dan orang tua mengenali jajanan sehat, menemukan alternatif bergizi, serta membuat jajanan sehat di rumah, sehingga tercipta generasi "detektif mini" yang cerdas dalam memilih makanan sehat di sekolah.
Mengapa Jajanan Sekolah Perlu Diperhatikan?
Meningkatnya kasus makanan berbahaya di sekolah: Banyak jajanan sekolah mengandung zat-zat berbahaya seperti boraks, formalin, pewarna sintetis berlebihan, dan bahan pengawet ilegal. Boraks, misalnya, adalah bahan kimia yang biasa digunakan dalam industri, tetapi sering disalahgunakan sebagai pengenyal makanan. Formalin, yang seharusnya digunakan untuk mengawetkan mayat, terkadang ditemukan pada produk jajanan seperti tahu dan bakso. Pewarna sintetis berlebihan yang tidak sesuai standar pangan juga sering digunakan untuk menarik perhatian anak-anak. Paparan jangka panjang terhadap bahan berbahaya ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius. Misalnya, kerusakan organ tubuh karena boraks diketahui dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Selain itu, terjadi gangguan perkembangan. Formalin dan zat berbahaya lainnya memengaruhi perkembangan otak anak, terutama jika dikonsumsi pada usia dini. Pewarna sintetis berlebihan dapat memicu kanker jika dikonsumsi terus-menerus dalam jumlah tinggi.
Kurangnya edukasi tentang makanan aman: Anak-anak cenderung memilih makanan berdasarkan warna atau bentuk yang menarik tanpa mempertimbangkan kandungan bahannya. Sayangnya, banyak dari mereka belum memahami pentingnya makanan yang aman untuk kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, edukasi sejak dini merupakan langkah yang penting. Misalnya, anak-anak perlu diberi pengetahuan tentang apa yang membuat makanan aman. Orang tua dan guru bisa menjadi fasilitator dalam menyampaikan informasi ini. Selain itu, program kampanye kesadaran, seperti "Gerakan Makanan Aman" yang digagas oleh BPOM, bisa dijadikan model untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai keamanan pangan di sekolah. Solusi untuk edukasi makanan aman ini dapat dilakukan melalui labelisasi produk dan pengawasan sekolah.
Bagaimana Cara Membedakan Jajanan Sehat dan Tidak Sehat?
Perhatikan warna, bau, tekstur, dan rasa: Makanan yang sehat biasanya memiliki karakteristik warna, bau, tekstur, dan rasa yang alami. Namun, makanan tidak sehat sering dirancang untuk terlihat lebih menarik, terutama bagi anak-anak, dengan penggunaan pewarna, pengawet, dan bahan kimia lainnya.
Makanan dengan warna yang terlalu mencolok cenderung menggunakan pewarna sintetis dalam jumlah berlebihan. Pewarna ini, jika dikonsumsi dalam jangka panjang, dapat memengaruhi kesehatan anak. Pewarna makanan sintetis yang tidak terdaftar di BPOM bisa meningkatkan risiko alergi hingga gangguan perilaku seperti hiperaktif. Makanan sehat memiliki aroma alami yang sesuai dengan bahan dasarnya. Sebaliknya, bau menyengat yang tidak wajar, seperti bau kimia atau asam yang kuat, bisa menandakan penggunaan formalin atau pengawet ilegal. Dari segi tekstur, terlalu kenyal atau keras merupakan tanda bahwa boraks digunakan untuk meningkatkan daya tahan dan elastisitas makanan. Makanan seperti bakso, mi, atau kerupuk sering menjadi sasaran. Sebaliknya, terlalu halus atau lembut menjadi indikasi penggunaan bahan tambahan berlebihan untuk menutupi kualitas bahan dasar yang buruk. Rasa makanan yang sangat tajam, seperti manis atau asin berlebihan, sering disebabkan oleh penggunaan zat aditif dalam jumlah yang tidak sesuai standar. Hal ini juga dapat memengaruhi preferensi rasa anak-anak, membuat mereka lebih memilih makanan dengan kandungan gula atau garam tinggi, yang bisa memicu obesitas dan penyakit kronis di masa depan.
Memeriksa label kemasan: Ini adalah langkah penting untuk mengenali keamanan makanan. Anak-anak dan orang tua perlu diajarkan cara membaca dan memahami informasi pada label kemasan. Misalnya, kenali bahan-bahan berbahaya, perhatikan sertifikasi keamanan, dan jangan abaikan informasi tanggal kedaluwarsanya.
Alternatif Jajanan Sehat dari Rumah
Membawa bekal dari rumah merupakan langkah efektif untuk memastikan anak-anak mengonsumsi jajanan yang sehat dan bergizi. Beberapa pilihan makanan yang mudah dibawa dan penuh nutrisi meliputi buah-buahan segar seperti apel, anggur, atau pisang, yang kaya serat dan vitamin. Sayuran mini seperti wortel kecil atau irisan mentimun juga menjadi camilan sehat yang praktis. Alternatif lain termasuk snack sehat seperti kacang panggang atau roti gandum isi yang mengandung karbohidrat kompleks dan protein, memberikan energi yang tahan lama.
Keuntungan membawa bekal dari rumah pun tidak kalah penting. Selain lebih higienis karena dipersiapkan langsung oleh orang tua, bekal dari rumah memberikan jaminan akan kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan anak. Dibandingkan jajanan di luar yang sering tidak jelas kualitasnya, bekal dari rumah lebih hemat biaya dan memberikan rasa aman bagi orang tua. Makanan dari rumah cenderung memiliki kualitas yang lebih baik dan risiko lebih rendah terhadap penyakit yang disebabkan oleh konsumsi makanan berbahaya. Dengan demikian, anak-anak tidak hanya mendapatkan nutrisi yang optimal, tetapi juga mulai belajar bertanggung jawab atas pilihan makanan mereka.